10

9.5K 622 9
                                    

Typo bertebaran Gaeeeesss.....mohon di maklum 😌

Liora membuka pintu kamarnya, melihat situasi diluar.

Tidak biasanya sepi seperti ini sejak kehadiran keempat pamannya.

"Mereka kemana semua ?". Gumamnya.

Liora mengendap-endap ke dapur. Dirinya lupa kalau perutnya juga harus diisi.

Disana tidak ada siapapun,Liora membuat roti bakar selai strawberry untuk dirinya sendiri dan segelas susu.

Liora menyantapnya dengan damai tanoa gangguan keempat paman gilanya itu.

Saat ini memasukkan potongan terakhir, Tiba-tiba seseorang menyambar rotinya. Membuatnya kaget,hampir terjungkal ke belakang.

Rupanya Gio lah pelakunya. Dia hanya tersentum sambil mengunyah dan dilanjut meminum susu yang Liora buat dengan santainya. Lalu duduk dikursi sebelah Liora.

Liora hanya terdiam,tak dapat bicara.

Melihat sedikit remehan yang menempel disisi kanan bibir Liora. Tanpa aba-aba, Gio menjilat sisi itu.

Membuat Liora akhirnya terjungkal karena kaget.

Gio panik lalu membantu Liora bangkit.

"Maafkan aku Liora, sini mana yang sakit ?".

"Aduuhh". Eluh Liora sambil mengusap-usap pantatnya yang menjadi tumpuannya saat jatuh tadi.

"Ohh..pantatmu sakit Liora, sini aku usapin ".

"Gak usahh..makasih !". Liora menepis tangan Gio.

"Maaf ya udah buat kamu kaget ".

"Jangan lagi-lagi". Ucap Liora datar.

Liora kembali duduk di kursi meja makan dengan Gio yang masih setia menemaninya.

"U So Beautifull ". Puji Gio kepada wajah cantik Liora.

Liora hanya melirik sekilas,lalu mengakihkan pandangannya.

"Will U be my Girlfriend ?". Bisik Gio.

"Apaan sih Om ?, aku ini keponakan Om ?!!".

"I don't care".

"Gak waras otak Om".

"Stop call me Om !... lupa perjanjian di awal ?".

Liora tidak menghiraukan perkataan Gio. Ia meninggalkan Gio di meja makan.

Liora memilih kembali ke kamarnya.
Namun saat diperjalanan. Lengannya ditarik seseorang dari balik pintu kamar.

"Hy.. Liora". Sapa Cleve.

Liora terlihat panik.berusaha melepaskan cekalan dilengannya.

"Lepas Om !".

"Sssstt.... dont be scare honey".

Cleve memluk Tubuh Liora erat.  Dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh Liora.

"I miss U ". Bisiknya.

"Lepasin Om !!".

"No...!"

"Cleve !!!!!". Terdengar suara Lucas memanggil namanya dari Luar. Membuat Cleve harus melepaskan pelukannya.

"Shit....!"

Saat sudah terlepas,menjadi kesempatan Liora untuk kabur. Ia berlari menuju pintu utama.
.
.
.
Brugh!!

Akibat rasa panik yang kentara. Liora tidak melihat bahwa ada seseorang yang tengah berdiri dipintu.

Tak sengaja membuatnya menubruk badan besar itu.

"Mau kemana kamu ?".

"Minggir Om aku mau keluar !!".

"Siapa yang ngijinin kamu keluar ?". Tanya Lucas datar.

Liora meronta berusaha membuka blokade yang Lucas lakukan.

Tanpa tenaga yang besar, Lucas memanggul tubuh Liora. Sehingga Ia mendapatkan beberapa pukulan dan tendangan dari Liora.

"Lepasiin Gueeee !!!!".

Brughhh...

Tubuh liora dihempaskan ke sofa ruang tengah.

"Berani kamu melawan ?!!".

"Aku bakal lapor semuanya ke Bunda dan Papah !!!".

"Hah..! Silahkan !!!!".

Liora berusaha menelfon kedua orang tuanya. Yang nyatanya memang tidak bisa dihubungi.

"Kami tidak sebodoh yang kamu kira Liora ". Lucas tersenyum.

Liora meneteskan air matanya. Ia mengangis menghadapi kenyataan yang menyeramkan ini.

"Sekarang kamu nurut sama kami... diam manis,gak usah melawan yang tidak ada artinya ". Lucas mengambil HP dari tangan Liora.

.
.
.
.
.
.
.
.

Liora terduduk pasrah di kungkung keempat Pamannya.

Deren dan Lucas berada disisi kanan dan kiri Liora,dengan masing-masing menggenggam satu tangan Liora.

Sedangkan Cleve dan Gio duduk dibawah bersandarkan paha Liora.

Mereka berlima sedang asik menonton salah satu acara TV.

Ting Tong !

Serempak kelimanya menoleh kearah pintu. Dengan raut wajah seperti bertanya-tanya.

"Biar aku yang buka". Lucas beranjak lalu berjalan ke arah pintu utama.

Ceklek !

"Halo Om Ganteeng ". Sapa Lula genit. Ewwwhhh...

Ternyata ketiga temen Lioralah yang bertamu. Mereka ingin menjenguk Liora.

Lucas hanya tersenyum tipis.

"Ada apa kalian kemari ??".

"Kami ingin menjenguk Liora Om". Ucap Novi.

"Oh..." Lucas melirik Vino dengan wajah datarnya.

"Silahkan masuk. Dia ada dikamar".

Sungguh skenario yang epik. Tanoa aba-aba Deren,Gio dan Cleve sudah membawa Liora kekamarnya dan mendandaninya seolah-oleh Liora memang sedang sakit.

"Liora ...!!" Suara Lula yang memekikan telinga.

"Sssttt...dia sedang sakit ". Ucap Gio. Membuat Lula salting.

"Maaf Om ganteng ".

"Ra.. Lu dah baikan ?". Tanya Vino sambil memegang dahi dan pipi Liora. Dan hal itu membuat Gio geram melihatnya.

"Jangan asal memegangnya, kamu habis dari Luar. Bisa jadi kamu membawa beberapa Virus kesini". Ujar Gio.

"Maksudnya ?". Vino sedikit tersinggung oleh perkataan Gio.

"Iya.. kamu gak boleh sembarang menyentuhnya". Ucap Gio tersenyum membuat vino jengkel.

Vino hanya bisa mengehla nafas kesal.

Liora tersenyum ke arah vino dan dua sahabat lainnya.

"Gue udah baikan Vin, Lu tenang ajah.... kangen ya kalian gak ada gueee". Goda Liora.

"Sepi banget gak ada Lo Ra".

"Bener kata Novi, gak asik kalo gak ada Lo Ra. Cepet sembuh mangkannya ..biar besok balek lagi sekolah. Bentar lagi kan ujian".

"Duhh lo, gambreng bgt sih !!". Sembur Novi kepada Lula.

"Ehem... maaf waktu jenguk sudah habis,Bisa kah kalian oukang. Lora harus istirahat". Ucap Lucas di ambang pintu kamar.



=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang