Candy masih berada si kursinya. Ia masih mencoba menguatkan dirinya sendiri. Meski keringat dingin sudah membasahi kedua pelipisnya. Ia sudah akan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang namun kemudian mengurungkannya dan meletakan lagi ponselnya.
Saat mendengar suara pintu di ketuk candy pun langsung menegapkan tubuhnya dan mengecek tabnya seolah Ia baik-baik saja.
"Eonni..." panggil Nara dengan lembut.
"Eoh.." ucap Candy dan menoleh tak lupa tersenyum kepada Nara.
"Eonni kenapa? Kok keliatan pucat?" tanya Nara dan duduk di kursi samping Candy yang adalah mejanya.
Candy mengangguk. "Aku sedang datang bulang dan sering sekali sakit" ucap Candy
"Oh.. Mau aku ambilkan obat atau sesuatu?" tanya Nara
Candy mengangkat botol obatnya. Kemudian Ia melirik jam tangannya.
"Kamu sendiri bagaimana hmm? Aku sudah mendapatkan laporan kesehatan mu. Jangan sepelekan anemia ringan mu Nara." ucap candy lembut dan mengusap tangan Nara.
"Aku baik-baik saja Eonni. Aku juga sudah dapat vitamin"
"Vitamin saja tidak cukup kamu harus perbaiki pola hidup mu. Ini terdengar kasar dan jahat tapi di pekerjaan kita sakit adalah hal yang paling di larang. Kelak kamu akan menjadi menejer yang senior, pekerjaan yang kamu terima akan berkali-kali lipat lebih berat di bandingkan ketika kamu menjadi assisten. Kamu memerlukan kesehatan yang baik" ucap Candy
Nara menganggukan kepalanya. "Iya eonni. Maafkan aku"
"Nara, siwon oppa menawarkan tempat tinggal untuk mu. Lokasinya dekat dari sini kamu hanya perlu 10-15 menit berjalan kaki. Apa kamu mau pindah?" tanya candy
Nara terdiam sesaat. Mencoba berfikir haruskah Ia pindah atau tidak.
"Aku sudah menerima banyak sekali bantuan sedangkan aku hanya assisten biasa. Apa boleh aku menolkanya Eonni?" tanya Nara
"Bagaimana jika seperti ini, kamu tetap bayar sesuai dengan yang kamu bayar di tempat mu?" tanya Candy
Nara nampak berfikir lagi, Ia ragu.
"Paling tidak kamu bisa menghemat ongkos mu kan? Hmm? Mau ya?" pinta Candy
Jika Ia bisa menghemat uang transportasinya. Ia bisa lebih banyak mengirim uang ke Indonesia. Di tambah dengan pekerjan part time barunya pun tak jauh dari SM. Harusnya juga dekat ke apartement yang di tawarkan candy.
"Bagaiamana?" tanya Candy
Tapi bagaimana Nara bisa menerima itu jika Ia saja sudah mendapatkan banyak dari candy, ponsel mahal dari kyuhyun masa kali ini Ia harus mendapatkan tempat tinggal juga. Bukankah Ia keterlaluan?
Candy tersenyum lagi dan mengusap bahu Nara.
"Kabari aku kalau kamu sudah memiliki jawaban ya.." ucap candy
Nara menganggukkan kepalanya.
"Ehm.. Karna ini sudah masuk jam makan siang. Kita cari makan yuk.." ajak Candy.
Sekali lagi Nara menganggukan kepalanya. Ia mengikuti candy yang berdiri dari duduknya.
Ruangan itu kembali di ketuk dan tak lama pintu terbuka.
"Candy ssi..."
"Oh iya ..ada yang bisa saya bantu?" jawab candy masih dengan menahan nyerinya yang mulai mereda.
"Apa kau kenal Nara Assmen?"
Candy mengangguk lalu menunjuk Nara yang ada di sebelahnya.
"Oh.. Ini tadi ada yang titip ini di meja resepsionist. Dari kyuhyun sunbaenim untuk Nara ssi.."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of cake
FanfictionKatanya sepotong kenangan paling memilukan pun akan terasa manis, jika kenangan itu di bagi bersama orang-orang terkasih. Lalu bagaimana jika kenangan itu adalah tentang orang-orang itu sendiri? Bagaimana jika hati terlalu takut untuk mengasihi lagi...