AmbarSita
*****Sebelum berangkat ke Jakarta mengikuti Olimpiade, Sita ingin memuas-muaskan matanya untuk melihat Ambar terlebih dahulu. Agar pikiran dan hatinya bisa tenang meninggalkan pujaan hatinya yang nakal itu selama 10 hari lamanya.
Seperti biasa, meminta waktu Ambar itu sulitnya bukan main! 'Aku main futsal, aku mau ke warnet, aku mau ngumpul, aku mau... aku mau...' segudang kegiatan Ambar yang sulit dicegah oleh Sita.
Tapi karna dua hari lagi Sita akan absen menjadi pengamat setianya Ambar. Maka Sita sedikit memaksanya, gadis itu bahkan sampai berbohong jika dia ingin bantuan Ambar untuk dibuatkan gambar lagi. Ambar pun dengan terpaksa mau membantunya. Keduanya pergi ke sungai indah tempat mereka biasa duduk.
"Gambar apaan?" tanya Ambar sambil terus memakan beng-beng yang ada ditangannya.
"Lukisin aku dengan pemandangan bagus ditempat ini dong" pinta Sita dengan lembut.
"Gak bisa" jawab Ambar tegas dan menyodorkan sampah plastik beng-bengnya kepada Sita.
"Kenapa nggak bisa?" tanya Sita yang raut wajahnya berubah kecewa.
"Yang cantik sama menawan itu sulit buat aku lukiskan"
Sita langsung tersipu malu mendengar jawaban Ambar. Dulu Ambar juga pernah memberikan jawaban yang sama kepadanya.
"Yaudah terserah deh gambar apa aja yang sesuai dengan kemauan kamu"
Ambar diam sejenak, kemudian mulai menggerakkan pensilnya. Saat melukis Ambar selalu berubah menjadi tenang, kalem dan konsentrasi. Sita begitu puas memandangi wajahnya yang tampan. Gadis itu tersipu malu dengan sendirinya menatap Ambar.
Kali ini Ambar melukis cukup lama tidak seperti biasanya. Bahkan sudah memakan waktu sekitar 15 menit tapi Ambar masih asyik menggoyang-goyangkan pensilnya diatas buku gambar Sita.
30 menit kemudian Ambar masih sibuk dengan buku gambarnya. Sita pun tidak berhenti menatap Ambar, tapi dalam pikirannya juga bertanya 'Kenapa Ambar begitu lama melukiskan sesuatu untuknya' tidak seperti biasanya.
Sita akhirnya memberanikan diri untuk duduk lebih dekat dengan Ambar. Dia ingin melihat apa yang dilukis oleh Ambar. Mata Sita langsung membulat besar memandangi buku gambar yang dipengang Ambar. Sudah lebih dari setengah jam, ternyata Ambar hanya mencoret-coret buku gambarnya saja.
"Looh Aku pikir kamu udah mulai menggambar" ujar Sita kaget.
Ambar hanya tersenyum dan memandangi wajah Sita dengan lekat. Senyumnya begitu manis sambil memperlihatkan lesung pipinya.
"Udah belum?" tanya Ambar dengan santainya.
"Haa? Kan aku yang harusnya nanya, kamu gak ngegambar apa-apa dibuku itu" tanya Sita semakin kebingungan.
"Kamu nya udah puas belum liatin aku?" tanya Ambar sekali lagi.
Sita langsung menutup mulut dengan kedua tanganya sekaligus menutupi rasa malunya. Bagaimana Ambar bisa tahu alasan dia meminta bantuan membuat gambar kepada Ambar sebenarnya ada maksud tertentu. Ambar kembali tersenyum dan menyerahkan buku gambar ditangannya kepada Sita.
"Kalo udah, yuk pulang" ajak Ambar dan mengulurkan tangannya kehadapan Sita.
"Gam......gambar nya kan belum siap" ujar Sita gugup.
"Coba lihat di halaman samping"
Sita langsung melakukan perintah Ambar. Wajahnya berubah pucat saat melihat lukisan wajahnya yang begitu indah digambarkan oleh Ambar. Rasanya hasil karya Ambar sudah layak disandingkan dengan para pelukis-pelukis professional.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmbarSita : The beginning of love [TAMAT]
Novela JuvenilKatanya 'Cinta itu gila' dan sialnya Sita salah satu orang yang terkena kegilaan dari cinta tersebut. Banyak dari teman-temannya yang tidak percaya seorang gadis seperti Sita yang terkenal cantik, pendiam, pemalu, pintar, dan tidak suka jadi pusat p...