5.

12.1K 895 2
                                    

Dalam perjalanan pulang, Liora hanya diam saja menatap keluar jendela sambil terus mengusap punggung tangan kanannya tanpa sadar.

Deren yang menyadari itu,melirik sekilas lalu tersenyum.

"Kenapa tangannya diusapin terus ?".tanya Deren tiba-tiba.

"Eh..e-enggak papa Om. Cuma gatel sedikit". Jawab Liora beralibi.

"Mau Om cium lagi tangannya ?". Tanya Deren sambil mengangkat satu alisnya.

"Hah...enggak mau Om !". Liora slontan akrena panik.

Deren yang melihat itu,tertawa kecil.Lalu mengusap rambut Liora.

"Haha...Gak usah kaget gitu dong.....padahal dulu kamu sering Om cium loh..".

"S-sekarangkan aku udah besar Om". Rengek Liora. Apakah dirinya masih terlihat kecil dimata pamannya ?.

Deren seketika memberhentikan mobilnya. Dan mencondongkan badannya mendekat ke Liora. Dengan spontan Liora terpundur.

"Terus kenapa kalo udah besar ?. Kamu kan masih kesayangan Om". Ucap Deren membuat Liora membeku.

Deren makin mendekatkan wajahnya kearah Liora. Yang membuat dirinya makin terpundur.

Ctek !

Deren membukakan sabuk pengaman Liora. Tanpa Liora sadari ,ternyata mobil yang ia naiki sudah berada dihalaman rumahnya.

"Sudah sampai". Ucap Deren.kemudian melepaskan sabuk pengamannya. Dan mematikkan mesin mobil.

Tersadar dari itu Liora terburu-buru memasuki rumah.

"Aku Pulaaang!!!!".

Sesampainya di ruang tengah. Dirinya mendapati ketiga pamannya dan Bella sedang asik menonton film.

"Sayang sudah pulang". Sambut Bella.

Gio dan Cleve terlihat tersenyum kearahnya. Namun tidak dengan Lucas yang menatapnya datar.membuatnya sedikit menciut.

"Ayah mana bun ?".

" Ayah lagi mengurus berkas-berkas persiapan tugas ke Bandung".

Liora hanya ber oh ria.

"Bun, aku langsung ke kamar ya". Pinta Liora sambil berlaku menaiki tangga.

"Hey... gak mau nobar bareng Om-Om kamu ?!". Bella agak sesikit berteriak.

"Maaf Bun,mau ngerjain tugas untuk senin !". Balasnya. Lalu terdengar pintu kamarnya  tertutup.

Bella kembali menonton film bersama Ketiga adiknya.

"Kak aku kekamar dulu ya". Pamit Gio kepada Bella.

Yang kemudian diangguki Bella.

Gio berjalan menaiki tangga.kamarnya berada disebelah kanan atas. Namun dirinya berjalan ke arah kiri. Yaitu dimana kamar Liora berada.

Tok..tok..tok...

Liora yang sedang berganti pakaian mendengar suara ketukan yang pelan.

Dia berpikir sang Bunda lah yang mengetuk pintu kamarnya.

Ceklek !

Liora membukakan pintunya setelah selesai mengganti pakaiannya.

"Aku mau ngerjain tugas Bun-...". Liora memotong kata-katanya saat Ia tahu bahwa yang berkunjung ke kamarnya bukan lah Bella melainkan Gio.

"Om Gi-o ?".

" sedang apa ?". Tanya Gio.

"Ah..aku mau ngerjain PR Om". Jawab Liora agak sedikit canggung dengan memaksakan senyumannya.

"Boleh aku masuk  ?".

Liora bingung, pasalnya tidak pernah ada laki-laki yang masuk kedalam kamarnya kecuali Deandra ayahnya sendiri.

Liora meng'iya' kan. Ia pikir tak masalah jika Gio memasuki kamarnya. Dia juga bagian dati keluarga.walau tidak sedarah.

Gio melihat-lihat isi kamar Liora. Kemudian beralih menatap Liora.

"Kamu udah berani tidur sendiri ya ?".

"U-udah lah Om. Kan aku udah dewasa".

Gio tersenyum sambil mengusap Kepala Liora sayang.

"Iya ya...kamu sudah besar." Gio beralih mencubit pelan pipi Liora. Kemudian Gio sedikit mencondongkan badannya.

"Tapi kamu tetap seperti Baby  dimataku". Gio menatap Liora dengan jarak yang cukup dekat.

"O-m nya juga Baby Face banget hehe..." Ucap Liora sambil pura-pura terkekeh.dengan sedikit memundurkan badannya.

"Huuuuffffttt.... sebenarnya aku agak risih kamu panggil aku Om. Serasa tua banget". Gio menghela nafas sambil berkacak pinggang.

"Looh kenapa Om ?".

"Umurku tidak beda jauh denganmu Liora. Aku 21 tahun". Tapi dengan perawakan yang besar.

Liora terkaget mendengarnya.mengapa pamannya semuda ini.pasalnya Gio terlihat seperti orang yang berusia 26 tahun. Karena badannya yang tinggi dan memiliki masa otot yang terbilang besar.

"Jadi ?".

"Panggil namaku saja".

"G-io ?".

Gio mengangguk bertanda Iya. Kemudian Gio berniat balik ke kamarnya.

"Liora, aku balik ke kamar".

"Oh iya Om. Eh". Gio menatap Liora.

"G I O. Kalo kamu sampai salah panggil lagi. Aku bakal hukum kamu ". Gio mengancam dengan bercanda.

Cup..

Dengan gerakan cepat Gio mencium kening Liora.membuat Liora melotot tak percaya.

"Bye kesayanganku". Ucap Gio kemudian berlalu.

Liora kembali membeku akibat ulah paman-pamannya. Apakah seperti ini cara Bule menyayangi keponakannya ?.




=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang