20

6K 376 0
                                    

"Please Dad ! ". Ucap Lucas kepada seseorang dibalik telfon.

"......."

"She miss,her parents !"

"....."

Tut..

"Dad..?!! Ck..!" Lucas mendengus kesal.

"Apa katanya ?" Tanya Daren.

Lucas terduduk di kasur dengan kesal.

"Dia tidak mengijinkan kakak dan kakak ipar Pulang. Sebelum kita bisa mendapatkan hati Liora."

Deren menyandarkan Tubunya di kursi. Dengan melipat tangan didadanya.

"Aku gak masalah jika Akhirnya Liora jatuh ke tanganmu Lucas. Toh diantara kami berempat,hanya kamu yang terobsesi dengannya. Tapi jika dengan kamu mendapatkan Liora itu berarti sama saja mendapatkan seluruh aset kekayaan keluarga Carrington... oh..tentu sangat tidak adil, dan Jangankan KAMU, Kami pun akan belajar Terobsesi pada anak kecil". Ujar Deren.

"Tidak Mungkin Kita menikahinya bersama-sama ". Ucap Lucas.

"Mengapa harus Liora ?". Tanya Deren terheran.

"Kau tahu Daddy seperti apa orangnya, dia tidak akan menarik keputusan yang sudah Ia anggap benar". Ujar Lucas.

"Aku masih waras Lucas, aku terpaksa melakukan itu semua semata-mata agar dia takut padaku dan berlindung padamu. Kalau saja Bukan karna Daddy. Mau bagaimanapun Liora itu Keponakanku. Tidak tega aku menjadikannya seorang istri dengan melihat umurku yang Tua ini".

"Kak, Aku sungguh mencintainya. Aku Rela tidak mendapatkan Harta warisan,asalkan Liora jadi milikku".

"I Know Lucas. Tapi Kau harus mengerti situasi. Disini kau bukan yang paling Muda. Gio atau Cleve bisa saja ikut terobsesi pada Liora. Karna memang, Liora tumbuh menjadi gadis yang cantik". Ucap Deren menepuk Pundak Lucas.

"Mengapa Kau tidak mengatakan perasaanmu sesungguhnya pada Daddy, dan Kau akan segera mendapatkan Liora untuk dirimu sendiri ?".

"That is not Fair Deren...! aku tidak ingin Liora mencintaiku dengan Paksaan. Aku hanya ingin Ia mencintaiku karna kemauannya sendiri".

Deren mengangguk mengerti.

" Menurutmu,Apa mungkin kak Bella dan Deandra tahu rencana Daddy ?". Tanya Deren.

Lucas menghembuskan Nafas panjang.

"I Don't Know Deren... Yang pasti, mereka akan tahu".

........

Hari ini tiba Ujian Nasional dimulai. Kelas yang ditempati Liora dibagi menjadi 2 gelombang.

Yaitu Gelombang A dan Gelombang B. Novi dan Lula masuk kedalam Gelombang A. Sedangkan, vino dan Liora masuk Gelombang B. Selain itu, mereka ditempatkan di ruangan Yang berbeda. Cukup jauh jaraknya.

.
.
.

Liora sampai digerbang sekolah di antar Lucas, Ia datang lebih pagi agar bisa sedikit membaca materi yang Ia pelajari semalam.

Didepan Gerbang sudah ada Vino yang menunggu menunggu kedatangan Liora. Karna semalam mereka berdua telah janjian untuk berangkat pagi.

Lucas keluar dari mobil menatap Vino dari kejauhan. Entah mengapa Lucas tidak suka melihat Vino yang notabennya teman sekelas Liora.

"Om aku masuk. Do'ain aku ya Om".

Liora mencium tangan Lucas.

Lucas tersenyum ,lalu mengusap kepala Liora.

"Semoga dimudahkan Ulangannya".

"Makasih om, bye".

Liora meninggalkan Lucas.

Lucas masih saja menatap Vino yang kini sedang menatapnya dengan dingin di samping gerbang,sambil memasukkan kedua tangannya kesaki jaketnya.

"Hai vino, yuk masuk".

"Yok". Vino tersenyum menyambut kedatangan Liora kemudian menggiring Liora masuk ke sekolah sambil memegang pundak Liora. Kemudian vino melirik Lucas sambil tersenyum miring terkesan mengejek. Entah Vino melakukannya dengan sengaja atau tidak. Namun sukses membuat Lucas Emosi.

"Aku sangat malas meladeni anak kecil, tapi yang satu ini... ngelunjak rasanya". Gumam Lucas.

Sangat Lucu rasanya jika Lucas yang berusia 27 tahun, berurusan dengan remaja berusia 17 tahun. Haha.

........

Vino merasa senang, karna akhirnya dia bisa bersama Liora tanpa ada si pengganggu Lula.

Dengan begini ,ia bisa lebih dekat dengan Liora.

"Adem banget gak sih... gak ada si cerewet Lula". Ucap Vino.

"Huuss.. dia itu sahabat kita Vin".

"Iya.....tapi Brisik".

"Jangan bilang gitu. Nanti jodoh".

"Eh..gak boleh ngejodohin orang yang udah punya calon jodoh". Ucap Vino.

"Haha...Emang siapa Jodoh Lo Vin ?".

Tanpa bicara Vino menunjuk Tepat dijidat Liora. Membuat Liora juling menatap telunjuk Vino yang begitu dekat.

Liora menepak jari Vino.

"Issh... paan sih". Ucap Liora. Terlihat salting.

"Ciaa... salting".  Goda vino pada Liora.

"Paan sih vin....mending Gw sama Om gw dari pada Lo". Ucap Liora bercanda.

"Oh...  jadi Lo suka sama Om Lo sendiri ? Gapapa sih Emang ganteng,bule lagi".  Seketika Suasana menjadi serius. Raut wajahnya pun seketika datar.

Vino yang dari tadi ceria,beralih menjadi sedikit terdiam dan senyumannya memudar.

Liora yang menyadari itu,merasa tidak enak. Padahal ia mengucapkan itu benar-benar bertujuan untuk bercanda.

"Can-da Vin". Ucap Liora menpuk pelan tangan Vino yang berada diatas meja.

Vino seketika tersenyum lebar ke arah Liora.

"Aku tau kok,kamu cuma bercanda hehe.. Mana boleh Ponakan Cinta sama OM nya sendiri.. ya kan ?".

Liora tersenyum. Namun dibenaknya menangkap sedikit kejanggalan. Entah mengapa Vino mengatakan itu dan terlihat seperti memaksakan senyumannya.

..........

=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang