03

2.9K 479 33
                                    

"PUTIH dan hitam, baik dan buruk, pahala dan dosa ..."

Perlahan, gadis itu membuka mata indahnya. Kulitnya pucat dan rambutnya yang hitam pendek sedikit kusut. Bola matanya memperhatikan langit-langit ruangan yang ditempatinya.

Langit-langitnya seperti triplek, tapi tampaknya menggunakan bahan yang kuat. Ia meremas pelan seprai kasur yang menjadi alas tubuhnya.

"Myoui Mina," ucapnya pelan, nyaris berbisik.

Ia kemudian tersentak dan bangun dari posisi tidurnya. Ia memperhatikan sekitar kamarnya yang cukup luas dengan isi seadanya itu.

Dalam ruangan yang bisa memuat 5 ranjang itu tak banyak benda. Ada nakas putih di samping ranjang dengan vas bunga lily putih di atasnya, ada lemari tinggi, permadani kecil, serta dindingnya yang seperti terbuat dari kayu itu ditempeli beberapa lukisan.

Oh, ada juga pintu di sebelah lemari yang sepertinya pintu kamar mandi.

Gadis itu turun dari ranjang, mendongak pada sebuah lukisan.

Lukisan seekor angsa putih di tengah danau biru kelam. Kabut misterius tersapu rapi, membuat Mina memicingkan matanya entah mencari apa.

Cklek!

Gadis itu langsung menoleh begitu mendengar gagang pintu kamar diputar. Di ambang pintu yang terbuka, tampak seorang gadis berambut blonde panjang yang memasang wajah terkejut tak jauh dengan dirinya.

"Eoh ... Lo kenal gue?" tanya gadis itu padanya, tampaknya sedikit siaga.

Mina menggeleng pelan, tatapannya kini berubah tenang seperti biasa. "Nggak, gue nggak ingat apa-apa."

Gadis itu melebarkan kedua matanya. "Nah, i-iya kan?!" ia memasang wajah terkejut bercampur syukur.

"Lo juga?"

Gadis itu mengangguk. "Gue cuma inget nama gue Park Roséanne, umur 18 tahun, cantik—" ia buru-buru menutup mulutnya.

Mina tersenyum kalem. "Gue Myoui Mina, umur kita sama," ujarnya.

Rosé menurunkan tangannya perlahan dan ikut tersenyum. "Sorry, gue curigaan orangnya hehe," ujarnya terkekeh.

"Prancis atau Rusia?" tanya Mina tiba-tiba, membuat Rose menaikkan kedua alisnya.

"Eh? Kok lo ..."

"Prancis atau Rusia?" ulang Mina tanpa mengubah ekspresi wajahnya yang datar.

"Mm, Rusia," ucap Rose tersenyum mengernyit. "Kok lo tau?"

Mina mengukir senyum. "Pelafalan lo mirip-mirip Prancis dan Rusia. Makanya gue tanya, Prancis atau Rusia," jelasnya.

"Ah, kedengaran ya," ucap Rose, menutup mulutnya malu. "Rusia, tapi gue juga bisa Prancis. Sebenarnya gue juga ada darah Australia, cuma dari buyut."

Mina menaikkan satu alisnya. "Keliatannya lo ingat banyak ya?"

Rose tampak terkejut, tapi kemudian kembali tenang dengan alis berkerut. "Iya juga ya? Lo gimana?"

Mina terdiam sesaat, kemudian melewati Rose keluar dari kamar. Rose mengikutinya, keduanya berdiri di depan kamar. Mina menoleh ke kanan dan ke kiri, lorong gelap bernuansa kayu yang juga punya enam kamar lainnya.

"Gue tadi dari kamar sebelah lo," ucap Rose.

Mina berdiri di tengah-tengah, menghadapi lorong gelap di hadapannya. Ah tidak, ada tirai merah yang menutupinya.

Ada semburat cahaya yang datang dari ventilasi sebelahnya, tapi tetap saja gelap.

Bukan sekedar gelap, rasanya ada seseorang atau "sesuatu" yang menatap mereka di balik tirai merah menyala itu.

WHITE APRIL • 97line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang