SATU-pijakan kaki seorang balerina.
Dua-teh dituangkan dari teko.
Tiga-setumpuk uang menyembul dari dalam dompet.
Empat-sarung tangan tinju dilempar asal.
Lima-hidangan makan malam berjejer rapi di meja.
Enam-hujan turun membasahi sepatu hitam.
Tujuh-anak itu tercebur ke dalam kolam.
Delapan-lembar-lembar soal berhamburan dari atas gedung.
Sembilan-mayat gadis mati itu diseret di atas salju.
Sepuluh-tangan itu mengangkat pisaunya tinggi.
•••
SELASA, 23 JUNI 2050TENG ... TONG!
June duduk dari ranjangnya dan mengangkat tangannya tinggi sambil menguap. Suara bel iti sedikit mengejutkannya. Ia merenggangkan tubuhnya dan dengan mata setengah membuka, lalu menatap jarum jam di dinding.
Pukul 6 pagi.
Begitu juga dengan yang lainnya, mereka terbangun begitu bel berbunyi. Semuanya beranjak dari kasur mereka, kecuali Jaehyun yang tertidur di mejanya.
Pagi hari di White April serasa begitu sejuk dan damai. Mereka dapat mendengar kicauan burung pantai masuknya "bau tanah basah" dari ventilasi.
Chaeyeon keluar dari kamar mandi dengan wajah bersih. Ia mengelap wajahnya dengan handuk kecil, lalu menatap cermin.
"Ternyata sabun di sini bagus," gumam Chaeyeon tersenyum kecil.
Jiho berdiri di depan pintu kamarnya. Ia menatap gagang pintu, hendak meraihnya tapi ragu. Namun akhirnya ia memutar anak kunci dengan cepat dan langsung membuka pintu.
Begitu ia menyembulkan kepalanya dari kamar, ia dapat melihat semua temannya yang telah berdiri di depan kamar mereka.
"Kalian tidur nyenyak semalam?" tanya Rose.
Eunha menguap. "Hooahhm, rasanya gue butuh tidur lagi," keluhnya.
Di lorong Zeus, para cowok juga sudah di depan kamar mereka. Jaehyun memijat lehernya yang sakit, June berjongkok di depan kamarnya dengan mata terpejam, Jungkook berkacak pinggang, dan Eunwoo tampak tengah berpikir dengan tangan bersedekap.
Mingyu menyapu pandangannya pada teman-temannya itu dengan tatapan meniti. "Kalian ..." ia membiarkannya menggantung untuk membuat keempat cowok itu menoleh padanya. "Dapat mimpi?"
Jungkook merubah tatapannya menjadi fokus pada Mingyu. "Tentang kejahatan yang kita lakuin itu kan?"
Mingyu mengangguk dengan wajah pasti. Dia memimpikannya semalam, ingatan itu. Terpotong-potong dan acak bagai klip film yang rusak. Masih sedikit, terlalu sedikit. Masih banyak potongan yang hilang.
June menyipitkan matanya, menyandarkan kepalanya pada pintu.
Eunwoo terkekeh. "Lo mimpi karena lo baca artikel itu. Mimpi itu tambah keliatan nyata karena lo percaya," ujarnya.
"Tapi menurut gue nggak gitu," tandas Jaehyun, meembuat Eunwoo menatapnya malas. "Mungkin yang diomongin Eunwoo bener, tapi yang ngalamin kita semua lho. Emang ada kebetulan yang kek gitu?" ucapnya mengendarkan pandangan.
June ikut menimpali. "Kemarin Madame juga bilang ... Ingatan kita bakal muncul satu-persatu, semuanya bakal terungkap ini mimpi atau kenyataan."
Jungkook melirik kaki June yang sudah lebih baik dari kemarin. "Kaki lo udah baikan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE APRIL • 97line
Misterio / SuspensoSepuluh anak terbangun di pulau entah berantah dalam keadaan lupa ingatan. non-baku ©kuronekoya, 2021