Gio keluar dari Toilet setelah setengah jam lebih dia berdiam disana. Entah apa yang dia lakukan didalam sana setelah melihat Liora.
"Ck... tangan gw pegel banget anj#*g". Gumamnya sambil meremas-remas telapak tangan kanannya.
Ia melirik jam dihpnya. Seketika terkaget. Dirinya baru sadar kalau sudah meninggalkan Liora selama itu.
Ia bergegas kembali ketempat sebelumnya. Namun Liora sudah tidak ada disana.
"Pasti Lio marah nih sama Gw". Ucapnya sambil membuka Ponselnya.
Gio menelfon Liora.
"Halo.. Lio.. Aku udah selesai. Kamu dimana ?".
"Aku dilantai Tiga".
"Kan aku suruh kamu tunggu. Kenapa pergi sendirian ?!". Ucapnya panik.
"Aku gak sendirian kok. Aku lagi main games sama Vino. Soalnya Gio lama".
Seketika wajah Gio masam menahan emosi. Mengapa bocah tengil itu ada dimana-mana ?.
"Vino ? Tunggu disana jangan kemana-mana !".
Tut.....
Gio bergegas menaiki Eskalator. Menyusul Liora.
Ia mencari Area permainan disana. Dan benar saja sesampainya disana,ia melihat Liora yang sedang asik bermain bola basket bersama Vino. Liora sangat terlihat senang. Dan itu membuatnya muak.
Saat Liora ingin melempar bola terakhir. Sebuah tangan besar menepis lemparan bolanya sehingga meleset dari Ring.
"Gio... itu bola terakhirku !". Ucapnya kesal.
"Sho what ?". Jawabnya datar dengan wajah kesalnya.
"Santai Bro... Liora cuman gw ajak main Games doang. Lagian kasian kan Liora sendirian nungguin Lo berak". Ucap Vino terdengar mengejek.
"you stole my girl". Ucap Gio datar.
"Sorry ? Dia itu ponakan Lu... SADAR Bro".
"Shut Up Boy. I dont Care". Ucapnya penuh penekanan.
"Come on Lio". Gio menarik tangan Liora untuk mengikuti langkahnya.
"B-bye Vino..."
Gio dan Liora meninggalkan area permainan.
Vino menatap mereka yang menjauh sambil menyipitkan matanya.
"Dugaan gw bener. Bukan cuma satu pihak yang memaksa. Tapi pihak lainnya juga menerima... heuh...". Desisnya.
****
Cleve yang hobinya membaca buku baru menyadari sesuatu.
Sejak kemarin dirinya tidak melihat Lucas.
Ia menaruh bukunya,lalu beranjak dari bangkunya. Berjalan keluar kamar memantau keadaan.
Sepi. Hanya Deren yang terlihat sedang duduk di sofa sambil bermain ponselnya.
"Shhtt.. Deren. Kok sepi ? Lucas mana ?".
"Ada ngurung dikamarnya".
"Yang lain ?".
"Gio sama Liora lagi keluar". Jawab Deren dengan matanya yang tidak beralih dari layar ponselnya.
"Keluar kemana ? Ngapain ?".
Deren mengedikkan bahunya.
"Gak tau jalan-jalan mungkin".
"Kok Lo ijinin ? Kalo Lucas tau. Bisa Gila tuh anak".
"Dari kemarinpun dia udah Gila Cleve".
Cleve bingung mendengar jawaban Deren. Ia mencoba menghampiri kamar Lucas.
Dari Luar kamar terasa Sunyi.
Tok..tok....
Ceklek..
Rupanya pintu tidak dikunci. Cleve melihat Lucas yang sedang terduduk dikasur menghadap jendela.
"Cas.. Lu sehat ?".
"Hmm.." hanya deheman singkat yang Cleve terima.
Dirinya perlahan mendekekati Lucas. Ia terkejut melihat Sebuah Cutter tergeletak di lantai sebelah kaki Lucas. Dan terlihat beberapa tetes darah yang sudah mengering dilantai, dibaju dan celana yang Lucas kenakan.
"Hei.. Cas Lu kenapa ?! Please jangan lakuin kebiasaan aneh Lu..!".
Lucas sedari kecil memiliki kebiasaan menyakiti dirinya sendiri apabila sedang mengalami suatu tekanan didalam pikirannya.
Ia tidak segan-segan melukai dirinya menggunakan benda tajam,asalkan dirinya puas dan terbebas dari tekanan yang berada dipikirannya tersebut.
Cleve meraih tangan kiri Lucas yang terdapat sebuah empat besetan berukuran sedang disana.
Cleve merai tisu dan mencelupkannya ke sebuah gelas berisi air bening dinakas.
"Lu harus bisa kendaliin diri Lu cas. Kalo masalah cemburu gw harap Lu bisa tahan. Jangan sakitin diri Lu kayak gini ! Gw takut lama-lama Lu bunuh diri cuma gara-gara hal sepele !". Ucap Cleve sambil mengelap jejak darah kering yang menempel.
"Udah biasa. Lo jangan khawatir Cleve". Ucap Lucas santai. Membuat Cleve kesal dibuatnya. Dirinya sedang merasa panik malah dibalas dengan sikap Lucas yang tenang dan santai.
"Lama-lama Gw hajar Lu ! Gw benci sama Lu, tapi gw gak mau Lu mati bego !".
Lucas hanya terkekeh pelan. Mendengar perkataan Cleve.
"Gw gak pernah secinta ini sama seseorang". Ucap Lucas pelan.
"Iya gw tau,tapi Please jangan Bego".
"Gw cinta sama dia dari dia umur 5 tahun".
Cleve terkejut mendengarnya.
"What ? are you serious ?".
Lucas hanya diam.
"How..?"
"I don't know. Rasa itu tumbuh dengan sendirinya". Jawabnya santai.
"Gw sadar sekarang Liora tumbuh menjadi gadis yang cantik. Dan Gw Suka."
Seketika Lucas menatap Cleve dengan tajam.
"B-but... I know she's Yours". Ucap Cleve membenarkan.
"Gw gak bakal melenceng dari kesepakatan awal". Lanjutnya.
Lucas membuang tatapannya.
"Tapi gw heran aja.. kok Lu bisa suka sama anak umur 5 tahun. Sedangkan Lo saat itu udah berumur 15 tahun ?".
Lucas hanya diam tidak menjawab.
Cleve mengerti keadaan Lucas yang sepertinya butuh waktu untuk menyendiri.
"Ok tau Lu butuh waktu sendiri. Gw harap Lu gak sakitin fisik Lu lagi".
Cleve menepuk pelan pundak Lucas. Kemudian memungut Cutter yang tergeletak dilantai. Lalu meninggalkannya.
=》》》
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are NOT Your Uncle
RandomMempunyai empat paman tampan ? Sudah biasa. Diperebutkan oleh empat paman tampan ? Itu baru Luar biasa 😎 Liora Rainey. Gadis cantik yang menjadi bahan rebutan keempat pamannya. #29 - Cantik dari 9,44Rb Cerita. 12/2022 #23 - Obsesi dari 4,31Rb Cerit...