BAB 4 : Serine Ambulance Bawa Mayat!

31 5 0
                                    

Gambaran desa Peringi hilir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambaran desa Peringi hilir

Sebuah desa yang memiliki tanah yang subur. Dikelilingi oleh sungai yang indah. Di huni oleh makhluk-makhluk teramah sejagat raya.

Kata Ambar : Peringi itu mempunyai planetnya tersendiri!


*****

Pagi ini jalanan desa Peringi hilir sedikit becek karena disirami hujan yang cukup lebat tadi malam. Ismet menunggu temannya didekat pematang sawah. Ambar datang sambil memegang ubi goreng ditangannya, kemudian menyodorkan ubi tersebut kemulut Ismet.

"Tunggu! Aku nyari kerikil dulu" kata Ambar sambil melihat kearea sekitarnya.

"Kamu gak boker lagi tadi dirumah?"

"Enggak. Telat bangun, tadi malam aku dimarah pak Bahrun karena laporan buk Mun"

"Kita hajar si Khaidir ntar" usul Ismet.

Saat itu juga Sita yang akan kesekolah lewat disamping Ambar dan Ismet. Pandangannya terus menunduk tidak mau menatap kearah dua anak cowok itu.

"Ayoo Mbar" panggil Ismet dengan temannya yang masih sibuk mencari batu kerikil.

"Iya tunggu batunya belum nemu, ntar perut aku sakit gimana"

Sita langsung tersenyum mendengar perkataan Ambar. Dia tidak habis pikir kenapa Ambar bisa percaya dengan mitos jika memegang batu maka rasa sakit perut kita akan hilang.

"Diledekin tuh kamu sama anak baru"

"Masaa?"

"Iya! Bahunya turun naik - turun naik waktu kamu bilang sakit perut" ujar Ismet sambil memperagakan gerakan bahu Sita yang tengah menahan tawa tadi.

Ambar langsung berlari mengejar gadis itu sampai-sampai dia lupa jalanan tanah menuju sekolahnya licin dan becek.

"kamuuu!! Huaaaaaa" teriak Ambar sambil menarik tas sekolah Sita, berusaha mencari tompangan agar tubuhnya tidak terpeleset.

Sayangnya tubuh anak gadis itu juga tidak bisa menahannya. Keduanya kompak terjatuh dan masuk kedalam sawah yang ada disamping mereka. Ismet langsung mendekati mereka, dilihatnya wajah Ambar yang pucat menatap Sita.

Dalam hitungan satu, dua, tiga! Sita menangis histeris karena baju sekolahnya kotor semua dengan tanah dan lumpur.

Ambar langsung mendekat dan menutup mulut gadis itu dengan tangannya. Tujuannya sih untuk meredam suara Sita, tapi sayangnya mulut yang tengah menangis itu malah kemasukan lumpur yang menempel ditangan Ambar.

AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang