JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE CERITA INI
Note : SILENT READERS Itu tidak sehat untuk sebuah karya penulis yang masih amatiran.
Beri mereka sedikit apresiasi VOTE yang gratis itu ya
"Selamat membaca"
AmbarSita
☆☆☆☆☆Sita duduk diatas kasurnya sambil memandangi semua lukisan-lukisan yang pernah dibelinya dari Ambar. Sudah beberapa hari dia hanya bisa menatap Ambar dari jauh sebelum berangkat kesekolah. Soalnya Ambar tidak mempan lagi dibujuk dengan kue atau makanan.
Memandangi punggung Ambar saja dari belakang, membuatnya tidak puas. Sita ingin mendengar suara Ambar. Bukan suara! Entahlah, dia sendiri tidak tahu alasannya tidak puas.
"Sita...... diluar ada Alif tu" panggil buk Ita dari depan pintu kamarnya.
Sita langsung keluar dari kamar sambil meneteng buku pelajaran. Minggu depan mereka sudah ujian nasional. Saat itu nilai UN masih menjadi penentu lulus/tidaknya menuju ke tingkatan sekolah selanjutnya.
"Kita belajarnya dirumah aku aja yuk, gimana? Ayah aku pulang sekarang" ujar Alif berharap Sita mau menerima ajakannya.
"Emang aku boleh maik kerumah kamu?" tanya Sita ragu.
"Ya boleh lah, ayahku juga penasaran sama kamu, soalnya aku sering ceritain kamu sama dia"
Sita tersipu malu mendengar perkataan Alif, gadis itu kemudian mengangguk setuju. Mereka langsung pergi kerumah Alif menggunakan sepeda. Saat diperjalanan didepan rumah pak Sayuti, Alif menghentikan sepedanya.
"Kalian nggak belajar? kan bentar lagi mau ujian" kata Alif memarahi Khaidir dan Thalib yang sedang asyik duduk bersantai dengan teman-temannya.
Keduanya hanya diam, takut menjawab pertanyaan Alif. Yang mengeluarkan suara justru anak yang sudah tinggal kelas sebanyak 4 kali, Abdul!
"Sitaaaa mau belajar ya?" tanya Abdul ramah. Sita hanya menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Abdul.
"Iih Sita kok maunya ngomong sama Alif aja sih. Kan kami ini juga teman Sita" ujar Ismet kesal, karna sifat Sita masih tidak berubah meskipun mereka sudah cukup besar sekarang.
"Iya sama aku juga" sahut Arul ikut-ikutan. Padahal bocah kurus itu tidak pernah menjadi teman kelas Sita.
"Sama aku enggak tuh, Sita mau kok ngomong dengan aku, iya kan?" sahut Ambar percaya diri, mengerlingkan kedua bola matanya agar Sita mengangguk setuju.
Namun sayangnya gadis itu tidak merespon ucapan Ambar. Bahkan kepalanya pun juga tidak bergerak. Bukan karena tidak setuju dengan ucapan Ambar barusan. Hanya saja Sita malu, Ambar bicara di depan banyak orang.
Semua langsung terdiam memandangi wajah polosAmbar yang masih cengengesan meski ucapannya tidak dijawab.
"Dasar orang bego!!" umpat Alif tajam kemudian kembali mengayuhkan sepedanya membawa Sita pergi dari sana.
"Rasanya mulut si Alif pengen aku gosokin ke aspal!" ujar Ismet kesal karena temannya baru saja dikatain.
Ambar hanya diam, senyumnya juga berangsur hilang sambil memandangi Sita yang makin lama semakin menjauh bersama Alif.
~**AmbarSita**~
Setelah ujian Nasional kelas 6 selesai, kini giliran murid-murid lain yang harus menghadapi ujian kenaikan kelas, begitu juga dengan Ambar cs.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmbarSita : The beginning of love [TAMAT]
Teen FictionKatanya 'Cinta itu gila' dan sialnya Sita salah satu orang yang terkena kegilaan dari cinta tersebut. Banyak dari teman-temannya yang tidak percaya seorang gadis seperti Sita yang terkenal cantik, pendiam, pemalu, pintar, dan tidak suka jadi pusat p...