77

1K 93 5
                                    

Liora duduk dikasur menghadap Gio yang duduk agak berjauhan di depannya.

Mata Liora siaga.

"Ya terus Lo mau ngapain disini ?".

"Bisa gak sih Lo sopan dikit ke Gue..?". Ucapnya datar. Dengan mata tajamnya.

Liora menaikkan satu alisnya. Rupanya Gio sudah tidak ingin bermanis-manis lagi padanya.

"Ngapain gue harus sopan ke Lo yang pernah buat Gue malu diacara perpisahan ?".

"Kalo cewe lain jutek ke Gue. Udah Gue habisin saat itu juga. Tapi entah kenapa kalo Lo yang begitu.. malah naikin Level keacntikan Lo dimata Gue". Gio tersenyum miring.

"Cih...gak butuh Pujian Lo".

"Gue gak muji. Itu kenyataan".

"Udah ngomongnya ? Sekarang Keluar"

"Kalo Lo terus ngusir Gue. Gue pastiin besok Lucas akan Marah-marah ditelfon".

"Oh ya...? Lo mau Cepuin Gue ke Lucas..? Silahkan...! Gue yakin Om Lucas gak bakal percaya sama omongan Lo".

Gio menaikkan sebelah alisnya.

"Oh ya...? Lo pikir gue gak punya bukti kedekatan Lo sama Cleve".

Deg.

Liora sedikit tertegun. Namun tetap berpura-pura berani.

"Sekarang. apa yang Lo mau hah ? Kenapa Lo ganggu gue terus sih ?!".

"Simple. Gue mau Lo. Jadi pacar Gue".

"Ck.. Gio.. Liat Om Cleve. Dia aja gak masalah gak Gue anggep. Karena dia beneran Cinta sama Gue dan tau kalo gue ini milik Om Lucas. Dan Lo..? Woy.. Lo tuh ganteng. Cari Cewe yang lebih cantik diluar sana..gak harus Gue Gio !".

"Gak harus Lo..? Gue maunya. " Gak, Harus Lo" ".

"Ya kalo Lo maunya Gue kayak Cleve juga gak masalah Sih. Sementara tapi berkesan, sebelum Lo bener-bener jadi ipar Gue". Lanjutnya santai bersandar.

"Makasih. Gak perlu. Gue udah cape ngadepin kalian. Gue cuma mau ketemu Bunda sama papah Gue".

Gio bangkit mendekati Liora yang semakin memdelik siaga.

"Mau ngapain sih ?!". Pekik Liora saat Gio menggenggam dagu Liora.

"Bibir ini gak pantes ngomong Ketus. Kemana Liora Polos yang Gue kenal ?".

Gio berjongkok.

"Maafin Gue yang pernah nyakitin Lo. Gue begitu karena Gue cemburu Lo lebih milih Lucas ketimbang Gue".

"Apa sih kurangnya Gue dimata Lo..?" Tanyanya Sendu.

"Otak Lo minus banyak".

"Terserah Lo mau bilang apa. Yang pasti manusia berotak minus ini masih sangat menyukai perempuan bermulut pedas dihadapannya". Bisiknya.

Sesaat ibu jarinya mengusap bibir Liora. Gio bangkit meninggalkan kamar Liora.

Liora mencengkaram dadanya.

Deg..deg..deg...

"Takut banget Anjir !".

.
.
.

Disisi lain.

Bugh...

Tak sengaja Gio menyenggol lengan Cleve saat ditangga. Tanpa meminta maaf, Gio berlalu begitu saja.

Cleve hanya mengernyit heran. Cepat dirinya menoleh kearah kamar Liora.

Cleve mencepatkan langkahnya menuju kamar Liora. Melihat Liora yang duduk diam meringkuk diatas kasur dengan tatapan kosong merunduk.

"Lio... are you okay ?".

Liora menoleh. Menatap Cleve.

"Apa Gio barusan dari sini ?".

"Om gausah deket-deket aku lagi deh".

"Why ?".

"Gio bakal lapor ke Om Lucas".

"Tenang Liora.. Itu sudah konsekuensiku. Cepat atau lambat Lucas akan tau. Aku yang akan menghadapinya".

Liora menitikkan air mata. Dengan cepat Cleve membawa Liora kepelukannya.

"No... Kamu gak salah. Egoku yang salah telah memaksamu".

"Aku juga mau hidup tenang...." Ucapnya bergetar karena tangisnya.

Dengan emosi Cleve berjalan mencari Gio diseluruh penjuru ruangan.

Sampai ketika dirinya menemukan Gio yang sedang santai duduk di ruang tengah sembari menonton TV.

Cleve berdiri memblokade pandangan Gio.

"Ck.. ngapain sih ? Minggir".

Cleve mencengkram kerah baju Gio lalu menariknya agar berdiri.

"Lo yang ngapain..? Ngancem Liora dengan bacot Lo yang gak jelas !".

"Napa..? Lo udah takut bro sekarang ?". Ucap Gio remeh.

"Kalo sampe mental Liora keganggu gara-gara ucapan sampah Lo.."

"Apa..? Lo mau mukul Gue..? Basi"

"Gue gak sehina itu buat mukul sampah kayak Lo. Anak Bontot yang selalu cari perhatian orang tua. Haha... keluarga Carrington gak butuh bocah idiot kayak Lo".

Gio memburu nafasnya kesal mendengar ucapan Cleve yang sangat menyinggung dirinya. 

Karena Gio juga merasa kalo orang tuanya terutama sang ayah yang terlalu membangkan anak yang sudah bisa menghandle perusahaan. Sedangkan dirinya masih menempuh pendidikan.

Ia selalu dianggap sebagai anak yang paling kecil. Sehingga jarang dirinya dilibatkan kedalam suatu urusan atau masalah.

"KALO GUE IDIOT TERUS LO APA HAH..? LO ITU LEBIH HINA...!! DEMI DAPETIN CINTA LIORA LO SAMPE NIRUIN LUCAS..!! LO YANG IDIOT KARENA GAK KREATIF..!!" Semburnya diwajah Cleve.

Cleve mengeratkan rahangnya. Tangannya terkepal kuat.

Keduanya menoleh karena sebuah tangan kecil mendorong pelan tubuh keduanya untuk menjauh.

"Liora...."

"Gausah Ribut Om. Aku bakal nurutin kata-kata kalian berdua. Aku udah terlalu pusing. Kalian gak usah berantem. Aku milik kalian semua". Ucap Liora datar.

Liora pasrah,karena entah semakin hari kehidupannya semakin tidak jelas. Mungkin kalian juga menyadari dari permasalahan yang semakin hari semakin tidak jelas dan berbelit-belit.

Tangan Cleve dan tangan kiri Gio sama-sama menangkup satu-satu pipi Liora.

"Memang harusnya begitu". Ucap Gio tersenyum.

Cleve hanya terdiam. Sebenarnya ia sangat sedih melihat Liora yang semakin lama-semakin tersiksa karena diirnya dan saudara-saudaranya.

"Aku akan bertindak adil. Plis jangan anggap aku murahan atau sasimo. Aku cuma gak mau kalian ribut terus".

Gio memluk Liora.

"Ya.. Aku janji gak akan ribut lagi". Ucap Gio sembari menatap Cleve seolah mengejek.

Sedangkan Cleve hanya diam menatap tajam ke arah Gio.

"Aku mohon. Om Lucas jangan sampe tau".

Gio mengangguk senang dipelukannya.

Cup...

Gio mengecup dalam pipi Liora. Karena sudah lama Ia tidak mencium Liora.

Cleve tersenyum kearah Liora.

Rupanya Gio tidak tahu dibalik Perkataan Liora ada sebuah rencana yang Cleve rencanakan bersama Liora.

Ia akan membuat Gio hanyut dalam rayuannya lagi. Dan disaat waktu yang tepat. Baik Liora ataupun Cleve akan cepat mengambil Ponsel dan Laptop Gio untuk melenyapkan bukti-bukti itu.















=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang