25

1.4K 271 73
                                    

SEMUA orang punya impian. Yah, hampir samua.

Mulai dari yang masuk akal sampai luar biasa, untuk mencapainya pun tergantung dari etos kerja dan niat.

Siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan berhasil. Setelah berlelah-lelah, kau akhirnya bisa menikmati kesuksesanmu. Tapi hidup tak berhenti di situ saja kan? Jika kau sudah sukses, tantangan selanjutnya, yang menurutku paling sulit adalah mempertahankannya.

Apa kau ... Bisa mempertahankan kesuksesanmu dengan baik?

Bagaimana jika kau tak mampu mempertahankannya? Apa yang akan kau lakukan? Memulai dari awal lagi?

Bagaimana jika kau tak mampu mempertahankannya? Apa yang akan kau lakukan? Memulai dari awal lagi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



























BRAK!

Pintu depan asrama dibuka panik dan tubuh Jungkook yang penuh debaran berlari kencang keluar asrama.

Tak sempat memakai alas kaki, ia tak mempedulikan lembabnya tanah atau apa yang diinjaknya. Udara dingin membuatnya sedikit terkejut, tapi dia tetap membelah udara dan lari ke depan tanpa niat menoleh ke belakang.

Ini kali pertamanya Jungkook keluar asrama di malam hari, dan suasana sunyi dalam hutan ternyata membuatnya sedikit bergidik. Hanya rembulan yang menemani langkah terburunya, dan sayup-sayup ia mendengar suara binatang malam yang tak pernah didengarnya sebelumnya. Aroma tanaman, aroma karbon dioksida yang dingin.

"Sial, gue harus ngapain abis ini?" pikir Jungkook, kemudian menoleh ke belakang, tapi ternyata Mr. B belum terlihat atau mungkin dia bersembunyi di dekatnya, di balik-balik semak dan pohon.

Entahlah, tujuan Jungkook saat ini hanyalah lari.

Tak lama kemudian, ia sudah bisa melihat gerbang hitam yang diterangi redup lampu tiang di setiap ujungnya. Semak-semak hortensia pun terlihat sedikit mencolok. Laju cepat Jungkook mulai sedikit ragu ketika ia melihat dua orang bertopeng kelinci—yang katanya teman seasramanya itu berdiri di sana.

Masing-masing mereka membawa senapan. Menyadari langkah Jungkook yang semakin dekat, cowok bertopeng kelinci membukakannya pagar, seolah mempersilakannya. Cewek bertopeng pun berdiri di tepi gerbang seperti satpam yang tengah berjaga.

A-apa sih? Pikir Jungkook, menelan ludah.

Kini laju Jungkook benar-benar melambat seperti tengah jogging. Kaki telanjangnya yang beku menginjak daun basah, dan Jungkook akhirnya sampai ke tempat dua anak itu.

Ada momen lambat saat Jungkook menatap cowok bertopeng yang mengikuti tatapannya itu. Napas Jungkook tertahan, jantungnya serasa menyusut seperti berada dalam mobil yang terjun ke jurang.

"Hosh!"

Jungkook menghela napas kasar setelah sukses melewati dua orang itu. Saat ia menoleh ke belakang, dua orang bertopeng itu menatapnya dengan ekspresi yang tentu saja ia tak ketahui.

WHITE APRIL • 97line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang