"HAH? Beneran?" pekik Chaeyeon sambil menerima beberapa helai daun mint dari tangan Mingyu. Rencananya daun itu akan dicampur dengan cokelat panas.
Mingyu yang baru saja menceritakan tentang Mina dan Jungkook terkekeh. "Iya! Gue bisa liat Mina yang kayak malu-malu gitu," balasnya.
Chaeyeon menuangkan air panas ke dalam gelas berisi bubuk cokelat. "Apa waktu di depan jendela patri itu ya? Jam masuk kita ke lorong masing-masing," tebaknya. Ia ingat sebelum masuk ke lorong, ia sempat menoleh ke belakang dan melihat Jungkook yang memandang Mina dengan cara yang tak biasa.
"Iya paling, soalnya mukanya Jungkook agak aneh pas balik," balas Mingyu menyengir, merasa bangga membagikan info itu. Ia sendiri tak menyangka Jungkook akan bersama Mina, padahal anak itu tahu kalau Eunha menaruh rasa padanya.
Mingyu membungkuk ke jendela oven dengan sebuah roti terpanggang di dalamnya. "Udah matang lho, Chae," lapornya.
"Hm?" Chaeyeon menoleh ke arahnya dan mendekat ke oven, ikut membungkuk di sebelah Mingyu. Keduanya sama-sama mengenakan celemek berwarna pink. "Masih empat menit lagi kok," ujarnya.
Mingyu meliriknya, bertepatan ketika Chaeyeon menyelipkan anak rambutnya ke belakang.
"Cantik," ucap Mingyu terkejut, buru-buru berpaling dari Chaeyeon.
"Hah?" Chaeyeon mengernyit ke arahnya.
Mingyu mengetuk-ngetuk kaca oven. "Itu lho ... Padahal rotinya udah cantik ... Apa namanya? Banana toaf?"
Aman! Syukur Mingyu.
"Banana bread loaf," koreksi Chaeyeon, tersenyum pada roti itu seolah menatap anaknya sendiri. Ia kemudian berkata dengan nada rendah yang diucapkan tanpa sadar. "Itu ... Kue terakhir yang gue buat sebelum akhirnya ketangkap."
Chaeyeon terkejut, mengatupkan mulutnya dan memandang Mingyu yang menaikkan alisnya sebelah. Ia refleks menyengir. "Hehe, ya gitu deh," ia akhirnya berjalan canggung ke meja di mana ia menyiapkan nampan dan susu cokelat.
Ketangkap? Maksudnya dipenjara? Mingyu memandang punggung Chaeyeon, lalu menggeser bola matanya ke arah lain. Di dekat oven, ada sebuah novel bercover hitam. Mingyu membaca judulnya, Tokyo Zodiac Murder.
Bahkan Chae yang semanis itu bisa jadi penjahat ...
"Chae, gue duluan ya! Mau mandi!" Pamit Mingyu sembari melepaskan celemeknya dan menggantungnya.
"Okey! Makasih ya Ming!" seru Chaeyeon dengan senyum merekahnya.
Aju nice, sekarang teh lima sendok gula milik Eunwoo sukses dikalahkan oleh senyum si gadis cupcake. Mingyu harus cepat-cepat keluar dari sana sebelum ia terserang diabetes.
Mingyu buru-buru keluar dari ruang itu sambil meraba bagian jantungnya yang bertebar kencang.
"Gila ..." ucapnya setelah keluar dari ruang makan. Ia menelan ludah dengan wajah syok seperti baru kabur dari kejaran anjing.
Mingyu menghela napas panjang, berusaha mengendalikan debaran jantungnya. Ia memejamkan matanya, berusaha menghilangkan rasa geli di pipinya sambil menggeleng-geleng.
Fokus, Mingyu. Fokus ...
Ia kembali membuka mata, namun kali ini dengan tatapan yang berbeda. Ia menurunkan tangannya, bergerak ke dalam saku celananya dan merogoh sesuatu.
Aman, ucapnya pelan, lalu mengeluarkan tangannya dari saku.
Selanjutnya ia melangkah dengan cepat dan tegas menyusuri lorong, dengan wajah serius. Ia berjalan menuju tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE APRIL • 97line
Mistério / SuspenseSepuluh anak terbangun di pulau entah berantah dalam keadaan lupa ingatan. non-baku ©kuronekoya, 2021