43

1.5K 201 83
                                    

DALAM gelapnya ruangan, layar ukuran setengah dinding ruangan itu disorot cahaya proyektor. Penuh warna-warni dan kehangatan, layar menampilkan adegan seorang gadis bergaun pink yang tengah berhadapan dengan seorang pemuda di sebuah kebun anggur.

"Bella! Where have you been all this time? I miss you so much!" seru si pemuda berambut cokelat curly.

Mata hazel gadis itu berbinar. "I've been looking for you everywhere! I miss you too, Peter!"

Di antara banyak kursi yang ada, hanya dua kursi yang diisi oleh dua orang yang bersebelahan.

Mata Jiho yang terpantul cahaya film memicing, memperhatikan pasangan yang berpelukan itu dengan dingin.

Jaehyun menoleh ke sebelahnya, memandang gadis tercantik di matanya. "Bagus kan, filmnya?"

Jiho meliriknya. Jaehyun yang dalam kegelapan pun masih terlihat tampan.

"I-iya," jawab Jiho tersenyum terpaksa, karena sebetulnya ia tak benar-benar menikmati film ini. Dia masih memikirkan Rose dan siapa yang akan main nantinya.

"Bagus deh, ini film rekomendasi Rose," ujar Jaehyun, membuat Jiho kembali diterjang rasa khawatir pada Rose, tapi ia berusaha mengendalikannya.

Jiho mengangguk-angguk sambil tersenyum, kembali menghadap film.

Nanti yang main siapa? Kenapa pada kalem? Tinggal Mingyu, Chaeyeon, Eunwoo, Jaehyun, sama Mina, siapa yang bakal main? Kenapa Jaehyun tenang banget?

"Menurut kamu, Jungkook itu orangnya gimana?"

Tiba-tiba Jaehyun berkata seperti itu, membuat Jiho otomatis menoleh dengan menaikkan satu alisnya.

"Jungkook?"

Jaehyun masih menatap layar film dengan senyum samar. "Iya, Jeon Jungkook."

Jiho merasakan perubahan aura pada diri Jaehyun, tapi ia masih mencoba berpikir positif. "Dia baik kok, walaupun jarang ngomong sama cuek, dia kayaknya bakal setia jadi temanmu."

"Bukan gitu ..."

Jiho tak dapat menggerakkan mulutnya saat Jaehyun menoleh dan menampilkan wajah yang bagian sampingnya tersiram cahaya terang layar. Tatapan Jaehyun membuat tubuh Jiho entah kenapa kaku.

Walau setengah tersenyum, Jaehyun berkata, "waktu giliran kamu sama Rose, yang paling banyak komentar itu Jungkook lho."

Hah?

""Jiho kuat juga ya", "akting Jiho bagus", " Gaun Odile cocok banget sama dia", "Jiho kayak tokoh utama film", dan bla bla bla ..."

Jiho berusaha menghangatkan suasana dingin di antara mereka. "Bentar, bentar, kan dia cuma komentar ..." ujarnya tersenyum takut.

"Tadi dia juga nanya kabarmu," nada Jaehyun terdengar lebih tajam. "Jungkook juga pernah bilang minjam botol minummu, dia juga paling sering minjam pulpenmu."

Mulut Jiho terbuka dan matanya melebar. "Astaga, Jaehyun, aku tuh cuma suka kamu, Jungkook kan sama Mina ..."

"Yah ... Nggak ada yang tau kan? Kita sering kepisah, gimana kalau ternyata anak itu sering liatin kamu diem-diem kalau nggak ada aku? Gimana kalau nanti ... Kamu suka Jungkook?" kini senyum Jaehyun benar-benar pudar digantikan wajah serius.

"Ya ampun, bisa-bisanya di waktu kek gini malah bahas masalah nggak jelas, mestinya kita mikirin game nanti, Hyun! Kalau kamu yang kepilih gimana?" nada Jiho ikut meninggi.

Padahal ia berusaha sabar, tapi karena masih setengah tertekan setelah game semalam, juga nasib orang-orang di sekitarnya, membuat ia tak bisa menahannya.

WHITE APRIL • 97line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang