JUNG JAEHYUN & MYOUI MINA
- 9 Desember 2032 -ZOMBIE-zombie yang jumlahnya enam orang itu mengajar keduanya dengan kecepatan bervariasi. Ada yang seperti jogging, ada pula yang berniat mengejar tapi tidak bermaksud mencapai mereka. Persamaannya, mereka lari dengan sedikit terhuyung.
"Kenapa ... Hosh, mereka kayak gitu?" tanya Mina heran.
"Gatau, yang penting kita lari aja sampai sana," balas Jaehyun cepat, lalu menelan ludah.
Jaehyun sangat cepat sampai meninggalkan Mina beberapa langkah di belakang. Lagipula yang dikejar adalah Jaehyun, tapi tentunya Mina harus ikut berjuang dan mengantisipasi kemungkinan jika cairannya tak berfungsi.
"Lo ga capek?" tanya Mina yang mulai melambatkan larinya.
"Hah?" Jaehyun menoleh ke arah gadis itu tanpa memelankan lajunya.
Ketika mereka berbelok ke bawah jembatan, jantung Jaehyun serasa melompat ketika muncul zombie lain yang berlari ke arahnya, membuatnya dengan panik memutar arus tapi harus berhenti karena pria zombie tadi. Tak hanya enam, empat zombie lainnya yang terdiri dari remaja dan dewasa muncul dari bangunan-bangunan di sekitar mereka.
Mengikuti Jaehyun dan Mina yang terperangkap, kesepuluh zombie itu berjalan dengan langkah normal seperti akan merampok.
Mina dan Jaehyun saling berdekatan dan memperhatikan para zombie yang diterangi sinar merah itu dengan napas terengah-engah.
Ada yang mengenakan seragam kantoran, pakaian kasual, dan sebagainya. Salah satu zombie berpakaian kasual bertopi membawa sebuah stik golf. Ada pula seorang gadis berseragam SMA yang mengenakan topeng tersenyum lebar.
"Kenapa tatapan mereka kayak gitu?" tanya Mina heran bercampur ngeri.
Zombie-zombie itu memandang mereka dengan cukup intens.
"Mereka sadar," ucap Jaehyun.
Pria pertama yang mereka temui itu tersenyum, tapi tentu saja wajahnya tetap mengerikan. "Anak pintar, tentu saja kami sadar."
Jaehyun mengeratkan pelukannya pada bola.
Pria itu tertawa. "Tenang, kami tak akan menyakiti kalian. Serahkan saja bola itu, kalian akan bebas."
"Maksudnya kalah?" balas Mina.
Pria itu menoleh ke arah Mina dengan tatapan marah. "Cewek berisik."
Tiba-tiba seseorang menyapit leher Mina dengan lengannya, membuat Mina menahan napas, pun Jaehyun yang terkejut.
"Wah, kayaknya kita seumuran," ujarnya, si adis bertopeng sambil mengarahkan pisau dapurnya ke leher Mina dan membawanya sedikit mundur.
"Jangan sakitin dia," cicit Jaehyun gemetar.
Gadis itu memiringkan kepalanya. "Makanya, kalau kamu serahin bola itu, nggak akan ada yang terluka~"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE APRIL • 97line
Mistério / SuspenseSepuluh anak terbangun di pulau entah berantah dalam keadaan lupa ingatan. non-baku ©kuronekoya, 2021