💞
Alif bekali-kali meminta maaf dan mengucapkan rasa bersalahnya kepada buk Ita. Dia begitu menyesal dan merasa gagal untuk melindungi Sita.
Buk Ita membelai kepala Alif dan tersenyum.
"Nggak apa-apa Lif, ibuk nggak marah. Namanya juga musibah, mana ada orang yang mau mencelakai dirinya sendiri. Yang penting kalian berdua selamat. Sekarang Alif pulang aja ya nak, istirahat di rumah" ujar buk Ita dengan lembut.
"Alif mau nemani Sita buk, boleh kan?" pintanya dengan begitu memelas kepada buk Ita.
Wanita itu menganggukkan kepalanya kemudian membiarkan Sita mengobrol dengan teman-temannya yang baru datang untuk menjenguknya.
Buk Ita kemudian menelfon suaminya, memberitahu jika putri mereka mengalami kecelakaan. Pak Adam sempat panik dan ingin segera pulang ke desa Peringi. Tapi buk Ita langsung mencegah niat suaminya tersebut.
"Sita nggak terlalu parah kok pak, cuma harus dirawat sehari saja. Besok sudah bisa pulang" katanya berusaha menenangkan pikiran pak Adam.
"Ambar pasti ngebut-ngebut bawa motornya!! Bocah kampung itu_______"
"Kok Ambar! Sita kecelakaan bukan dengan Ambar. Tapi teman satu kelasnya, Alif!" potong buk Ita cepat.
"Bapak pikir dengan bocah kampung itu putri kita kecelakaan. Mungkin karena dia nggak pernah naik motor, jadi sekali dipinjemin motor dia nya ngebut-ngebut serasa jadi Valentino Rossi!!" ketus pak Adam yang akhir-akhir ini menjadi sinis jika menyangkut tentang Ambar.
"Bapak kenapa sih pak? Dulu rasanya bapak baik-baik aja sama Ambar. Bapak juga kenal dia, tapi kenapa sekarang jadi sensi sendiri dengan Ambar!" tanya buk Ita kesal.
"Ya nggak kenapa-napa, bapak gak benci kok sama dia" pak Adam berusaha membela diri, meskipun jelas-jelas tadi dirinya langsung menyalahkan Ambar soal kecelakaan putrinya.
"Bapak bilang Ambar bocah kampung?! Lah terus ibuk gimana?! Ibuk kan juga lahir dan besar di desa Peringi!" ujar buk Ita yang masih tetap sewot dengan perkataan suaminya tadi.
"Ya ibuk sama Ambar kan beda! Yaudah kenapa kita jadi ribut gini sih! Jadi Sita nya gimana? Bapak mau ngomong sama putri kita itu" kata pak Adam yang kini gantian berusaha menenangkan istrinya.
Saat buk Ita akan membalikkan badan untuk pergi ke kamar perawatan Sita, ternyata Alif sudah berdiri tepat di belakangnya. Buk Ita sampai memegangi dada saking kagetnya melihat kehadiran Alif tersebut.
"Maaf buk" kata Alif merasa bersalah "Ibuk dipanggil sama perawat" ujarnya lagi memberitahu.
"Haa? Oh....ok ibuk ke sana dulu. Lif tolong kasih handphone ini sama Sita ya. Ayahnya mau ngomong" pinta buk Ita dan menyerahkan handphonenya kepada Alif, kemudian berlalu pergi menemui perawat seperti yang disampaikan oleh Alif tadi.
*****Sita terlihat begitu murung tidur diatas kasur rumah sakit, karna Ambar belum juga datang menemuinya.
"Kata Abdul mereka akan kesini Ta. Selesai Magrib ini deh kayanya. Mereka diantar pake mobil pak Handsome" ujar Khaidir memberitahu gadis itu.
"Ambar ikut kan?" tanya Sita lirih.
"Tadi kata Arul ikut sih, kita tunggu aja. Kalo Ambar nggak kesini, kami yang akan jemput paksa dia buat datang kesini. Sita nggak perlu khawatir" dengan percaya dirinya Khaidiri berusaha meyakinkan Sita. Padahal menyentuh kulit Ambar pun cowok itu belum tentu punya nyali melakukannya.
*****Sehabis sholat Magrib, pak Handsome dan pasukannya akhirnya datang menjenguk Sita yang masih terbaring lemah diatas kasurnya.
"Hahahahaha gimana nak Sita buk? Nggak ada yang patah kan Hahaahaha?" tanya pak handsome dengan buk Ita dan anehnya meskipun dirumah sakit pria paruh baya itu tetap saja tertawa dengan kerasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmbarSita : The beginning of love [TAMAT]
Genç KurguKatanya 'Cinta itu gila' dan sialnya Sita salah satu orang yang terkena kegilaan dari cinta tersebut. Banyak dari teman-temannya yang tidak percaya seorang gadis seperti Sita yang terkenal cantik, pendiam, pemalu, pintar, dan tidak suka jadi pusat p...