Nara yang sedang memakan burgernya menoleh ke arah yesung yang sejak tadi tak berhenti melihatnya.
"Oppa mau?" tanya Nara
Yesung tersenyum lalu menggeleng. Nara akan memakan lagi namun mengurungkan niatnya.
"Oppa.. Aku akan tersedak kalau kamu terus melihat ku seperti itu.."..
"Ehmm.. Oke.. Makanlah." ucap Yesung dan kemudian kembali menatap lurus ke arah kaca depan mobilnya.
Nara menghela napasnya lalu meletakan tangannya di atas pangkuan.
Yesung menoleh ke arah Nara lagi. "Kok ngga jadi di makan?"
"Oppa si aneh.." ucap Nara. Yesung tertawa kecil lalu mengusap kepala Nara.
"Aku bikin salah ya? Makan ku aneh ya? Atau apa?"
"Tidak... Sungguh tidak. Makanlah kamu kan harus turun dan kerja part time" ucap yesung.
Nara masih menatap yesung. Yesung memiringkan tubuhnya untuk menatap Nara.
"Nara... "
"Ehmm?" tanya Nara
"Ayo menikah.." ucap yesung
"Mwo?"
Yesung menganggukan kepalanya. "Tahun depan aku akan berusia 40 tahuh. Aku pikir sudah saatnya aku memikirkan hidup ku. Mereka pasti mengerti" ucap yesung
Nara menatap yesung tanpa tau harus mengatakan apa.
"Oppa...kenapa kau bisa mengajak ku menikah sedangkan kau belum tau banyak tentang ku. Aku sungguh bukan siapa-siapa."
"Aku tau.. Aku tau seperti apa kamu dan hidup mu." ucap yesung
"Oppa.."
"Aku tidak ingin kau menanggung kesulitan ini sendiri. Aku ingin membantu mu, tapi kau tidak akan mengizinkan ku jika aku masih hanya pacar mu. Nara aku ingin bertanggung jawab pada mu. Aku tidak ingin menghentikan karir mu. Hanya saja aku tidak bisa membiarkan mu terlalu keras pada diri mu. Aku tau kamu sangat kesulitan karna aku juga merasakannya. Aku tau rasanya bekerja tanpa memikirkan diri ku sendiri. Aku tau rasanya harus bertahan meski sedang sangat kesakitan. Aku tau rasanya terus bekerja keras namun sekeras apapun kita melakukan kita tetap kalah dari yang lain. Aku tau, aku melihat diri ku setiap kali melihat mu. Hany satu hal yang membedakan. Satu hal yang membuat ku semakin jatuh hati padamu. Kau tidak pernah mengeluh, kau tidak pernah marah dengan keadaan, kau bahkan tidak menyadari bahwa dirimu sudah bekerja sangat keras. Setiap kali kamu melakukan kesalahan kamu hanya terus mencoba lebih baik lagi dan lagi. Aku tidak pernah memiliki itu, yang ada dalam kepala ku hanya berusaha menyaingi siapapun, hanya ingin di akui. Kamu tidak begitu Nara, bahkan meski orang tua mu membebankan segalanya pada mu kamu tidak pernah merasa itu menjadi beban" ucap yesung
Mata Nara berkaca-kaca. Ia tak menyangka akan di lihat seperti itu oleh orang lain. Selama ini orang-orang di sekitarnya hanya terus mengomentari apa yang kurang darinya, mengkritiknya,menyalahkannya menyuruhnya untuk bekerja lebih keras dan lebih benar lagi.
Tapi tidak setelah Ia datang ke sini. Meski sering kali di marahi, tapi Ia juga di puji setiap kali melakukan hal yang benar. Ketika Ia salah Ia akan di ajari, akan di dampingi, di tunjukan hingga Ia benar-benar mengerti. Mereka semua adalah orang asing untuk Nara tapi entah mengapa justru Nara merasa hangat berada di dalamnya. Nara benar-benar merasa bahwa dirinya ada dan di perhitungkan. Dulu kulkas snack tempat kumpul suju, lebih banyak berisi cake karna candy menyukai cake. Tapi sekarang Ryewook sering mengisinya dengan Es krim juga karna tau bahwa Nara menyukai es krim.
Nara mengingat hari itu Ryewook datang membawa es krim dan menyusunya di dalam kulkas lalu Ryewook mengatakan pada Nara bahwa Ryewook sangat menyukai es krim rasa vanila. Nara juga bercerita bahwa Ia suka es krim dan itu rasa coklat. Sejak itu Ryewook selalu membeli es krim dengan rasa coklat juga vanila.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of cake
FanfictionKatanya sepotong kenangan paling memilukan pun akan terasa manis, jika kenangan itu di bagi bersama orang-orang terkasih. Lalu bagaimana jika kenangan itu adalah tentang orang-orang itu sendiri? Bagaimana jika hati terlalu takut untuk mengasihi lagi...