AmbarSita
☆☆☆☆☆
Keesokan harinya Sita memang tidak mau berangkat kesekolah. Semenjak rambutnya dipotong sifat Sita yang pemalu menjadi lebih parah malunya. Bahkan untuk keluar dari halaman rumahnya saja Sita tidak berani."Coba ibuk tanya sama teman-teman Sita, atau guru dikelasnya mungkin aja anak kita emang jadi korban bully teman-temannya disekolah" ujar pak Adam menemui istrinya yang tengah sibuk membereskan kamar.
"Iya, nanti ibu kesekolah di jam istirahat jadi bisa nanya sekalian dengan teman-teman kelasnya Sita"
**AmbarSita**
Jam sepuluh pagi, buk Ita bergegas berangkat kesekolah putrinya. Ambar dan Ismet yang tengah asyik bermain kelereng dilapangan terlihat pucat karena Sita tidak masuk hari ini dan tiba-tiba ibunya datang kesekolah.
"Mampus kita Mbar, gimana ini" bisik Ismet ketakutan.
Ambar menelan ludah, dia lebih panik dari Ismet, karena memang dia lah pelaku yang selalu membuat gadis cantik itu menangis.
"Assalamualaikum buk" sapa buk Ita dengan guru-guru yang tengah asyik mengobrol diruangannya itu.
"Waalaikumsalam, ibuknya Sita ya?" jawab buk Mun yang sudah tahu jika wali murid itu ingin menemuinya.
Buk Mun mempersilahkan buk Ita duduk didepan mejanya.
"Kenapa Sita gak masuk hari ini buk?" tanya buk Mun ramah.
"Aduh.....karena itu saya datang kesini buk. Kemarin dia pulang-pulang nangis, rambutnya kena permen karet" jawab buk Ita yang raut wajahnya terlihat begitu risau.
"Iya ketika saya masuk kelas pagi-pagi Sita nya sudah nangis begitu aja. Saya lihat ternyata rambutnya ada permen karet. Saya tanya ke Sita, tapi dia gak mau jawab siapa pelakunya. Trus saya tanya kenapa nangis dia bilang takut liat wajah teman kelasnya" jelas buk Mun menceritakan kronologi kejadian kemarin kepada buk Ita.
"Takut? Apa anak itu yang nempelin buk?"
"Saya tanya Ambar, jawabnya enggak juga. Saya mau nasehati Ambar kan jadi bingung soalnya Sita gak bilang dia pelakunya"
"Ambar? Ambaaar?" buk Ita langsung berpikir pernah mendengar nama orang yang disebut wali kelas Sita tadi.
"Iya, Ambar emang usil sih anaknya buk. Paling berani juga dikelas"
"Anak buk Khadijah ya?"
"Iya anak buk Khadijah. Tapi Ambar bilang bukan dia pelakunya, mau kita nasihati kan jadi susah juga, nanti Ambarnya merasa disudutkan, coba deh ibu bujuk Sita buat____"
"Udah buk, Sita itu emang begitu. Penakut, cengeng, pendiam juga, pemalu lebih parah lagi. Anak saya karakternya begitu buk, tertutup banget orangnya. Saya pun udah wanti-wanti biar dia mau lebih berani tapi yaa susah, saya juga lelah buat memaksa" keluh buk Ita yang sepertinya juga kebingungan membuat sifat anaknya bisa berubah.
"Sabar buk, nggak apa-apa. Ajak terus buat bergaul, jalan-jalan ketempat yang rami nanti dia akan berubah dengan sendirinya, Insyaallah" kata buk Mun mencoba menenangkan kerisauan hati buk Ita.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmbarSita : The beginning of love [TAMAT]
Ficção AdolescenteKatanya 'Cinta itu gila' dan sialnya Sita salah satu orang yang terkena kegilaan dari cinta tersebut. Banyak dari teman-temannya yang tidak percaya seorang gadis seperti Sita yang terkenal cantik, pendiam, pemalu, pintar, dan tidak suka jadi pusat p...