47

2K 168 9
                                    

Yuk Bisa Yuuuuukk..... Klik Bintangnya.... 🧡






1 Jam setelah sarapan.

Novi meminta ijin untuk pulang mendahului Lula yang masih ingin berada dirumah Liora.

Padahal Liora sudah meminta Novi untuk pulang sore saja, tapi Novi tetap kekeh ingin pulang saat setelah sarapan selesai.

Entah ada masalah atau urusan yang membuatnya harus cepat-cepat pulang.

"Lo ngerasa gak kalo Novi aneh pagi ini ?".

"Entah.. dia kan emang udah aneh dari dulu". Ucap Lula santai sambil terus mengunyah cemilan digenggamannya.

"iihh... serius La !!". Liora mencubit lengan Lula.

"Hmm...kata gue sih biasa aja.. tapi emang sih... dia banyak diem pagi ini".

"Dia lagi PMS kali ya ?".

"Gak kayaknya,dia gak ribut soal PMS.  mungkin kebanyakan makan daging semalem. Kolesterolnya naik atau kesambet jurig pagi  hahahaha".

Lula memang tidak pernah serius dalam berbicara membuat Liora kesal.

"Sekali lagi Gak serius... gue usir Lo dari sini !". Ucapnya memelototi Lula.

"Iya..iya... elaahh.. santai dikit napa..? Masih pagi... Gue juga dari awal bangun gak ada tuh gue ngobrol sama si Nopi. Dia diem mulu.. terus dia kayak mau cepet-cepet pulang. Entah lah . Gue juga heran ".

Mau dilihat dari sudut manapun tingkah Novi tetaplah aneh pagi ini.

"Kayaknya semalam,gue gak ada deh ngebuat kesalahan kedia La.."

"Ya sama gue juga. Tapi tuh anak napa  ya ? Dia tuh kayak orang gelisah ".

"Atau mungkin,dia lagi menjelang PMS kali. Jadi Moodnya naik turun". Lanjut Lula santai.

Liora berfikir sejenak.

"Iya mungkin ya... gue juga kadang kalo mau PMS suka gitu.. Mood naik turun gak jelas".

"Histeria dong". Celetuk Lula santai. Yang akhirnya mendapat jitakan dari Liora membuatnya terampun-ampun.

****



Matahari mulai surut,cahayanya telah meredup. Setelah Lula berpamitan pulang, Liora kembali berdiam diri di kamar.

Ceklek...

Pintu kamar Liora dibuka oleh seseorang.

Lucas menghampiri Liora yang sedang duduk dikasur.

"Temanmu sudah pulang ?".

"Sudah Om tadi jam 5".

Lucas memperhatikan Liora yang terlihat gelisah.

"Ada apa Lio ? Kamu memikirkan sesuatu ?".

"Mmm... aku lagi mikirin... temanku Novi... dia aneh banget pagi ini kenapa ya ?".

"Temanmu,yang aku tegur saat di meja makan ?".

Liora mengangguk.

Lucas terlihat mengeraskan rahangnya.

"Sudah tidak usah dipikirkan,mungkin dia sedang ada urusan. Atau sesuatu hal yang sedang dia pikirkan ?".

"Tapi dia enggak biasanya begini Om".

"Kamu tidak tahu isi kepala orang lain Lio". Ucap Lucas sambil mengusap dagu mungil Liora.

Mendengar perkataan Lucas ada benarnya juga. Siapa tahu Novi sedang memikirkan suatu hal mengenai keluarganya. Atau bahkan Novi sedang pusing memikirkan persiapan kuliah.

"Oh iya... tumben om kekamar aku. Hampir 2 Minggu Loh.. Om gak mampir jenguk kamar aku". Liora berbasa basi.

Lucas mengusap gemas Rambut Liora.

"Mangkannya Aku dateng,karna kangen suasana kamarmu dan KAMU". Ucapnya merangkul Liora.

"Sebentar... aku mau keluar dulu,nanti aku balik lagi". Lucas beranjak dari kasur lalu menutup pintu kamar Liora.

****



2 jam Lucas pergi.

Kini jam telah menunjukkan pukul 22:35

Lucas baru saja tiba,sembari keluar.  Ia juga membeli persediaan susu Strawberry untuk Liora dan membeli beberapa cemilan.

Saat melewati ruang tengah tak sengaja dirinya bertemu Gio yang sedang duduk santai di Sofa.

"Nah.. gitu dong.. keluar.. jangan mojok terus dikamar kayak mayat !". Celetuk Gio.

Lucas hanya melirik datar sekilas pada Gio,kemudian melanjutkan langkahnya menuju dapur. Mengabaikan ucapan Gio.

Kalau bukan karna egonya  dan jika Gio bukan saudara sedarahnya. Sudah pasti Gio habis ditangan Lucas.

Karna Lucas bukan Tipikal Manusia penyabar.

Sesampainya didapur.
Ia langsung membuat segelas susu strawberry hangat untuk Liora. Dan membawakannya kekamar Liora.


Ceklek....


Lucas memasuki kamar Liora. Ia tersenyum mendapati Liora yang sudah tertidur pulas,dengan tubuhnya yang terbungkus selimut putih tebal.

Ia menaruh gelas itu di atas meja belajar Liora. Lalu menghampiri kasur.

Lucas duduk disebelah tubuh Liora. Mengelus puncak kepalanya dan memberi sebuah kecupan disana.

Memandangi wajah ayu yang kini damai bergumul dengan mimpi indahnya.

Sesekali Lucas mengusap Bibir Liora menggunakan Punggung jari telunjuknya.

Lucas yakin,bahwa Liora sedikit demi sedikit sudah membuka hati untuknya.

Tiba-tiba Tatapanya mendatar. Senyumannya seketika pudar.

"Novi ya... namanya..."   gumamnya.

Lucas meraih Handphone Liora diatas nakas. Lalu membukannya.

Setelah beberapa saat. Lucas kembali menaruh Handphone Liora pada nakas.

Ia menatap Liora yang sedang damai tertidur menghadap jendela.

Lucas melepaskan kaos oblong yang ia kenakan,menaruhnya pada sandaran kursi belajar Liora. Kini dirinya bertelanjang dada.

Ia perlahan membuka selimut,lalu ikut masuk kedalam sana bersama Liora.


"I swear no one can hurt you baby". Bisiknya sembari merengkuh tubuh mungil Liora dalam pelukannya.





=》》》

We Are NOT Your UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang