79

997 94 11
                                    

Double Up nih..😉





Sampai siang ini Gio masih setia dikamarnya. Menemani Liora dikamarnya.

Gio terus menempel pada Liora yang saat ini sudah sangat jengah dan muak akan tingkah manja Gio.

"Udah siang Gio. Keluaaaarr dong..." rengeknya.

"Gak mau. Aku mau ikut kamu".

"Aku gak mau kemana-mana Gio.."

"Mangkannya aku disini terus".

Liora memutar matanya malas. Gio selalu saja bisa menjawabnya.

Sedangkan Gio merasa gemas melihat wajah Jutek Liora.

Tanpa mengetuk pintu. Tiba-tiba Cleve masuk kedalam kamar Liora. Ia berjalan mendekati Kasur. Menarik paksa tubuh Gio dari kasur.

"F*CK..! Lo ngapain An**ng..!!" . Pekik Gio tak terima.

"Waktu Lo abis. Giliran Gue sekarang". Ucapnya datar.

Gio bangkit berdiri. Menatap Cleve lalu menatap Liora secara bergantian.

"Oohh I see... kalian sedang merencanakan sesuatu kan ?". Tanya Gio tersenyum miring.

Mata Liora tak sadar melebar. Mengapa Gio bisa tau.

"Gak usah kaget Lio. Kamu fikir aku bodoh beby...?". Gio mengusap puncak kepala Liora.

"Semua senjata yang Lo punya udah gue ilangin. Jadi gak usah Lo Sok ngancam Gue Child". Cleve tersenyum bangga.

Gio memasang wajah seolah terkejut. Namun kembali tersenyum miring ke arah Cleve.

"Pfffttt....... Oh Really....? Emang mau gue hapus... soalnya udah gak perlu digue". Ucapnya santai seperti menahan tawa.

Baik Cleve maupun Liora sama-sama terbingung.

"Thanks udah bantu hapusin berkas sampah yang udah gak gue perluin lagi". Gio menepuk pelan pundak kanan Cleve sembari melenggang pergi.

Brag...!

Gebrakan dipintu tak merubah raut keterkejutan Cleve yang diam mematung.

Liora berjalan mendekat.

"Om... kok dia bisa tau..? Terus apa maksudnya tadi Om..?"

Cleve menatap Liora. Mengusap pipi kanan gadis itu.

"Lio... apapun yang terjadi aku akan menaggung segala akibatnya. Kamu gak perlu takut, disini aku yang bersalah. Maaf sudah memaksamu untuk mencintaiku".

Liora hanya teridam bingung.

"Maksudnya Om..?".

"Gio sepertinya sudah mengirim semua foto kita ke Lucas".

Liora membelalak kaget.

"Gak.. gak.... pasti dia cuman ngegertak kita doang Om !".

Cleve hanya diam.

"Gimana ini Om..! Om Lucas pasti marah besar..! Aku juga gak mau Om Cleve kenapa-napa karena amarah Om Lucas.."

Cleve menatap Liora tak percaya.

"K-kamu khawatir padaku Liora..?"

"Iyalah...!aku takut Om Lucas bertindak nekat,terus nyakitin fisik Om !".

Cleve menitikkan air mata.

"Satu dua pukulan pasti akan ku dapatkan darinya. Karena aku pantas mendapatkan itu Liora".

"Aku gak mau kalian saling bertengkar cuman larena rebutan Aku yang anak ingusan ini".

Cleve tersenyum.

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang