45

2K 166 8
                                    

Yuk.....Klik Bintangnya Yuuukk..... ❤




Jam menunjukkan tengah malam.

Semua makanan dan minuman terlihat sudah bersih dari piring penyajian.

Lula dan Novi sudah beberapa kali tertangkap menguap. Mereka sudah mengantuk.

Daren dan Cleve juga kini sibuk membereskan semua peralatan yang telah terpakai.

Gio mencoba mematikan bara api yang terlihat semakin meredup. Sedangkan Liora sedang memungut sampah-sampai snack yang berserakan rerumputan. Mengumpulkannya,kemudian memsukjannya pada satu tempat yaitu tong sampah.

Cleve terkekeh melihat Novi dan Lula yang terlihat sangat mengantuk.

"Kalian bertiga lebih baik Tidur sekarang. Sisanya biar kami bertiga yang bereskan". Titah Cleve.

Liora mengangguk. Mengajak kedua temannya masuk kedalam,menuju kamar. Sunggu pekanya Cleve.

"Diantara ketiga cewe itu ,tetap Liora yang paling cantik". Ucap Gio tiba-tiba.

"Ck.. Lanjutin beres-beres nya !". Titah Cleve garam.

"Iya..iya... santai dong".  Ucap Gio tak suka.

****

Sudah jam 2:15

Lula dan Novi sudah bergumul dengan mimpi indahnya dengan suara mengorok yang bersahut-sahutan.

Sedangkan Liora masih terjaga dari tidurnya, entah mengapa ia masih saja kepikiran perkataan Daren.

Ia mematikan Handphonenya, berusaha menutup matanya. Namun kelopak lentik itu kembali terbuka enggan ditutup.

Liora bangkit dari posisi tidurnya.

"Apa aku harus minum susu dulu ya.. biar bisa tidur ?". Gumamnya.

Tanpa pikir panjang. Liora bergegas keluar kamar menuju dapur. Rumah sudah sangat sepi.

Ia berjalan menuruni tangga.

Seketika alisnya berkerut, ketika mendengar air yang sedang mengucur di dalam cahaya yang minim karna hanya ruang tengah yang menyala.

Tanpa menyalakan penerangan dapur, Liora mendekati sumber suara.

Benar saja, didapur masih ada seseorang. Ia mendapati tubuh tinggi tegap sedang menghadap wastafel.

"O-M.. Lucas". Panggilnya pelan.

Sosok itu sekilas meneloleh kesamping, lalu kambali mengabaikan panggilan itu.

Terlihat aktivitasnya berkutat dengan airpun selesai. Sosok itu membalikkan badan dengan raut datarnya,kemudian melewati Liora yang mematung tanpa balas menyapa.

Entah rasa kerinduannya yang kini membludak atau karna merasa terabaikan. Liora mengejar sosok itu sebelum menaiki tangga.

Grep...!

Liora memeluk tubuh tegap itu dari belakang. Dan menenggelamkan wajahnya di punggung itu.

Tangannya terulur menggapai tangan Liora yang erat memeluk tubuhnya,mencoba melepaskan pelukan Liora.

Namun Liora malah semakin mengeratkan pelukannya. Hingga sosok tinggi tegap itu mengalah dan terdiam.

Beberapa menit mereka terdiam dalam posisi itu. Tiba-tiba Terdengar isakan kecil dari balik punggungnya dibarengi dengan tubuh Liora yang bergetar.

Tubuh tegap itu berusaha meregangkan pelukan Liora dan memutar badannya menghadap Liora. Membalas pelukannya. Membawanya pada tubuh hangatnya. Kemudian melepas pelukannya sebelum Liora melepaskannya.

Liora melepaskan pelukannya dengan air mata yang sudah banjir dipipinya.

Memundurkan satu langkah, kemudian menatap wajah sipemilik tubuh tegap itu. Wajah datar kini tengah menatapnya diatas sana.

"O-m Lucas kemana aja ?". Tanya Liora pelan dalam isaknya.

Namun tak ada jawaban. Wajah datar itu hanya memandanginya.

"Kalo..aku...a-da salah sama Om.... A-aku minta maaf". Ucapnya sambil sesenggukan.

Masih tidak ada jawaban maupun respon.

"O-m marah banget ya sama Aku ?".

Wajah datar itu seketika berubah sendu. Benteng pertahanannya runtuh setelah melihat Orang yang dicintainya menangis tersedu-sedu dihadapannya kini.

Lucas menggeleng pelan, sembari tangannya terulur menghapur air mata Liora yang telah banjir dikedua pipinya.

"Apa kamu merindukanku Liora ?".

Liora mengangguk pelan. Dirinya tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa dirinya kini memang sangat merindukan Lucas. Entah sejak kapan Kerinduan itu muncul.

"Me Too". Ucap Lucas masih menatap Liora dengan kedua tangannya yang masih memegang kedua pipi Liora.

"Om kemana aja ?". Cicit Liora.

Lucas tersenyum tipis.

"Aku selalu disampingmu Liora. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu".

Lucas melirik leher Liora.

"Aku senang kamu masih setia memakai kalung pemberianku".

Liora melirik sebentar kearah kalungnya ,lalu kembali menatap Lucas. 

"Gak akan aku Lepas". Ucap Liora.

Lucas tersenyum senang.

Ia membungkukkan badannya, menempelkan dahi keduanya.

Saat setelah hidung mancung mereka bertemu, Lucas tanpa ijin mencium bibir Liora dengan tiba-tiba. Menciumnya dengan lembut.

Namun ada sedikit keanehan.

Liora tidak menolak,dan tidak meronta.

Ia justru menikmati ciuman Lucas saat ini,mencengkram kaus Lucas dan membalas sebisanya. saling menyalurkan kerinduan masing-masing.

Lucas tersenyum senang disela-sela pagutannya.

Kemudian mengangkat tubuh Liora ,menggeret satu kursi meja makan, dan duduk disana dengan Liora yang berada dipangkuannya.

Lucas mencium Liora dengan gerakan Lembut,tidak menuntut.

Bibir Liora terasa manis bagi Lucas. Sama seperti saat usianya 5 tahun. Namun sekarang makin terasa manis saat Liora mulai membalas Lumatannya.

Saat sedang hanyut dalam perasaan. Lucas harus menghentikkan ciumannya saat Liora memukul-mukul dada bidangnya. Rupanya Liora telah kehabisan nafas.

Lucas hanya terkekeh melihat Liora yang sedang memburu oksigen banyak-banyak.

Lucas mengusap Bibir bawah Liora yang basah karnanya.

"My Lolipop". Bisik Lucas tepat diwajah Liora.

Lucas beranjak, lalu mendudukan Liora dikursi dengan dirinya yang berjongkok dilantai.

Mengenggam kedua tangannya. Lalu mengencupnya beberapa kali.

Liora menyembunyikan rasa malunya dibalik pipi yang bersemu.

Lucas menegakkan tubuhnya meraih pipi Liora dan menciumnya dalam-dalam.



=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang