76

863 81 8
                                    


Liora terbangun dari tidurnya. Mengulat kuat meregangkan otot-ototnya dengan nikmat. Tangannya yang terulur tak sengaja menghantam sesuatu.

Dengan mata sepat dirinya menoleh kearah kiri. Mendapati tangannya menyentuh wajah sesorang.

Liora tersentak kaget melihat Si peniru Lucas sedang memperhatikannya dengan berposisikan miring menghadapnya dengan tangan kannya menyanggah kepala.

Wajah itu menatapnya sembari tersenyum dengan rambut yang sedikit berantakkan.

Liora terpundur.

"Gawat... Dia menganggap dirinya itu Lucas". Batinnya menatap was-was.

"Sudah bangun...?" Tanya Cleve dengan muka bantalnya.

Liora mengangguk.

Sejak kapan, Cleve berada dikamarnya dan bertingkah seolah-olah dirinya adalah Lucas ?

"Rupanya Ini pemandangan yang selalu Lucas Lihat disaat tidur bersamamu.." ucapnya serak.

"Oh ya... kamu ingin menelfon Lucas kan ?". Tawatnya.

Liora mengangguk antusias.

Cleve meraih ponselnya di nakas. Lalu memulai panggilan Telfon.

"Bicaralah sepuas yang kamu mau dengannya. Tapi jangan menyuruhku pergi dari sini". Ucapnya. Memberikan ponsel pada Liora.

Liora mengangguk saja.

Dirinya mulai menempelkan Ponsel Cleve pada telinganya saat terlihat detik panggilan yang sudah berjalan. Panggilan terangkat.

Grek...

"Hello... With the Master Company Departemen.  Can I help you ?". Ucap seorang wanita dari balik telfon. Mungkin itu sekertaris Lucas.

"Aaa... mm.. Can I Talk to Lucas ?". Jawab Liora pelan.

"Who is this ?".

Cleve terkekeh pelan mengambil alih Ponselnya.

"Hello Alice.. I'm Cleve. I Want to talk to Lucas".


"Of Course Mr. Cleve".

Cleve memberikan Ponselnya lagi pada Liora.Sesaat Hening didalam panggilan telfon.

"Hai Cleve.." sapa Lucas.

"Om Lucas.... ini aku Liora". Cicitnya.

"Liora Cantikku...! Bagaimana kabarmu sayang ?". Seru Lucas.

"Mmm... aku Baik Om. Om sendiri gimana kabarnya....?"

"Seperti biasa... tersiksa..." ucapnya melesu.

"Tersiksa kenapa Om..?"

"Aku Tersiksa karena setiap hari Rindu padamu..."

"Aku juga kangen banget sama Om.. oh iya.. Om Daren ,Bunda,Papah sama kakek Nenek gimana kabarnya..?"

Liora menelfon sambil merasa canggung karena terus ditatap Cleve.

"Mereka baik... hanya aku yang tidak baik".

"Om kerasa gak..? Setiap hari aku selalu berdoa buat Om.. dan semuanya..."

"Terasa..."

Tubuh Liora seketika menegang, Cleve mulai meraih jari jemari tangan kirinya. Memainkannya dengan cara mengelus,mencubit dan meremas-remasnya.

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang