18

6.8K 493 27
                                    

Mata bengkak itu perlahan terbuka ,banyaknya air mata yang keluar membuat mata lentik itu menebal.

Sekilas melirik pada atap ,lalu beralih kearah samping kirinya, menangkap sesosok manusia yang kini sedang terduduk disampingnya sambil terus memperhatikannya dengan kedua tangannya menggenggam tangan kiri Liora.

Liora langsung mengubah posisinya menjadi terduduk dikasur. Dengan tatapannya yang lurus kedepan.

"Liora, Matamu bengkak. Maafkan atas ulahku semalam". Ucapnya dengan lembut.

"Aku terlalu khawatir sehingga aku berbuat begitu".

"Kamu adalah wanita tercantik yang pernah aku temui". Lanjutnya.

Liora sekilas meliriknya,namun kembali mengacuhkannya.

"Hal yang perlu kamu ketahui, aku tidak pernah menganggapmu sebagai keponakanku."

Liora menoleh ke arahnya.

"Lalu ?". Tanya Liora menaikkan satu alisnya.

"Gadisku".

Liora memicingkan tatapannya, apakah orang yang berada didepannya kini memiliki kepribadian ganda ?,yang dapat berubah-ubah sifatnya.

Kadang seperti monster,kadang juga Lembut seperti malaikat tampan.

"Apakah ini caranya bermain taktik. Agar aku jatuh pada kebohongannya ?".
Batinnya.

"Ini bukanlah sebuah kebohongan manis. Aku sungguh menyayangimu lebih dari saudara". Ucapnya seolah mendengar dewi batin Liora yang berbicara.

Tapi jika dilihat dari tatapannya saat ini ,mungkin kah itu semua adalah kebenaran ?
Perlahan pertahanan Liora pun roboh.
Liora tidak mengelak jika tangannya terus digenggam oleh Dia.

Dia perlahan mencium kedua punggung tangan Liora. Dilanjut mencium kedua mata bengkak Liora.

Entah mengapa Liora merasakan debaran berbeda dijantungnya. Apakah dia telah termakan rayuannya ?.

"Aku tidak akan menyakitimu jika kamu tidak memulainya Manis".
Ucapnya.

"Tidak ada pria lain yang dapat memilikimu selain aku. Bahkan Saudara kandungku sekalipun".

Lalu ia membawa Liora kedalam pelukannya.

Seakan terhipnotis,sama sekali tidak ada penolakan dari dalam diri Liora. Liora hanya terdiam dengan terbengong.

Tanganya bergerak mengambil kedua tangan Liora dan mengalungkannya dilehernya. Lalu Ia kembali memeluk pinggang mungil Liora dengan erat.

"Jangan menjauh lagi dariku". Bisiknya.

Liora masih saja terdiam.

Dan adegan pelukan itu tanpa mereka sadari diliat oleh satu Pasang mata dari balik pintu yang tidak tertutup rapat.

.
.
.
.
.
.

Lucas merasa haus,Ia berjalan kearah dapur,menggapai satu gelas dan menungkan air dingin yang ia ambil dari kulkas. Kemudian ditenggaknya air tersebut.

"Haus Bang ?". Sapa.seseorang dibelakangnya.

Lucas menoleh ke arah sumber suara.

"Kenapa Lo ?". Tanyanya kepada pemilik suara yang kini tengah berdiri bersandar ditembok.

"Gapapa,Gua cuma lagi Liat aktor kelas kakap". Balasnya santai.

"Maksud Lo ?". Lucas membalikkan badan seraya menautkan alisnya.

" Yah Lo yang buat peraturan buat gak terlalu kontak fisik sama Liora, napa Lu yang enak-enakan pegang sana-sini ?". Ucapnya tak terima.

"Terus apa masalah Lo Gio ?". Tanya Lucas dengan tatapan dinginnya.

"Kalo begitu cara main Lo... Gua juga bisa perkosa Liora sesudah atau sebelum Lo !". Gertaknya.

Tersulut emosi Lucas tatkala mendengar itu.

Gelas yang berada digenggamannya seketika melayang,menabrak tepat pada dinding disamping wajah Gio. Serpihan gelas berhamburan. Namun untungnya tidak melukai Gio sedikitpun.

Giopun terkaku ditempatnya.

Deren dan Cleve menghampiri keributan yang sedang terjadi di dapur.

"Hei.. ada apa dengan kalian ?". Tanya Deren.

Cleve yang sadar akan keadaan, menarik dan membawa Gio menjauh dari Lucas menuju ruang tengah.

"Aku yang akan bersihkan". Ucap Lucas singkat melenggang pergi mengambil sapu. Kemudia memunguti pecahan-pecahan gelas yang berserakan.

"Lo gak seharusnya begitu sama Gio Lucas." Ucap Deren.

Lucas terhenti dari kegiatannya,mengeraskan rahangnya lalu menoleh kearah Deren.

"Apa kabar Lu ,kakak tertua ? Lu juga semena-mena ". Ucap Lucas dengan senyum miringnya.

Deren menahan gejolak didadanya saat ini, memang Lucas adalah anak keras kepala di keluarga Carington.

"Ok.. Gua memang begitu. Tapi bukan berarti Lo bebas buat peraturan yang kemudian Lo Langgar sendiri".

"Hak GW. Karna Gw mencintai Liora tulus, Bukan Karna Warisan !". Ucapnya sinis.

Lucas melenggang pergi kearah pintu belakang,meninggalkan Deren didapur yang terdiam.

..........

Saat tadi membersihkan Lantai,tak sengaja telapak tangan Lucas tertusuk serpihan gelas dan Lumayan mengeluarkan Banyak darah. Karna tanpa sadar Lucas terah meremas serpihan kaca saat sedang berbicara dengan Deren.

Lucas segera mencuci lukanya. Namun darahnya tak kunjung berhenti keluar.

"Om tangannya kenapa ?".

Lucas terkejut mendapati Liora sudah ada disampingnya.

"Tidak papa".

"Ya Ampun darahnya gak berhenti, sini". Liora menarik tangan Lucas lalu mengguyurnya dengan air dingin yang ada digenggamannya.

Lucas sedikit meringis merasakan beku ditangannya.

Dan benar saja,Lukanya kini sudah berhenti mengeluarkan darah.

"Mau Aku kasih obat merah om ?".

Lucas terbuyar dari lamunannya.
Kemudian mengangguk saja.

"Tunggu sebentar ,aku ambil kotak obat dulu dikamar".
Liora bergegas menuju kamarnya mencari kotak obat. Saat berbalik,ternyata Lucas sudah ada dipintu kamarnya.

"Aku udah bilang tunggu sebentar, ya sudah sini".

Liora menarik pelan Lucas agar terduduk di sisi kasur.

Lucas hanya terpaku melihat Liora yang sangat telaten memberinya Obat luka,dan memberikan perban tipis.

" sudah Selesai". Ucap Liora dengan tersenyum.

Lucas hanya memandangi perban ditangannya. Ia tidak menyangka kalau Liora akan melakukan ini kepadanya.

"Om Lucas ?". Liora kembali membuyarkan Lamunan Lucas.

"Ah..M-makasih Liora". Jawab Lucas, lalu bergegas meninggalkan kamar Liora,menuju kamarnya.

Ceklek..

Saat pintu kamarnya terkunci ,Lucas berdiri menyandar disebalik pintu kamarnya.

Kedua tangannya Ia tempelkan kedada.

Terasa debaran yang begitu kencang didalam rusuknya.

Lalu Ia kembali menatap perban ditangannya ,kemudian tersenyum.

"Ada hikmahnya juga".





=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang