82

1.2K 90 9
                                    

Liora termenung menatap keluar jendela pesawat. Tanpa sadar Dirinya sibuk melamun sembari memandangi indahnya kelap kelip lampu kota yang bertaburan disetiap pulau.

Ia tak tau jika sedari tadi pria dewasa disebelahnya terus memandanginya. Penuh tanya.

Lucas berusaha memahami kalau Liora kini sedang sedih. Karena memang calon istrinya ini sangat memiliki rasa empati yang tinggi.

Lucas mengecup Tangan yang sedari tadi ia genggam.

"Apa yang kamu fikirkan sayangku hmm..?" Tanya Lembut. Membuat Liora cepat menoleh ke arahnya.

Gadis itu tersenyum walau awalnya gelagepan tertangkap basah melamun. Tak dipungkiri kini dirinya tanpa sadar melamun karena sesuatu yang mengganjal di hatinya.

"Gak ada Om.... aku cuma lagi ngeliat pemandangannya bagus banget hehe.."

Lucas membawa bahu kecil itu menuju dada bidangnya. Merangkulnya dengan hangat.

"Apa kamu bersedih karena aku bersikap seperti dirumah tadi pada Cleve ?".

Liora sedikit melebarkan matanya. Itu yang dirinya maksud.

"Mmm..gak Om... Aku tau Om lagi emosi... aku ngertiin itu kok.."

"I'm sorry".

"Gapapa Om.... aku cuma gak mau aja Om berantem sama adik-adik Om gara-gara aku". Cicitnya.

Lucas terkekeh pelan.

"Bagaimana tidak. Kamulah inti dari permasalahan kita sayang".

Liora terdiam.

"Hatimu tidak berpaling pada Cleve kan sayang..?" Tanya Lucas. Liora menatap Lucas.

Tidak mungkin dirinya mencintai Cleve. Tapi mengapa dirinya merasa sesedih ini ?

"Gak kok Om.. Hati aku cuma buat Om Lucas". Liora tersenyum lalu mengecup singkat pipi Lucas.

"Oh no.. ini dipesawat sayang... kamu sungguh menggodaku..." bisik Lucas giginya berusaha meraih duan telinga Liora yang terkikik kegelian.

"Sshhhttt... penumpang lain sedang tidur Om.. jangan buat aku ketawa... geli.."

"Justru baguss... akan lebih menantang jika tanpa suara kan..? Sini.."

Lucas menoleh kesana kemari,tak terlihat Pramugari didekatnya.

Klek..

Lucas melepas pelan sabuk pengaman diperut Liora. Lalu menarik tubuh mungil itu agar tertidur dipahanya.

"Om... nanti ada pramugari lewat aku dimarahin gara-gara gak pake sabuk pengaman..!" Bisiknya panik.

"Berani dia marahin kamu...? Satu tamparan akan dia dapatkan. Walau perempuan sekalipun. Aku tidak peduli".

Liora menelan salivanya takut. Lalu menuruti perintah Lucas.

Saat sudah berbaring dipahanya. Lucas menunduk,dengan cepat melumat bibir ranum yang membuatnya tersiksa karena rindu.

Liora hanya bisa menikmati alur permainan Lucas.

Ternyata posisi seperti ini membuat ciuman mereka semakin bergairah. Tak segan-segan Lucas melumat dan mengemut lidah lentur gadisnya. Ditambah bibir bawah yang ranum itu ia gigit-gigit gemas.

Tangan kanannya tak tinggal diam. Ia bergerak mengusap-usap area perut dan pinggul Liora. Menelusupkan tangannya dibalik kaos tanpa permisi. Mengusapnya secara sensual. Tak lewat dirinya memberikan cubitan-cubitan ringan disana.

Sekuat tenaga Liora menahan desahan yang hendak kekuar dari mulutnya. Menyadari itu Lucas hanya terkekeh pelan. Sungguh menderita dan tersiksanya Liora saat ini.

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang