23

1.2K 238 17
                                    

WHITE APRIL :

INGATAN MENGERIKAN
YANG MEREKA LUPAKAN

























JUMAT, 15 JUNI 2050
H-7 BABAK 2

"Lo yakin Rose?"

June menatap gadis berambut oranye itu dengan alis tebalnya yang bertaut.

Rose melepaskan headset dari telinganya perlahan, masih dengan wajah syok ke arah rerumputan. Mereka ada di taman, di bawah pohon beringin di sore hari.

Padahal ia sudah terlanjur jatuh cinta pada asrama ini, ia sudah telanjur menyukai Madame Irene yang sudah seperti ibu yang seharusnya—tidak seperti ibunya. Ia pun tak dapat melupakan hari di mana ia dibawa pergi oleh seorang pria bermasker bersama kesembilan temannya untuk meninggalkan penjara yang sempit itu.

Jujur, ia melakukan penyadapan itu sekedar iseng. Tapi percakapan dalam rekaman itu mulai meruntuhkan rasa sukanya.

"Rose?!" June setengah membentak.

Lamunan Rose buyar, ia menjawab dengan setengah panik. "Pokoknya kita kumpulin dulu Jaehyun, Jiho, Mingyu, Una, Chae, JK, Enu, and Mina di sini."

June mengangguk dan keduanya pun bergegas masuk ke asrama, tanpa menyadari bahwa seekor lebah tengah merekam aksi keduanya.

Tak butuh waktu lama karena cukup mengenal satu sama lain, mereka bersepuluh telah berkumpul di taman. Karena mereka dekat, tak ada anak asrama yang curiga walau air wajah mereka tampak serius.

Setelah berdiskusi cukup lama, mereka pun berencana ingin mengambil alih kapal yang membawa mereka ke sini. Entah mengarah ke mana, lebih baik daripada di sini.

Malam pun tiba. Rose telah memberitahu semua anak sekamarnya, begitu juga yang lain. Kabar itu menyebar dengan cepat melalui buku tulis yang saling ditukarkan.

Ruang makan terasa cukup sunyi dan menegangkan karena baru mengetahui kenyataan. Rose sudah berencana membuat pesan berantai pada siapapun yang punya ide untuk keluar dari sini. Tapi sayangnya, itu tak akan terjadi.

Pukul delapan malam. Semua murid dikumpulkan di aula dengan ketenangan yang aneh. Para murid membentuk dua belas barisan sesuai kamar. Rose selaku ketua asrama putri merapikan barisan putri dengan pandangan mata yang seringkali dicuri oleh tatapan takut teman-teman di hadapannya ini.

Jaehyun yang menjadi ketua asrama laki-laki tak mempedulikan tatapan teman-temannya. Setelah barisan terbentuk rapi, Madame Irene naik ke podium.

"Selamat malam semua," ucap Madame Irene.

"Selamat malam Madame ..." jawab semua murid dengan setenang mungkin.

Mata mengkilat Madame menatap tiap baris murid di hadapannya. Ia mengenakan make up yang lebih tebal hari ini, merah lipstiknya sedikit mengganggu.

WHITE APRIL • 97line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang