BAB 29 : Ambar Menghilang

13 4 9
                                    

AmbarSita
☆☆☆☆☆

SEBELUM BACA NOVEL INI JANGAN LUPA KALIAN TEKAN TOMBOL VOTE DI POJOK KIRI BAWAH
OKE

TERIMA KASIH

~~*Ambarsita*~~

Sebelum magrib Ambar dan semua teman-temannya membubarkan diri pulang kerumah masing-masing. Perjalanan menuju kerumahnya Ambar berpapasan dengan Alif dan Sita. Kedua orang itu terlihat tengah asyik mengobrol.

"Haiii tiang listrik?" sapa Ambar dengan orang yang berdiri disamping Sita tersebut.

Alif hanya diam, Sita pun demikian.

"Sombong banget! baru jadi tiang listrik aja belagu, apalagi kalau jadi tower!" ledek Ambar lagi.

Alif mulai terpancing emosi, tapi Sita langsung menarik tangan Alif sebelum baku hantam diantara keduanya kembali terjadi.

"Udah nggak usah didengerin" kata Sita dengan suara pelan.

Meskipun pelan tapi Ambar mendengar apa yang dikatakan oleh gadis itu. Telinga Ambar memang terkenal nyaring dari dulunya.

"Sita.....besok aku makan dirumah kamu ya. Suruh ibuk kamu masak ayam balado lagi" kata Ambar berusaha pamer dengan Alif. Memberitahu cowok tinggi itu jika dia dan Sita juga berteman akrab. Bahkan Ambar sering diajak Sita makan dirumahnya.

Namun sayang niat pamer Ambar tidak direspon baik oleh Sita. Gadis itu hanya diam, gadis itu juga tidak menatap Ambar. Keberanian Sita untuk mengobrol dan memandangi Ambar seperti beberapa hari yang lalu hilang begitu saja.

"Jangan keseringan ngasi makan orang miskin yang belagu kaya dia!" ujar Alif ketus.

Entah kenapa Sita justru menganggukkan kepalanya menjawab perkataan Alif. Ambar meneguk ludahnya, tiba-tiba hatinya terasa perih.

"Hahaahah" Ambar tertawa, tidak jelas karna hal apa. Kemudian kabur dari hadapan kedua orang tersebut.

"Kamu nggak boleh ngomong gitu Lif!! Aku nggak suka kalau kamu ngomong Ambar miskin" bentak Sita kepada Alif saat Ambar sudah menghilang. Alif hanya bisa diam, karena baru kali ini dirinya dimarahi oleh Sita.

~**♡AmbarSita♡**~

Sepulang sekolah Sita kembali menunggu Ambar dipinggir jalan rumah mereka. Kali ini Sita berpikir dia tidak perlu berbohong untuk mengajak Ambar kerumahnya, karna kemarin Ambar sendiri yang minta dibuatkan ayam balado dan Sita sudah menyuruh ibunya untuk memasakannya. Saat melihat Ambar pulang Sita langsung memanggil cowok itu.

"Ambar.... Ibuk aku udah masakin yang kamu minta kemarin" ujar Sita sambil berjalan mendekatinya.

"Haaa? Yang mana nih?" tanya Ambar pura-pura lupa.

"Ayam balado, kan kemarin sore kamu minta itu" ujar Sita berusaha mengingatkannya.

"Oh itu, bener dibuatin ya? Waah buk Ita baik banget sih. Tunggu ya aku ganti baju ke rumah dulu" pamit Ambar dengan cepat dan berlari pulang kerumahnya.

Biasanya Sita juga ikut masuk kerumahnya untuk mengganti pakaian, setelah itu menunggu Ambar diruang tamu.

Tapi kali ini tidak, Sita ingin menunggu Ambar ditempat mereka bicara tadi. Sita merasa bersalah atas sikapnya kemarin sore dan ingin meminta maaf kepada Ambar.

Entah kenapa Ambar datang cukup lama kali ini. Sita melirik kearah jam di tangannya. Tidak terasa sudah hampir 20 menitan gadis itu berdiri di pinggir jalan.

Buk Ita pun memanggil Sita untuk masuk kedalam rumah. Tapi gadis itu masih ingin menunggu. Sita begitu menyesali sikapnya kemarin, sudah berkali-kali dirinya bersikap cuek kepada Ambar saat mereka berada didekat Alif.

