27

3.3K 209 2
                                    

Bintangnya Guys 🤗




"Lio... kok belum tidur hmm..?"

Tak ada jawaban dari Liora.

Gio mengendus pelan area kiri leher Liora.

"Hmm... tumben wanginya beda dari biasanya... Kamu beli parfum baru Lio ?".

Tubuh mungil dipelukannya terasa menegang dan bergetar.

Masih tak ada jawaban ,Gio memutar tubuh mungil itu agar menghadap kearahnya.

Gio membulatkan matanya terkejut. Spontan melepaskan pelukannya.

"Kamu ?!!!".

Pantas saja wanginya berbeda dan tidak ada jawaban Rupanya Lula lah yang Ia peluk. Bagaimana anak ini bisa disini ?

Lula memiliki tinggi badan sama seperti Liora. Sehingga Gio tidak mengetahui,kalau orang yang Ia peluk adalah orang lain.

"H-hai Om G-gio".

Lula terlihat pucat,dengan badannya yang sedikit bergetar.

"Ngapain kamu dirumah ini larut malam begini..? mana Liora ?".

"A-aku nginep Om disini semalam, L-Liora udah tidur dikamarnya". Jawabnya gugup.

Gio mendengus. Padahal Jika benar ini Liora,sudah Ia Ciumi malam ini.

"Terus kenapa Kamu belum tidur ?".
Ucapnya datar.

"A-ku habis minum barusan Om".

"Oh..."

Gio hendak meninggalkan Lula,namun sedikit ide gila terbesit diotaknya. Ia kembali berbalik mendekati Lula.

"Ehem...Lula.. dari tadi kamu manggil aku Om terus ?". Gio tersenyum,mendekatkan wajahnya pada Lula.

Lula terpundur karenanya.Ini gak bisa. GIO TERLALU GANTENG. Bisa-bisa jantungnya meledak.

"Panggil aku GIO, gausah pake OM".

Bisiknya ditelinga Lula. Membuatnya merinding.

"Kalau sampai kamu salah sebut lagi... aku gigit kamu".

Gio megang pipi kiri Lula yang terasa hangat,lalu menggigit pelan pipi kanan Lula sekilas.

"Kayak gini".

Lula merasakan tulang-tulang dibadannya kini melunak.

Seperti ada kembang api yang akan meletus dalam dirinya.

Gio tersenyum. Lalu meninggalkan Lula sambil terkekeh pelan, sedangkan Lula masih terbengong dengan semburat merah dipipinya.

"Seru juga jailin Little Bitch".  batin Gio.



Kini Lula merasa lemas disekujur tubuhnya. Ia berpegangan pada meja.

"Gi-ni ya rasanya di gigit Co-gan ?". Gumamnya.

"Pilihan yang tepat sih Gue nginep disini ".

Ia menangkup pipinya,berlari menaiki tangga menuju kamar Liora.

Lula menutup pelan pintu kamar,lalu menguncinya.

Ia bersandar dipintu.

"Aaaaaa..!!" Teriaknya tanpa suara.

"Mau lagi !!!". Lula terlihat menahan ke histerisannya.

(Kan kan ngelunjak Si Lula mah. Gua gedig juga Loh.  Author juga Maooo  😑)

****



Lucas menyiapkan sarapan untuk Liora dan Lula. Lucas sengaja mendahulukan mereka berdua karna ingin berangkat sekolah.

Liora menatap Lula yang sedari tadi diam saja,sambil terus mencubit-cubit pipi kanannya.

Saat mereka berdua sedang sarapan. Lula melihat Gio menuruni tangga. Begitupun sebaliknya.

Tanpa diketahui siapapun. Gio menempelkan Telunjuk pada Bibirnya. Sambil mengedipkan satu matanya. Mengisyaratkan Lula untuk tutup mulut atas kejadian semalam.

Lula mengangguk ringan.

Gio menghampiri mereka.

"Aku yang anter kalian".

Semburat merah dipipi Lula kembali muncul.


Liora dan Lula selesai sarapan.

"Om kita berangkat". Pamit Liora kepada Lucas. Namun hanya mendapat deheman darinya.

Gio sudah mengeluarkan mobilnya dari garasi. Lula pun sudah berdiri didekat mobil.

"Aku berangkat Om". Pamitnya pada Deren dan Cleve yang sedang berada diteras rumah.

Deren menahan lengan Liora. Telunjuknya menujuk pipi kirinya.

Liora tahu dia harus apa. Ia mencium pipi Kiri Deren. Selanjutnya mencium pipi kanan Cleve.

"Bye.. semangat ujiannya". Ucap Deren dan Cleve bersamaan.

Lula memperhatikan Liora dan paman-pamannya.

"Beruntungnya jadi Liora". Gumam Lula. Tiba-tiba pundaknya disenggol seseorang.

"Kamu juga beruntung". Ucap Gio menaikan turunkan alisnya. Lagi-lagi Lula baper dibuatnya.

Lula segera memalingkan wajahnya yang memerah.

****


"Lu napa bengong sih dari tadi La ?! Dari tadi gue ngomong gak Lu dengerin. Lu kira gue radio butut ?!". Sentak Novi yang sedari tadi diabaikannya.

"Ck.. gangu aja nih si Novi.. Dah tau gue lagi ngebayangin Gio". Gerutu Lula dalam hati.

"Laper, traktir baso donk".

"Traktir terooooss". Novi mengusap wajah Lula satu telapak penuh.

"Bau Tai NOPI tangan Lo tuh...".

"Mulut Lo tuh yang Bau Tai, mangkannya mulut jangan ditaro deket idung, keciumkan baunya ".

"Sembarang Lo jembut Kambing !".

Novi spontan Membungkam Mulut Lula yang sangat lemes.

"Mulut Lu ya...! emang Lo tau Jembut kambing kayak gimana ?!!".

"Ya Mirip Lo". Ucapnya santai.

"Setan..! anak Curut Lo !!". Novi memberi Lula jitakan bertubi-tubi.

"Lu napa sih aneh hari ini ? Emang kemaren pas gue gak ada, Lu ngapain...? sampe Lo bengong sambil senyum-senyum gak jelas kayak gini ?".

"Tadi malam,Gue nginep dirumah Liora". Ucapnya dengan bangga.

"What ?! Lo nginep di Rumah Liora ? Terus yang bikin Lo kayak orgil gini apa ?".

"Ya Gue seneng...bisa tidur serumah bareng bule-bule gans. Gue banyak mendapatkan asupan Vitamin C (Cogan)  dan hari ini Gue semangat Ujian Mwehehehe".

"Emang ya isi otak Lo itu cuma Cowo sama traktiran. Heran Gue  ckckck....".

"BODO yang Penting gue happy Yahahahaha".

Tawanya melengking memekikan telinga.

"EH...ADA YANG PUNYA NOMOR TELEFON RUMAH SAKIT JIWA GAK..? NIH SI LULA CALON PASIENNYA ".

Suara Novi menggema di ruang kelas, membuat seisi kelas tertawa.

Lula tidak menghiraukannya, Ia masih saja senyum-senyum memegang pipinya.

"Coba aja Lo tau apa yang gue alamin kemarin Nov, pasti Lo juga jadi gila kayak gue hehehe".

Ucapnya dalam hati.





=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang