BAB 27 : Pendekatan Dan Usaha

13 4 7
                                    

Ambarsita
☆☆☆☆☆

Setelah kejadian waktu itu Ambar tidak pernah lagi melihatkan dirinya dihadapan Sita. Ambar mulai kembali menemui teman-temannya. Ternyata tempat nongkrong teman-teman Ambar pun sudah berganti di balai desa Peringi hilir yang baru dibangun.

Mereka juga tidak lagi main kerumah kak Dian. Soalnya sudah banyak warnet di kota Mandau. Jadi tidak perlu antri nunggu giliran buat main Komputer. Meski masing-masingnya harus meronggoh kocek untuk membayar billing warnet.

"Kamu kemana aja, setiap pulang sekolah langsung ngilang terus!" tanya Ismet sambil menepuk pundak Ambar yang duduk disampingnya.

"Hahaha aku main komputernya dirumah Sita"

"Dasar kamu, gak ngajak-ngajak" kata Ismet lagi.

"Males ngajak lah, ntar ngantri kalo kalian ikutan"

"Enggak tuh kami gak ngantri lagi. Soalnya udah ada warnet di kota, tapi ya harus bayar......" sahut Arul memberitahu.

"Ah kenapa nggak ngomong. Kalo gitu kan aku nggak perlu tekan perasaan tiap datang kerumah Sita" ujar Ambar kesal.

"Emang kenapa?" tanya semua teman-temannya secara bersamaan.

"Si Alif mulutnya kaya babi, Berisik!" sungut Ambar.

"Iyah, aku lihat setelah SMP mereka makin lengket, makin mesra. Tamat sekolah langsung nikah deh tu" umpat Abdul mencemburui kedekatan Alif dan Sita.

Ambar diam mendengar perkataan Abdul, entah kenapa hatinya jadi sakit sendiri membayangkan hal itu.

"Bentar lagi Sita pindah kok" kata Ambar pelan "trus si tiang listrik ditinggal deh" sambungnya lagi sambil tersenyum puas.

"Serius kamu?" tanya Abdul dan Ismet tidak percaya.

"Iyaa! Pak Adam dapat kerjaan diluar negri"

"Enggak! Sitanya nggak mau pindah. Kemarin Alif cerita, dia menyombongkan diri di depan kelas. Katanya Sita nggak mau pindah karena Sita nggak mau berpisah dari dia" Senyum diwajah Ambar langsung hilang mendengar cerita Khaidir tersebut.

"Haaah! Awalnya kami ngak percaya, masa sih Sita suka sama tiang listrik. Tapi waktu ditanya Ana Sita nya ngangguk. Makin besar kepala deh tu si tiang listrik. Dapat pacar cantik, pinter, mana mereka sama-sama tajir lagi!!" Thalib pun ikut-ikutan memberikan gossip tentang dua orang tersebut. Dan hati Ambar semakin nelangsa mengetahui hal itu.

 
~**♡AmbarSita♡**~
 

Sita terlihat murung karena menunggu seseorang yang selalu membuat hatinya risau jika tidak mendengar suaranya.

Gadis itu teringat jika ibunya pernah mengatakan balai desa mereka yang baru dibangun setahun yang lalu sudah dipakai oleh anak-anak desa untuk nongkrong atau berkumpul.

Sita berpikir mungkin Ambar ada disana. Saat Alif datang kerumahnya Sita langsung mengajak temannya itu untuk pergi.

"Kita keliling desa yuk" ajak Sita bersemangat.

Karena cinta tentu saja Alif tidak ingin menolak, sekalian dia beranggapan ini kencan pertama mereka. Keduanya pun akhirnya pergi, saat lewat didepan balai desa Sita mempertajam kedua sorot matanya. Mencari posisi orang yang paling ingin dilihatnya. Dalam sekejap, Sita akhirnya menemukan posisi Ambar yang sedang asyik nongkrong dengan teman-temannya dihalaman balai desa.

"Liat tuh si Alif lewat bareng Sita" bisik Khaidir memberitahu teman-temannya. Semua cowok yang rata-rata teman seumuran mereka kompak melirik kearah dua orang yang disebutkan Khaidir. Termasuk Ambar juga, bibirnya langsung manyun lagi menyaksikan kemesraan Alif dan Sita.

AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang