💞
Tanggal 30 Mei jam 11 malam,
Ambar akhirnya pulang ke desa Peringi diantarkan oleh Dian dan suaminya. Pak Bahrun mau marah tapi mendengar alasan Dian, anak laki-lakinya itu jadi selamat dari ayunan rotannya pak Bahrun.Keesokannya Ambar sengaja memutar jalan saat berangkat ke sekolah. Ambar tahu Sita pasti sudah menunggunya di tempat biasa dia berdiri saat ini. Ambar belum siap untuk bertemu dengan Sita apalagi harus mendengar suara tangisnya.
"Wah gila kamu captain! Tega sekali dengan kakak Sita yang cantik itu! Dia nungguin kamu di balai desa sampe pagi. Nggak mau pulang! Seandainya buk Ita nggak galak, mungkin kak Sita bakal tetap nungguin kamu disana sampe sekarang!" Cerca Arul memberitahu Ambar ketika teman gantengnya itu baru masuk kedalam kelas.
Ambar hanya nyengir tanpa dosa mendengar perkataan Arul, yang membuat ketiga temannya semakin dongkol dengan sikap Ambar tersebut.
"Kalo nggak sayang, lepas anak gadis orang Mbar! Jangan sakitin perasaan dia!" nasihat Ismet dengan tegas.
"Iya nih, dasar Captain Amerika! Sementang ganteng jadi seenak jidat mempermainkan perasaan cewek. Ingat!! Ganteng itu hanya bonus dari Tuhan Capt! Jangan di pake untuk hal yang tidak baik!" Ujang pun ikut memberi nasihat pada si Captain Amerika, meski Ambar sendiri lebih suka dipanggil dengan sebutan Ultrament.
Ambar menghembuskan nafasnya dengan pelan. Berusaha melepaskan kadar emosi yang ada di dalam hatinya saat ini. Bibirnya dipaksa untuk terus tersenyum meski ketiga temannya itu tidak berhenti menyalah-nyalahkan Ambar.
Saat jam istirahat Ambar tidak beranjak dari bangkunya. Dia masih belum siap untuk menemui Sita di kelasnya. Ambar memilih merebahkan badannya diatas meja. Ismet, Arul dan Ujang mulai berdiri dari bangku mereka masing-masing.
"Kamu nggak ke kelas Sita?!" tanya Ismet galak.
"Enggak. Kan Sita udah sembuh, kenapa aku masih harus ke kelas dia" jawab Ambar tidak bersemangat.
"Yaudah kantin deh kalo gitu, ayoo aku lapar nih" ajak Arul dan mulai berjalan keluar kelas, disusul dengan Ujang dibelakangnya.
"Kalian aja, aku lagi nggak nafsu makan"
Semua teman-teman Ambar kompak menghentikan langkah kaki mereka mendengar jawaban Ambar barusan. Seorang Ambar mengeluh tidak nafsu makan?! Tentu saja itu menjadi hal yang aneh menurut mereka.
"Aduuuhh titisan dajjal mulai nggak nafsu makan guys. Kita musti hati-hati nih, itu tandanya dia sudah menunjukkan gejala-gejala kebangkitan!" ucap Arul dramatis.
Ismet sampai merinding mendengar perkataan Arul tersebut.
"U-udah!! Mending kamu temui Sita gih. Selesaikan____" perkataan Ismet terhenti karna orang yang baru disebut namanya sudah muncul di depan kelas mereka.
Wajah gadis itu terlihat begitu lesu dan pucat. Matanya juga sembab. Entah berapa lama Sita menghabiskan harinya untuk menangisi seorang Ambar.
Semua teman-teman Ambar langsung keluar secara beraturan dari dalam kelas, meninggalkan dua sejoli itu untuk berbicara. Ambar juga yang tadinya merebahkan badannya diatas meja langsung duduk rapi seketika.
Sita berjalan menuju kebangku Ambar yang ada di urutan nomor dua paling belakang. Saat sudah berdiri dihadapan Ambar, air matanya langsung mengalir begitu saja.
"Mau bolos hari ini?" tanya Ambar dengan lembut. Ambar pun tengah berusaha untuk mengatur pikirannya yang masih kacau.
Sita hanya diam dan terus menangis dalam mode silence. Cowok itu akhirnya berdiri dari bangkunya membawa Sita ke jendela di samping kelasnya. Ambar kemudian meminta Sita untuk melompat keluar dari jendela tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmbarSita : The beginning of love [TAMAT]
Novela JuvenilKatanya 'Cinta itu gila' dan sialnya Sita salah satu orang yang terkena kegilaan dari cinta tersebut. Banyak dari teman-temannya yang tidak percaya seorang gadis seperti Sita yang terkenal cantik, pendiam, pemalu, pintar, dan tidak suka jadi pusat p...