"OKE, sekarang apa?"
Jungkook melirik Jaehyun yang duduk di sampingnya, setelah mereka hanya duduk diam-diaman bersembilan di bawah pohon.
"Hmm ..." Jaehyun menatap satu persatu temannya, terakhir pada Jiho. Ia lalu menghela napas dan mulai berbicara.
"Pertama-tama, untuk menghormati almarhum, mari kita semua berdoa sendiri-sendiri untuk almarhum Chaeyeon agar dia ditempatkan di tempat yang baik. Berdoa, mulai."
Mereka semua menundukkan kepala dan berdoa dengan tangan digenggam serta mata dipejamkan.
"Berdoa selesai," kata Jaehyun, membuat semuanya menghentikan doa mereka.
"Baik, jadi alasan gue ngumpulin kita semua di sini buat berdiskusi rencana selanjutnya dan bikin perjanjian," Jaehyun membuka forum. "Tiga hari lagi gue sama Mina yang main, atau yang berarti giliran terakhir yang main dalam game level 2 ini. Katanya game-nya bakal lebih susah, dan gue nggak tau gue masih hidup setelah ini atau nggak, tapi seengaknya gue harap kita bisa "lebih" bersatu kali ini."
Jiho menelan ludah.
"Setelah game itu, entah gue sama Mina kembali atau nggak, pasti mereka mau bikin sesuatu lagi buat kalian. Kemungkinan besar kita harus beradu sama anak-anak yang punya bintik-bintik biru itu, atau Madame punya kejutan lagi. Kita mungkin ga bisa buka rencana mereka, tapi kita harus bisa percaya satu sama lain, dalam artian kita semua ini satu kesatuan, semua orang yang ada di sini punya hak dan kewajiban untuk melindungi dan dilindungi satu sama lain."
"Menurut lo cara kek gitu bisa berhasil?" tanya June.
Jaehyun mengangguk. "Gue rasa kalau kita punya prinsip kayak gitu, walau ga didasari cinta, kita bisa selamat karena harapan. Oh, setelah ini kita harus bareng terus, entah itu belajar, latihan, atau makan, sebisa mungkin bareng terus. Kalau ada yang punya pendapat, kritikan, atau uneg-uneg dikeluarkan aja, nggak harus ke gue, ke yang lain juga beoleh asal tujuannya buat kebaikan kelompok."
Mereka semua mengangguk-angguk setuju.
"Ada perkiraan game besok kayak apa?" tanya Eunwoo.
"Kemungkinan besar ada lari-lari," jawab Mina, "terus tekanan mentalnya mungkin lebih besar."
"Mungkin sebenarnya ga begitu susah," kata Rose, "tapi bikin kita kesusahan, hmm gimana ya bahasanya ..."
Jaehyun mengangguk. "Iya, gue paham maksud lo, makanya setelah ini gue sama Mina minta bantuan kalian buat ngasah skill dan kekurangan masing-masing."
"Gue ngerasa agak aneh," ucap Eunha kecil.
"Aneh apa?" tanya Jaehyun.
"Hmm ... Kata-katanya Mr. Jin seolah nunjukin Jaehyun sama Mina itu "spesial", maksudnya apa ya?"
Jaehyun memiringkan kepalanya. "Itu sih ..."
"Spesial karena kalian yang terakhir kan?" jawab Jungkook. "Mereka emang sukanya bikin bingung, jangan gampang terkecoh."
Eunha mengerjap-ngerjapkan matanya, masih berpikir. "Perasaan gue nggak enak."
"Gue bacain isi perjanjiannya," ujar Jaehyun membaca sebuah kertas. "Kita bersembilan adalah satu kesatuan, jika salah satu kesulitan, maka semua orang wajib membantu. Jika ada satu orang yang tak punya keinginan membantu sedikit pun, maka dia dikeluarkan dari kelompok."
Mereka saling memandang satu sama lain, lalu Eunwoo adalah yang pertama setuju.
"Gue janji," ucapnya mengangkat tangan.
"Gue janji," Eunha ikut mengangkat tangannya.
Yang lain pun ikut mengangkat tangan mereka.
"Yauda, ayo bagi kelompok!" seruan June membuat semua atensi mengarah padanya. "Kelompok belajar sama kelompok latihan."
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE APRIL • 97line
Misterio / SuspensoSepuluh anak terbangun di pulau entah berantah dalam keadaan lupa ingatan. non-baku ©kuronekoya, 2021