Sayangnya orang yang sedang ditunggu Sita justru posisinya baru sampai di balai desa. Ambar sengaja tidak melewati rumah Sita dan lebih memilih jalan di belakang rumahnya agar tidak berpapasan dengan gadis itu.

"Kenapa kamu ngos-ngosan?" tanya Ismet heran.

"Haaah.... Aku mutar jalan noh, capek banget" jawab Ambar berusaha mengatur jalan nafasnya.

"Kenapa enggak lewat di jalan biasa?" tanya Abdul.

"Malas ketemu Sita" kata Ambar sambil mengambil posisi duduk disebelah Ismet.

"Malas? Bukannya kerjaan kamu palakin Sita?" tanya Abdul lagi yang semakin kebingungan.

Ambar langsung memukul kepala temannya yang sudah 3 kali tinggal kelas itu "Enggak!! Aku kesal banget sama dia sekarang. Sementang pak Bahrun miskin, dianya jadi ketagihan ngasi aku makan. Padahal pacarnya udah ngelarang!" sungut Ambar kesal.

"Halaah....kan kamu yang minta! Nggak mungkin Sita nawarin terus-terusan gitu!" ledek Ismet tajam.

"Hmmmm.....Iya juga sih hahaha" kata Ambar lagi sambil mentertawai kebodohannya sendiri.

~*AmbarSita*~

Sita masih awet menunggu Ambar di pinggir jalan depan rumahnya. Sesekali gadis itu mengintip rumah Ambar dari kejauhan. Tidak ada orang sama sekali didepan rumah kayu tersebut. Buk Khadijah dan suaminya sudah pasti sedang di sawah mereka saat ini. Hening juga pergi bermain dirumah temannya Suci, adiknya Khaidir.

Sita menangis, hatinya benar-benar kecewa sekaligus marah menyadari jika dirinya sudah dibohongi Ambar. Sampai kapan pun Sita menunggu, yang namanya Ambar tidak akan pernah muncul.

Setelah kejadian itu, Ambar kembali menghilang dari hadapan Sita. Kali ini memang Ambar yang sengaja tidak memperlihatkan dirinya. Ambar berusaha untuk terus menghindar.

Bahkan cowok itu rela memutar setiap jalan yang biasa dilaluinya agar tidak bertemu atau berpapasan dengan gadis cantik itu. Ambar benar-benar kesal, malu juga, dikatain miskin itu tidak pernah terdengar menyenangkan!


~**♡AmbarSita♡**~


Sudah hampir dua minggu, suara Ambar dan wajahnya begitu dirindukan oleh Sita. Gadis itu jadi rajin duduk diteras rumahnya. Menunggu dengan penuh harap, semoga saja orang yang paling dirindui nya itu bisa muncul meskipun hanya sekedar lewat.

"Heee... Kenapa kamu jadi rajin duduk diluar? Ibuk kalo liat kamu duduk lama di depan sini jadi agak gimana gituuu....senang bawaannya. Lagi nungguin Alif ya?" tanya buk Ita ikut duduk disamping putrinya.

"Buuuk, ada liat Ambar nggak? Udah dua minggu Ambar menghilang, kaya dulu lagi" tanya Sita lesu.

"Ambar? Emang kenapa sih, hobbi banget kamu liatin dia. Ambar masih ada! Main sama teman-temannya di balai desa. Kan sudah ibuk bilang makanya kamu itu keluar! Ikut gabung sama anak-anak disini. Ini mah enggak, kerjaan kamu didalam rumaaaaaah mulu, kalo ada Alif baru deh keluar itu pun cuma duduk di depan teras. Tahu nggak sih....warga disini masih banyak yang nggak tahu kalau ibuk punya anak gadis, karena_____"

Sita kabur begitu saja meninggalkan ibunya. Hatinya sedang risau memikirkan Ambar tapi buk Ita malah nyinyirin tentang sosialisasinya.

"Apa harus ke balai desa ya?" gumam Sita pelan sambil duduk diatas kasur. Memperhatikan lukisan yang masih tertempel dengan rapi di dinding kamarnya.

 Memperhatikan lukisan yang masih tertempel dengan rapi di dinding kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang