BAB 5 : Korban Pemerasan

31 5 0
                                    

Note: Dijaman Ambar jadi murid SD, mereka gak main Gadget, tapi mainan paling mahal mereka Gimbot!

 
~~~**♡AmbarSita♡**~~~
 

Keesokan harinya saat akan berangkat kesekolah, Sita berpapasan lagi dengan Ambar dan Ismet. Dia menundukkan kepala dan langsung bergegas meninggalkan kedua anak laki-laki itu. Sesampainya dikelas Ambar memukul kepala Khaidir yang tengah asyik melukis dibelakang buku tulisnya.

"Kenapa sih" kaget Khaidir sambil memegangi kepalanya.

"Balasan yang kemarin! Karena kamu aku dilaporin buk Mun lagi sama pak Bahrun!" bentak Ambar dengan galak.

Khaidir hanya diam. Dari pada melawan lebih baik menghindari Ambar, meskipun hatinya dongkol sekalipun.

Sita terus memperhatikan Ambar yang tengah asyik melihat mainan Gimbot milik Imay yang hari ini sudah kembali kesekolah.

Ambar menarik gim ditangan gadis itu dan memainkannya tanpa rasa bersalah. Seolah-olah itu adalah miliknya. Imay pun hanya bisa pasrah.

"Ada anak baru ya dikelas kita?" tanya Imay melirik kearah Sita yang duduk sendirian dibangku paling belakang.

"Iya, namanya Sita tapi anaknya pendiam banget" jawab Ana.

Saat buk Mun wali kelas mereka masuk, semuanya kembali duduk dibangku masing-masing.

Ambar dan Ismet tidak memperhatikan sama sekali guru berbadan besar itu menerangkan pelajaran Matematika dipapan tulis.

Selesai menerangkan materi buk Mun memberikan tugas dan meninggalkan kelas mereka. Disaat yang lain sibuk dengan tugas. Ambar justru tengah asyik memainkan gim milik Imay tadi.

"Udah siap tugas kalian?" tanya Ujang mendekati kedua orang tersebut.

Ismet hanya menggeleng dan terus memperhatikan Ambar menekan-nekan tombol di gim yang begitu berjaya pada zaman mereka.

"Dikumpul hari ini kapook" tegur Ujang memperingati teman-temannya.

Ambar menyimpan gimnya kebawah meja dan melihat kebelakang. Gadis yang duduk dibelakang mereka ternyata dari tadi ikut memperhatikan permainan yang dimainkannya. Ambar dengan cepat menarik buku tulis Sita yang ada diatas meja. Menyalin semua jawaban gadis itu tanpa meminta izin sedikitpun.

Selesai menyalin semua jawabannya, Ambar meletakkan buku Sita dan kembali melanjutkan permainannya. Ujang tersenyum melihat wajah Sita yang kebingungan dengan sikap tidak sopan dan semena-menanya Ambar.

 
~~~**♡AmbarSita♡**~~~
 

Lonceng jam istirahat sudah dibunyikan, Ambar dan Ismet langsung melesat bak kilat berlari kewarung yang ada didekat sekolah. Saat memilih-milih jajanan tiba-tiba Ambar meletakkan kembali makanan yang sudah dipegangnya.

"Kenapa?" tanya Ismet heran.

"Aku lupa bawa uang"

"Halah lupa! Bilang aja jajan kamu udah dihabiskan tadi pagi kan?!" sanggah Abdul.

"Hehehe" tawa Ambar cengengesan karena sebelum berangkat kesekolah dia memang sudah menghabiskan uang sakunya diwarung yang ada di dekat rumah.

"Minta punya si Thalib aja" usul Ismet menyebutkan nama salah satu murid laki-laki dikelas mereka yang lebih suka bermain dengan anak perempuan.

Ambar berlari lagi bak kilat kembali kekelasnya. Benar saja orang yang dicarinya sedang menikmati mie goreng yang dibawanya dari rumah bersama murid perempuan lainnya, kecuali Sita yang tidak mau diajak bergabung.

AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang