BAB 75 : 30 MEI TERAKHIR?

13 4 25
                                    


💝

Memasuki bulan kelima di semester kedua ini. Bulan yang begitu special untuk Sita karna kekasih hatinya akan berulang tahun yang ke 17.

"17 tahun! Umur segitu sudah bisa nikah sayang!" gumam Sita sambil tersenyum bahagia saat melihat applikasi kalender di handphonenya.

Ini juga tahun kedua bagi Sita merayakan ulang tahun Ambar sebagai sepasang kekasih yang terkena candu asmara.

Setiap Ambar berulang tahun memang selalu Sita yang heboh. Dia akan sibuk mencari ide untuk merayakan ulang tahun Ambar. Bahkan Sita lebih peduli dengan tanggal 30 Mei dari pada ujian nasional yang akan dijalaninya minggu depan.

Pak Adam, Rio dan Alif yang selalu sibuk menanyakan apa dan dimana Sita ingin melanjutkan kuliahnya, tidak dijawab sama sekali oleh gadis itu. Hati Sita sudah mantap untuk sekolah sampai SMA saja!!

Tanggal 27 Mei, Sita sudah menyusun rencana untuk merayakan ulang tahun Ambar bersama teman-teman pacarnya itu.

Dan untuk pertama kalinya, Sita sampai harus menelfon Ismet. Membicarakan dengan cowok itu tentang rencana yang sudah dibuatnya secara matang.

Ismet sampai kaget saat mengangkat panggilan Sita yang menelfonnya di malam hari.

"Maaf ganggu ya, Ismet belum tidur kan? Ismet masih di balai desa?" tanya Sita dengan ramah di dalam telepon.

"Su-sudah pulang, Ambar juga tadi nggak pergi ke balai. Ada apa nih... Tum-tumben Sita nelfon malam-malam begini" jawab Ismet gugup, karena dia masih tidak percaya gadis cantik itu yang menghubunginya.

"Ambar nggak ke balai malam ini? Tumben? Oh ya Met, bentar lagi kan Ambar ulang tahun. Jadi Sita mau kita ngerayain ulang tahun Ambar bareng kalian. Mau nggak?" ujar Sita menyampaikan maksud dan tujuannya menelepon cowok itu.

"Haaa?" Ismet langsung kaget mendengar ajakan Sita barusan.

Ismet tidak menyangka jika gadis yang dikenalnya begitu pendiam dan tertutup itu benar-benar sudah berubah. Bahkan dia bisa mendengar suara Sita berbicara cukup banyak malam ini.

"Maa-mau lah!! Tapi....Sita yakin nih ngajakin kami? Soalnya, ya...ya... Sita kan suka ma..ma... maksudnya Sita nggak suka keramain" kata Ismet yang cara berbicara sudah seperti Azis gagap malam ini.

"Yakin Met. Oh ya, kira-kira Ismet tahu nggak Ambar itu butuhnya apa sekarang? Sita masih bingung mau ngasi kado apa ke Ambar. Soalnya setiap kado yang Sita kasi selama ini nggak pernah di pake sama Ambar. Padahal Sita pengen lihat Ambar make kado dari Sita itu Met" ujarnya dengan nada yang terdengar sedikit kecewa.

"Kado ya? Yang dipake sama Ambar? Gimana kalo jersey Juventus aja, pasti dia pake kalo main futsal nanti" usul Ismet memberinya saran.

"Kemarin aja Sita ngasi sepatu bola ke Ambar. Tapi mggak dipake juga tuh sama dia! Apalagi Sita nggak suka sama Jersey Juventus, jelek! Kaya Zebra! Yang lain aja Met" sanggah Sita meminta saran yang lainnya.

"Hahaha dengar sama Ambar bisa marah dia tuh. Klub kebanggaan dia di hina. Jadi apaan ya? Atau buku gambar sama pensil aja, Ambar kan hobby nya ngelukis tuh" usul Ismet lagi.

"Jangan hadiah yang murahan Met. Nggak ada yang lebih mahalan dikit" dan tentu saja Sita lebih menolak lagi saran kedua Ismet tersebut.

Cowok itu langsung bergidik ngeri mendengar perkataan Sita.

'Mahal?!' Pikir Ismet dalam hatinya.

Sedari tadi sarannya selalu dibantah oleh gadis cantik itu. Ismet pun jadi kebingungan ingin memberi usul apalagi karna yang dia tahu teman akrabnya itu hidupnya sederhana dan tidak suka kemewahan.

AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang