53

1.9K 160 8
                                    

SAPA AUTHOR DONK 🤭

KOMEN WOY... DIEM² AEEE  🦥



Kriieeeett....

Akhirnya pintu yang hampir seminggu tidak terbuka, kini terbuka lagi.

Lucas menatap nanar sosok yang dicintainya.

Liora terlihat pucat, dengan kantung mata yang sedikit menghitam dan pipinya yang terlihat tirus.

"Sayang...! ". Lucas menerobos masuk kedalam dan menutup pintunya.

"Sayang... Are U okay ? Kamu pucat sekali.. kamu sakit ?!". Ucapnya panik,mengecek suhu tubuh Liora dengan brutal.

Liora hanya menggeleng pelan.

"Om nangis ?". Ucapnya lemah.

Tak menjawab,Lucas malah memeluk tubuh lemah Liora karna tak tega melihatnya. Mungkin karna kurangnya asupan makanan membuat Liora lemas dan pucat.

"Tunggu disini.. aku ambil makanan dulu !".

Tidak menghiraukan tengah malam,dentuman terdengar di antara anak tangga akibat Lucas berlari menuju dapur. Segera Membuat bubur instan kemasan dan segelas air hangat secara kilat.

Lalu membawanya pada Liora.

Lucas mendudukan Liora dikasur. Dan dirinya duduk dikursi belajar Liora yang ia geser.

Lucas perlahan menyuapi Liora sedikit demi sedikit hingga semangkuk bubur dan segelas air habis.

Setelah menaruh mangkuk dan gelas diatas meja. Lucas kembali terduduk di hadapan Liora yang bersandar disisi ranjang.

Pucat wajah Liora kini sedikit berkurang karna telah diberi makan.

Ia meraih satu tangan Liora dan mengecupnya. Lalu ia tempelkan pada pipinya sendiri.

"Tanganmu dingin sayang..."

Tak kuasa menatap wajah Liora yang terlihat pucat dan kurus,Lucas kembali mengeluarkan air mata. Entah saat ini hatinya sangatlah rapuh. Berbanding terbalik dengan sifatnya yang dikenal dingin ,batu dan keras kepala.

Liora mengusap air mata Lucas.

"Secinta itu Om Lucas sama Aku ?".

Lucas tersenyum.

"Memikirkanmu saja , hampir gila rasanya".

"Sejak kapan Om cinta sama aku ?".

"Sejak terakhir kita ketemu dulu".

Liora terkejut dengan ucapan Lucas.

"Terakhir kita ketemu dulu, kata Bunda umur aku masih 5 tahun Om".

Lucas mengangguk ,lalu mencium telapak tangan Liora yang masih dipipinya.

"Aku cinta kamu sejak kamu umur 5 tahun. Aku sudah membayangkan jika besar nanti kamu pasti tumbuh menjadi gadis yang cantik, dan nyatanya dugaanku benar... kamu memanglah cantik... sangat cantik...  Setiap malam aku selalu menantikan momen dimana kita bersama saat kamu besar nanti, selama ini aku hanya bergumul dalam haluanku dimana kamu dan aku yang sudah sama-sama dewasa".

Liora tersadar kalau cinta Lucas tidaklah main-main. Karna Liora pernah mendengar sebuah kata-kata, jikalau laki-laki hanya menangis jika hatinya memanglah tulus. Dan sekarang Lucas melakukannya.

"Kamu tau... apa yang membuat aku cinta padamu dulu ? Padahal umurmu baru 5 tahun".

Liora menggeleng.

"Karna benda ini".

Lucas menunjuk bibir Liora yang masih sedikit pucat.

"Bibir aku ?".

Lucas mengangguk sambil menatap bibir itu sayu.

"Dulu kamu pernah tiba-tiba kecup bibirku cepat, memang adegannya hanya beberapa detik, tapi rasanya sungguh Dahsyat.. efeknya menahun. Rasanya selalu terbayang hingga saat ini". Ucapnya sembari mengelus pelan objek kenyal itu.

"Om.. "

"Iya sayang...."

"Mmm..aku minta maaf soal kejadian hari itu... sekarang aku ngerti posisi kalian juga terpaksa".

"Wajar kalau kamu marah, kami memang salah... kamilah yang minta maaf..."

"Aku juga terimakasih karna Om Lucas udah Cinta sama aku".

"Itu hakmu untuk dicintai Liora. Aku tidak peduli cintaku berbalas atau tidak. Yang pasti cintaku ini tulus untukmu seorang".

Hati Liora tersentuh mendengar kata-kata Lucas. Tanpa sadar Liora menarik lengan Lucas dan memeluknya.

Liora merasakan suhu tubuh Lucas yang panas.

"Om Sakit ?". Tanya Liora memperhatikan wajah Lucas,dirinya baru sadar jika Lucas juga terlihat pucat. Tapi tadi telapak tangannya tidak terlalu merasakan panas tubuh Lucas.

Lucas hanya menggeleng sambil tersenyum.

"Darahku hanya mendidih karna disentuh olehmu".

Groooowww.....

Baik Liora maupun Lucas sama-sama menatap kearah perut Lucas.

"Om belum makan ?".

"Melihatmu kenyang,aku juga kenyang".

"Bohong... om harus makan,nanti sakit !".

"Kamu mengkhawatirkanku ?".

"Iya aku khawatir, om juga harus makan ! Om pikir aku gak sadar kalau Om selalu didepan pintu kamarku ?!".

"Kalo kamu yang memerintahkannya ,aku akan menurut".

Liora mengandeng Lucas menuju dapur secara perlahan. Sepanjang perjalanan Lucas hanya terus berfokus pada Liora. Jujur pandangan Lucas sedikit kabur akibat tidak makan selama beberapa hari.

Liora membuka kulkas, hanya terdapat satu bungkus roti berisi selai strawberry sisanya Mie instan dan minuman.

"Om cuma ada satu bungkus roti punya aku...atau om mau aku masakin Mie ?".

Lucas menggeleng.

"Roti aja, aku mau makan dikamarmu".

"Minumnya ?". Tanya Liora.

"Susu..    susu punyamu".

Liora menoleh dengan cepat ke arah Lucas.

"Hah..? Maksudnya ?!".

"Susu kotak punyamu yang ada dikulkas rasa strawberry".

"O-oh... iya boleh.."

Liora merutuki dirinya dalam hati. Bisa-bisanya berfikiran ke arah lain. Semoga saja Lucas tidak menyadarinya.

"Aku juga ingin yang itu, tapi belum saatnya". Celetuk Lucas yang sadar akan omongan Liora mengandung maksud lain.

Liora yang masih berada didepan kulkas pura-pura tidak mendengar perkataan Lucas. Padahal dirinya tau maksud dari perkataan itu.

Lucas terkekeh tanpa suara. Dirinya tau kalau Liora sengaja mengabaikannya.






=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang