38

2.3K 170 5
                                    

Mereka berdua saat ini sedang berada di Ruang Studio Bioskop. Gio memaksa Liora untuk menonton Film horor,padahal Liora tidak begitu suka.

"Ck.. kenapa sih Gio pesen sweet Box ? Aku maunya dikursi biasa". Ucap Liora kesal.

"Sengaja. Kitakan pasangan". Jawabnya santai.

"Aku juga gak suka film horor Gio !".

"Aku tau Baby. Kamu bisa peluk aku kalo takut".

Liora memutar bola matanya jengah.

Lampu ruangan seketika redup. Menandakan Film akan segera diputar.

Liora sedikit menggeser posisi duduknya menjauh dari Gio. Ia tidak ingin terlalu menempel dengan Gio.

Gio sekilas melirik Liora yang kini sedang menonton Film sambil menutup wajahnya dengan satu tangannya. Ia tersenyum,lalu kembali menonton film.

Liora menonton dengan satu tangan yang terus menutup wajahnya. Ia paling tidak suka film yang terdapat banyak Jumpscare. Sesekali dirinya mengintip dari sela-sela jarinya yang ia renggangkan.

Dalam diam,ia melirik Gio yang fokus menonton Film. Ia sama sekali tidak  merasa takut.

JRENG...!!!!

Liora terkaget saat adegan Jumpscare baru saja terjadi, ingin sekali rasanya Ia memeluk tubuh Gio dan menyembunyikan wajahnya disana. Namun,ia takut Gio malah menjadikannya kesempatan.

Tiba-tiba tangan kanannya terasa tergenggam oleh tangan besar. Membuatnya sedikit tenang. Walau jantungnya masih berdetak kencang.

Liora kembali memberanikan diri untuk terus menonton Filmnya.

Disela-sela ketakutannya, tiba-tiba Liora merasakan punggung tangan kanannya dikecup beberapa kali.

Ia melihat siluet wajah Gio yang sedang menciumi punggung tangannya.

Merasa Risih, Liora berusaha menarik tangannya. Namun ganggaman Gio lebih kuat darinya.

"Gio lagi apa sih ?! Lepas !". Bisiknya.

"Kita duduk paling belakang,gelap. Gak ada yang liat". Jawabnya santai.

Dengan kesal Liora kembali menghadap kearah layar. Gio tidak ingin melepaskan tanganya,dan Itu juga hanya sebuah kecupan-kecupan ringan. Sehingga Liora membiarkannya.

Selama Film berlangsung, Liora terus saja merasakan kecupan-kecupan Ringan dipunggung tangannya berkali-kali. Sampai-sampai ia tidak memperdulikannya lagi.

Namun,setelah dirasa-rasa. Kecupan ringan itu semakin lama semakin terasa basah. Dan terasa seperti ada benda lentur yang bermain-main di punggung tangannya.

Liora menatap kilatan mata Gio yang kini sedang duduk menghadapnya,dengan tatapan sayu yang kini berfokus padanya bukan Layar Film.

Sesaat Liora terkesima pada Gio disampingnya. Ia berusaha menarik tangannya. Tapi Gio malah menajamkan matanya sambil terus menjilati punggung tangan Liora.

"Gio Lepas !". Bisik Liora. Takut terdengar pengunjung Bioskop Lain. Karna keadaan Bioskop Cukup Dipenuhi banyak Orang.

Bukannya dilepas,Gio malah menggelengkan kepala.

Liora terus saja berusaha melapaskan tangannya.

"Diem. Atau aku bakal desah yang keras biar orang-orang tau kalo kita lagi cumbuan". Bisik Gio.

Liora tercengang,mendengar perkataan Gio yang kini sedang mengancamnya.

Liora berniat bangkit meninggalkan Studio namun Pinggangnya ditahan oleh tangan kiri Gio.

"Aaahhh...." desah Gio sedikit keras.
Liora yang terkejut langsung membungkam mulut sialan Gio.

Rupanya ucapan Gio tidak main-main.
Liora panik saat beberapa penonton dari kursi depan menengok ke arah mereka,dan pastinya mereka berfikir dirinya dan Gio sedang mojok didalam kegelapan.

"Gio apaan sih mulut Lo ! Lepasin Gue mau keluar dari sini !". Bisik Liora, ia sungguh tidak tahan lagi atas perlakuan Gio.

"Diem. Duduk. Atau Gw berbuat lebih". Ucap Gio santai namun mengintimidasi.

Liora menghentakkan kakinya kesal. Gio hanya tersenyum gemas melihat Liora yang kini sedabg marah atas perlakuannya.

Selama 1/4 Film terakhir, Liora terus merasakan punggung tangannya dimainkan oleh Gio. Sesekali jari-jari lentiknya terasa diemut.

Liora hanya ingin Filmnya segera berakhir. Agar ia bisa cepat-cepat keluar dari ruang Studio.

Ruangan yang sedari tadi gelap,perlahan terang. Semua lampu menyala,menandakan Film telah berakhir. Satu persatu pengunjung meninggalkan Studio.

Liora merasa Lega,kemudian menoleh kearah Lucas yang masih enggan melepaskan tangannya.

"LEPAS !". Tekannya.

Gio menatap Menatap Liora tajam,kemudian tersenyum dan melepaskan genggaman tangannya.

Liora mendapati punggung tangannya yang sudah memerah ,basah dan banyak tercap gigitan-gigitan kecil disana.

Liora bergegas bangkit,meninggalkan Gio.

Ia segera pergi ke toilet Bioskop guna membersihkan sisa-sisa Saliva yang terdapat dipunggung tangannya.

Ia menggosokkan tangannya sedikit kasar ,dengan memberikan sabun cair yang cukup banyak.

Ia sebelumnya sudah menduga,sejak dirumah. Bahwa dimanapun dirinya dan Gio berada. Sudah pasti Gio tidak akan Luput dari tingkah mesumnya.

Sama seperti Lucas. Namun bedanya Lucas tidak pernah melakukannya diluar rumah.

Setelah mengeringkan tangannya,ia sesekali mencium punggung tangannya memastikan tidak adanya bau air Liur Gio yang tertinggal disana.

Bukannya bau,Liora malah mencium aroma seperti air Liur bayi. Memang sedari awal, keempat pamannya sangat menjaga kebersihan mulutnya,sehingga   bau mulutnyapun tidak tercium.

Liora keluar dari Toilet,mendapati Gio yang setia menunggu diujung Pintu.

"Aku rasa Ludahku gak begitu bau ,sampai kamu harus mencucinya".

Liora memutar bola matanya jengah.

"Memang. Tapi banyak Virus yang tertinggal !". Ketusnya.

"Are u serious ? Buktinya kamu gak mati setelah beberapa kali aku cium kemarin-kemarin".

Liora sangat malas meladeni Gio yang selalu saja bisa menjawabnya..

Liora membuang nafas panjang.

"Sekarang kita pulang atau lanjut ?". Ucapnya pasrah.

"Lanjut dong !". Ucap Gio semangat, dan langsung menggandeng Liora keluar area Bioskop.







=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang