Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CHA EUNWOO SILVER VILLAGE, DEVON, INGGRIS, 1930
EUNWOO memainkan perannya sebagai si tampan miskin yang tangguh. “Saat marah saja kamu sudah terlihat cantik, apalagi jika diam seperti ini,” godanya.
Gadis itu tertawa pelan menahan malu. “Yah, dia ibuku, dia menyuruhku untuk putus dengan pacarku karena dianggap gila, padahal itu normal untuk seorang pria membakar rumah kakeknya karena sering dipukuli.”
Eunwoo mengangguk-angguk. “Yang lebih gila itu jika tidak mau memahami perasaan orang lain.”
Gadis itu tampak tertarik dengan Eunwoo. “Kau benar, harus kupanggil apa? Kau dari mana sebenarnya?”
“Korea, tapi aku tinggal di Amerika, kalau Nona?”
“Skotlandia!”
Eunwoo melebarkan matanya.
“Ingin pesan apa?” seorang pemuda berdiri di samping meja mereka dengan buku memo dan pulpen, membuat gadis itu mengalihkan pandangannya dengan kesal.
“Dua kopi termahal di sini, tolong,” balas Eunwoo sambil melirik gadis yang tersenyum itu.
Karyawan itu pun pergi dengan menyisakan pandangan aneh pada keduanya.
“Woah, ngapain ke sini?” tanya Eunwoo yang merasa sangat beruntung karena bisa menemui gadis ini.
Lagi-lagi di meja, ia menemukan kue manusia jahe.
“Ya begitulah … mengurus kedai sialan ini. Tapi jangan heran, walau baru datang empat bulan yang lalu, aku sudah tahu banyak akan tokoh-tokoh utama desa yang penuh gunjingan ini!” seru gadis itu dengan bersemangat.
“Perselingkuhan Mr. Rolland?”
“Oh my God, kau bisa membaca pikiranku,” ucap gadis itu. “Semua orang sudah membicarakannya sejak dua minggu yang lalu, tapi jika kau menanyakanku, aku membantahnya.”
Mata hijau gadis itu menatapnya lebar dengan serius dan bernada pelan. “Memang benar semua orang membicarakannya dan banyak yang setuju. Tapi tak akan ada asap bila tak ada api kan? Awal kemunculan isu ini tidak jelas dari siapa, tapi orang-orang yang mendengarnya langsung seenaknya mencocokkan isu dan apa yang mereka lihat sebagai fakta. Hanya pria bodoh yang selingkuh, aku tak yakin pria yang senang membantu kedai ini sebodoh itu. Terlebih, gunjingan itu muncul beberapa minggu sebelum kematiannya. Bagaimana jika … Ini hanyalah pengalihan isu?”