52

1.8K 139 2
                                    


TYPO BERTEBARAN 🍃



Dengan cepat Lucas berlari mencekal Liora yang hendak berbalik ke kamar.

"LEPASIN AKU !!!"

Liora meronta hendak menangis,mendengar kenyataan yang sebenarnya.

Pantas saja dirinya merasakan kejanggalan, dimana orang tuanya yang tak kunjung pulang dengan berbagai alasan, dan dengan tidak masuk akalnya dirinya direbutkan oleh keempat pamannya selayaknya gadis bukan ponakan.

Rupanya dirinya hanyalah Objek bagi keempat pamannya,hatinya merasa sakit saat tau kebenarannya.

Padahal dirinya juga sudah tak berakal telah membalas Cinta yang Lucas berikan.

"Liora aku bisa jelaskan !!". Pekik Lucas.

Liora terlanjur Kalut, sehingga menangis.

Sedangkan Cleve,Daren hanya terdiam.

Tidak dengan Gio dengan senyum menjengkelkannya.

"PANTAS BUNDA DAN PAPAH GAK PULANG-PULANG !!! RUPANYA INI SEMUA SKENARIO KALIAN !!!"

"Liora dengerin penjelasan kami dulu". Daren ikut menenagkan.

"Pfftt..... sudah jelas, apa yang mau dijelaskan ?". Ucap Gio santai.

"Diem Lo !". Gertak Cleve sembari hampir melayangkan kepalan tangannya pada Gio.

"Kalian Haus Warisan,kenapa aku yang kalian jadiin target ? Haah..?!"

"Itu bukan kehendak kami Liora, itu semua Perintah kakekmu !". Lucas terus mencekal tangan Liora.

"Dari awal aku udah curiga dengan sikap kalian yang aneh,dan over terhadap aku !!,kalian itu pembohong !!! Aku benci Kalian !!!!!".

"LIORA !!! DENGARKAN PENJELASAN KAMI DULU !!!!".

Liora terdiam saat Lucas membentaknya. Baru kali ini dirinya dibentak sekeras itu tepat dihadapannya.

Lucas perlahan membawa Liora menuju sofa,dan mendudukannya disana.

Lucas berjongkok didepan Liora,sembari menggenggam tangannya erat.

Ia mengelus pipi kiri Liora.

"Liora dengar....
kami tidak pernah menjadikanmu objek. Dari awal kami sudah membuat kesepakatan sebelum datang ke Indonesia. Diantara kami berempat,yang tidak menginginkan warisan hanyalah aku. Karna aku hanya ingin kamu Liora...aku tulus mencintai mu... aku rela tidak mendapatkan sepeserpun asalkan kamu jadi milik aku.. tolong jangan benci padaku Liora.."

Liora terdiam melirik keempat pamannya.

"Tapi..  hanya dia yang melanggar kesepakatan kita. Dia serakah !!! Sekarang kamu tau alasan aku tidak pernah akur dengan anak ini !". Lanjutnya sembari menunjuk Gio.

Liora tidak bisa berkata-kata setelah mendengar penjelan dari Lucas.

"Aku gak peduli, kalian seperti apa... aku cuma mau ketemu orang tuaku SEKARANG !".

"Baik Liora.... Baik... kita akan bawa kamu ke Amrik,tapi bukan sekarang.." ucap Daren.

"Kapan ?!!! Mau sampai kapan kalian giniin aku ??! Jangan-jangan Bunda juga ikut andil rencana kakek ??!!".

Tak mau menjawab, Lucas hanya memaksa Liora masuk dalam pelukannya agar Liora tenang.

"Tolong mengertilah Liora".

Akhirnya Liora tahu semuanya,bisa jadi Liora membenci mereka. Namun beda dengan Lucas yang malah merasa senang, karna Liora tahu kalo cintanya benar-benar Tulus.

****




5 hari kemudian.

Liora masih enggan keluar kamar.

Ia hanya berdiam dikamar,dan tak mau makan. Kamarnya selalu dikunci dengan Kunci yang terus menyangkut dilobangnya. Sehingga Lucas tidak dapat menggunakan kunci cadangan.
Jendela pun tak kunjung ia buka.

Nafsu makan Lucas pun  menurun,semenjak Liora mengurung dirinya. Ia selaku menolak jika Daren maupum Cleve mengajaknya makan bersama.

Baik Lucas yang tak bisa membujuk Liora dan Daren beserta Cleve yang tak bisa pula membujuk Lucas untuk memperhatikan kesehatannya.

Cleve dan Daren hanya bisa mengikuti keinginan Lucas yang setia ingin merasakan lapar yang sama seperti Liora. Hanya sesekali Lucas menerima segelas air putih pemberian Daren.

Lucas selalu berusaha membujuk Liora dari balik pintu. Namun selalu gagal. Ia juga berusaha memanjat jendela kamar Liora dari taman belakang,hasilnya tetap sama.

Kini malam ke Enam Liora mengurung diri dikamar.

Jam 00.23 tengah malam.

Lucas setia berdiri didepan pintu kamar Liora. Ia terus mengusap daun pintu yang tertutup.

Ia tidak memghiraukan suara perutnya yang sedari tadi meraung minta diberi makan.

Asal kalian tau, setiap malam Lucas terus berada didepan pintu kamar Liora. Sampai-sampai dirinya tertidur bersandarkan pintu.

Matanya semakin sayu menatap pintu coklat dihadapannya. Tak sadar Lucas menyandarkan wajahnya pada pintu. Merapatkan tubuhnya disana.

Bulir-bulir bening terlihat menetes dari pelupuk matanya dalam diam.

"Liora..... tolong jangan begini.... aku merindukanmu...." ucapnya bergetar.

Snif. Snif.

"Jangan menyiksa dirimu sayang.... dengan dirimu seperti ini.. sama saja kamu menyiksaku...."

"Aku tulus mencintaimu... sayangku.. Cantikku... aku hampir Gila atau mungkin memang sudah Gila karenamu...."

"Mungkin karna cintaku yang begitu besar padamu,sampai tak sadar aku meracau seperti ini...."

"Aku mohon sayang....  jangan seperti ini..."

Beberapa saat Lucas menumpahkan kesedihannya.

Terdengar.

Ceklek..

Lucas tersentak saat mendengar seperti kunci yang terbuka.

Segera Ia menatap knop pintu yang bergerak.





=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang