BAB 63 : DAN MASIH DI TANGGAL 31 MEI !

19 4 11
                                    

SELAMAT DATANG DI BAB 64

TULISAN INI  BERDASARKAN SUDUT IMAJINASI KU

SILAHKAN BACA

~~~♡AmbarSita♡~~~


    Sita benar-benar ingin menemui Ambar malam itu juga. Tapi jika malam minggu maka Ambar nongkrong bersama teman-temannya bisa sampai larut malam. Ambar akan pulang kerumahnya jam 2 pagi, setelah selesai menonton bola atau kegiatan lainnya.

Harap maklum, namanya juga anak-anak cowok.

Sita tidak bisa tidur sama sekali, pikirannya ingin secepatnya pagi agar bisa menanyakan langsung dengan Ambar maksud status yang dibuat Thalib kemarin.

"Kamu mau kemana?" tanya buk Ita saat pulang dari sholat subuh di mushola.

"Kerumah Ambar!" jawab Sita singkat.

Buk Ita langsung menarik tangan putrinya itu. Dilihatnya mata Sita bengkak seperti orang yang habis menangis semalaman.

"Kenapa? Kalian ribut? Subuh-subuh kerumah cowok! Pak Bahrun bakal mikir kamu gila nanti! Udah, jam delapan aja kesana kalau bapak sama ibuknya sudah berangkat kerja!" bentak buk Ita dan membawa Sita kembali masuk kedalam rumah.

Sita terpaksa menuruti perintah ibunya. Gadis itu kembali masuk ke dalam kamar, melanjutkan nangisnya yang bersambung sisa tadi malam.

Sedangkan Ambar sampai detik ini benar-benar tidak tahu jika sebentar lagi Sita akan menghujaninya dengan suara rengeknya yang berisik.

Cowok itu masih tenang dan damai dengan dunianya. Selesai menjalankan kewajibannya kepada sang pencipta, Ambar tidur kembali. Malahan hatinya tengah bahagia. Soalnya Juventus juara tepat dihari ulang tahunnya.

Pukul 8 pagi Suci datang kerumah Hening. Mereka akan pergi kerumah kak Dian hari ini. Di jam yang sama Sita tidak bisa lagi menunggu sampai Ambar yang lewat di depan rumahnya, dia harus datang kerumah cowok itu.

Lagipula pak Bahrun dan buk Khadijah juga sudah pergi ke sawah. Jadi Sita akan bebas untuk mengintrograsi anak laki-laki mereka. Saat sampai di depan pintu rumah Ambar, Jantung Sita langsung berdetak kencang karena melihat seorang gadis yang cukup asing baginya berada di dalam ruang tamu rumah Ambar.

"Eh kak Sita, Kenapa kak? Mau ketemu bang Ambar ya?" sapa Hening menyambut kedatangannya.

"Iyaa, bang Ambarnya ada?" tanya Sita pelan.

"Ada, tunggu ya kak, Hening bangunin dulu" ujar Hening dan langsung pergi ke kamar abangnya.

Seandainya Suci tetap duduk ditempatnya, tidak menghampiri Sita dan mengenalkan diri. Mungkin Sita tidak akan pernah tahu jika teman Hening itulah orang yang sudah mematahkan hatinya.

"Masuk dulu kak, kakak teman sekelasnya bang Khaidir kan?" tanya Suci dengan sangat sopan.

Mendengar pertanyaan gadis itu, darah Sita semakin berdesir kencang di dalam tubuhnya.

"Kamu yang adiknya Khaidir itu?" tanya Sita sinis.

Suci langsung menganggukkan kepalanya sambil tersenyum sumringah.

"Iyaa kak. Kenalkan, Suci" ujar gadis manis itu dan menyodorkan tangannya kepada Sita.

Sita hanya diam dan terus menatap Suci tajam. Sorot matanya menunjukkan bahwa dia ogah menjabat tangan gadis itu.

Hati Sita yang memang sudah panas semakin panas lagi melihat senyum diwajahnya. Sepertinya tanggal 31 Mei memang hari yang selalu sial bagi Sita.

Setelah dibangunkan adiknya Ambar keluar dari kamar. Dilihatnya Suci dan Sita sudah berdiri hadap-hadapan. Padahal arwah Ambar belum terkumpul semua.

AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang