17

6.8K 457 8
                                    


....

Ceklek !

Lula membuka pintu utama.

Ternyata Lucas lah yang datang.
Lula seketika menahan nafas saat melihat ketampanan Lucas yang mengenakan kaus hitam polos dan celana panjang hitamnya.

" Lula ?". Tanya Lucas.

"I-iya " sahutnya terbata.

Lucas tersenyum. Membuat Lula makin terpana. Baru kali ini Lucas menunjukan Senyumannya.

"Liora ada disini ?". Tanya Lucas dengan ramah.

"Ohh..a-ada.. Om , Liora sini". Lula menarik Liora dari balik pintu.

Liora menatap Lucas dengan perasaan takut dan benci.

Lucas tersenyum.

" Gak ada fikiran mau pulang Cantik ?".

Lula makin meleleh mendengar perkataan Lucas.

"A-ku masih mau disini Om".
Jawabnya dengan datar.

" kamu gak kangen dengan bundamu ?".

Mendengar itu, Liora sedikit terkaget.

"Bunda ada dirumah ?,mereka udah pulang?". Tanyanya penasaran.

Lucas mengangguk sambil tersenyum.

"Bener ?".Tanya nya meyakinkan.

"Perlu ku telfon ?". Jawab Lucas berusaha meyakinkan.

"Om hanya menjalani perintah kakak Om ,untuk jemput kamu ". Lanjutnya.

"La, gimana ?".tanya Liora yang merasa tidak enak kepada Lula.

"Udah Ra, Lo sekarang pulang dulu. Kasian Bunda sama Papah Lo nungguin Lo".

"Ok".

Liora pikir mungkin saja Bundanya memang sudah Pulang. Karna Nomor Bundanya yang pagi ini bisa mengirim pesan kepadanya.

Liora membereskan barang-barangnya.

"La Gw pulang ya.."

" Nanti kapan-kapan nginep lagi ya Ra".

"Makasih ya sudah jaga Liora". Ucap Lucas ramah.

"S-sama-sama............. Om".

Entah angin apa yang menerpanya. Malam ini Lucas sangatlah ramah dan penuh senyum. Entah apa arti dari senyumannya itu.

Liora dan Lucas memasuki mobil.

Setelah berada didalam mobil,sikap Lucas kembali seperti semula. Senyumannya pudar,matanya kembali menajam,rahangnya mengeras.

"SUDAH LUPA RUMAH NONA ?"
Ucap Lucas datar.

Liora tidak menyahuti ucapan Lucas.Ia terus saja memalingkan wajahnya kearah jendela.

"Kamu tidak mendengarkanku bicara ?". Ucapnya Lagi.

"Setidaknya ,kamu menatap lawan bicaramu nona". Lanjutnya.

Namun Liora masih saja tidak memperdulikannya.

"Apakah aku harus memakannya sendiri ?". Gumam Lucas pada dirinya sendiri.

"Apa..?! ". Tanya Liora yang tidak terlalu jelas mendengar perkataan Lucas.

Lucas tersenyum miring.

"Kamu mendengarku ?".

"Tadi om bilang apa ?!" Tanya Liora sedikit membentak.

" tidak ada ".

Liora mengerutkan alisnya ,lalu kembali menatap jendela.

...

Setelah beberapa menit perjalanan,mereka berdua sampai di rumah.

Liora yang sangat bersemangat berlari masuk kerumah tanpa mengetuk atau membunyikan bel pintu.

"Aku harus memberitahukan semua kepada Bunda " .Batinnya.

"Bundaa.... Liora pula- .....ng". Kata-katanya terhenti saat memasuki ruang tamu dan mendapati ketiga paman lainnya yang sedang duduk santai disana.

"Bunda mana ?!, Bunda !!!". Liora memanggil-manggil sang Bunda. Namun tidak ada jawaban.

" Polosnya..." celetuk Deren. Tersenyum miring.

"Pffftt.... " Gio menahan tawanya.

"Gak nyangka ide sederhana Lucas berhasil ". Ucap Cleve santai sambil membaca buku.

"M-maksudnya ?". Tanya Liora bingung.

"Maksudnya, selamat anda kami bodohi". Ucap Lucas.

"Bohong ?! BUNDA MANA ?!!!".

"Di Amrik". Jawab Gio santai.

"Kenapa Kalian Bohong ?!". Bentak Liora marah.

"Agar kamu pulang ". Ucap Cleve santai.

"Terus.. dari mana kalian tau aku dimana ?".

Lucas memperlihatkan salah satu gantungan kunci yang terpasang di resleting Tas Liora. Yang entah sejak kapan sudah berada disitu. Rupanya pagi itu Lucas dengan cepat memasang Alat pemindai GPS mini yang berbentuk seperti gantungan kunci.

Elina baru menyadari ada benda itu ditasnya.

"KALIAN JAHAT !!".

"Sekarang Kamu masuk ke kamar, dan TIDUR !". Titah Lucas. Tak kuasa mendengar bentakkan Lucas. Liora berlari ke kamar tidurnya sambil menangis.

Ternyata kehidupan tenangnya hanya berjalan sebentar,sekarang Ia telah kembali ke dalam kandang serigala.

Liora menangis sejadi-jadinya dikamar.
Mengapa jadi begini.

Orang-orang yang difikirnya baik,malah menjadi sumber titik ketakutannya saat ini.

Liora menangis sambil memeluk bantal,hingga akhir Ia ketiduran.

......

Malam sudah sangat larut. Suasana rumah sudah hening.

Semua penghuni rumah sudar terlelap, kecuali Lucas yang masih terjaga di ruang tamu sambil meminum secangkir kopi dengan penerangan lamu yang sudah diredupkan. Hanya cahaya televisi yang minim folume memancar menerangi wajahnya.

Lucas menatap layar bergerak didepannya dengan tatapan kosong.

Lalu ia terlihat mehembuskan nafas panjang. Kemudian menyeruput Kopi yang sudah setengah Ia minum tadi.

Entah apa yang ada difikirannya. Sehingga membuatnya begitu.


.....


=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang