BAB 56 : SEBUAH PENGAKUAN

24 4 28
                                    

HMMM....HMMM....

SUDAH SAMPE BAB 57 AJA NIH KAMU BACA

SUDAH DI BERI VOTE KAN SETIAP BAB NYA?

KALAU ENGGAK, WAAH TERNYATA KAMU TIPE MANUSIA BANGSAT JUGA YAA
HAHAHAHA

GAK APA-APA DAH
KALAU KAMU SENANGNYA CUMA BACA KARYA ORANG TANPA MAU MENGHARGAINYA DENGAN SEBUAH VOTE YANG GRATIS ITU

AMBAR SITA MAKLUMI KOK

NAMANYA JUGA KAMU MANUSIA BEROTAK SETENGAH KAYA ARUL
YA GAK...
YA GAK...
YA GAK SIH...
😜

TAPI...TAPI...
BUAT YANG UDAH SUMBANGIN VOTE
MAKASIH BANYAK YA
😍

SELAMAT MEMBACA IMAJINASI SAYA YANG SUDAH DITUANGKAN MENJADI SEBUAH KARANGAN NOVEL

Hehehe

~~~♡AmbarSita♡~~~

Ambar sedikit curiga karena Sita tidak kunjung menangis seperti ambulance bawa mayat. Dia berusaha menebak-nebak apa yang ada dipikiran gadis disampingnya itu saat ini.

Ambar akhirnya menoleh saat melihat ada asap rokok yang melayang dari arah sampingnya. Dilihatnya Sita sudah ikut menghisap batang rokok yang sama dengan dirinya.

Kepala Ambar langsung panas dan siap meledak mengetahui hal itu. Ambar mengambil batang rokok yang ada di tangan Sita dengan kasar. Saking emosinya sampai-sampai Ambar lupa jika rokok itu tengah terbakar.

"Aiiiish!!!" umpat Ambar kesal karna hampir saja tangannya tersentuh api rokok tersebut. Ambar kemudian membuang rokok itu.

"Nggak lucu, tahu nggak!!" bentak Ambar dengan keras. Urat syaraf di kepalanya sampai keluar saking marahnya.

Sita tetap anteng dan tidak menangis seperti biasanya meski sudah dibentak oleh Ambar. Gadis itu justru kembali mengambil batang rokok yang baru dan membakarnya lagi.

Ambar kembali merampas rokok yang ada ditangan Sita dan membuang semuanya. Ambar menatap Sita dengan tajam. Entah kenapa Sita begitu berani saat ini. Dia tidak menangis sama sekali bahkan balik menatap Ambar sambil tersenyum sinis.

Ambar diam, kemudian menarik nafas panjang. Rasanya dia ingin berteriak dengan kencang. Ambar begitu marah dengan gadis disampingnya. Seandainya Sita mengeluarkan suara sedikit saja maka Ambar akan ikut mendampratnya balik dengan lebih keras.

Keduanya sama-sama diam. Sita diam untuk menunggu emosi Ambar stabil. Ambar diam karena tidak mau mulut kasarnya keluar menyakiti perasaan Sita. Meskipun Ambar tahu dia yang salah tapi cara Sita yang ikutan merokok tadi membuatnya kesal.

Setelah beberapa menit hening baru akhirnya Sita menangis. Memang hanya air matanya saja yang keluar tapi Ambar bisa tahu karna lengannya ikutan basah terkena airmata gadis itu. Sita menutup wajahnya dengan lengan tersebut.

"Aku jadi malas!" kata Ambar pelan, bahkan suaranya terdengar sangat berat.

"Maaf kalo aku buat kamu marah. Aku cuma mau ngasi bukti aja sama kamu, kalo ancaman aku waktu itu bukan main-main" rengek Sita dengannya.

"YA GAK HARUS GITU JUGA !! "

"Trus kamu maunya gimana? Gimana cara bikin kamu itu nurut Ambar?" rengek Sita semakin kencang, padahal tadi saat di marahi dia bisa tenang sekali.

AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang