[S2] 62;; Melepas Rindu

1.9K 329 189
                                    

"Joohyun-a, kajja makan!" Sang Ayah berteriak dari tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Joohyun-a, kajja makan!" Sang Ayah berteriak dari tangga. Terdiam di sana, menunggu Joohyun yang juga tak kunjung ke bawah. Merasa tak ada tanda-tanda kehidupan di lantai atas, Ayah pun naik menuju kamar anaknya. Kemudian, membuka pintu dan melihat Joohyun tidak ada di atas kasur.

"Hoek!"

Joohyun berada di kamar mandi kamarnya. Gadis itu sedang berjongkok di depan toilet duduk. Memuntahkan seluruh isi perutnya membuat sang Ayah menjadi khawatir.

"Astaga, Joohyun-a!" Ayah pun ikut masuk dan sedikit memijat belakang leher Joohyun. Setelah selesai, Joohyun merasa lemas. Gadis itu terdiam sebentar, duduk di atas ranjang sambil merasakan pusing serta mual yang semakin menjadi-jadi.

"Gwaenchana?" tanya sang Ayah.

Joohyun hanya menganggukkan kepala lalu merasakan bahwa ingin muntah lagi, dia berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan untuk kedua kalinya. Sang Ayah menghela nafas dan geleng kepala melihat Joohyun. Lantas merasa lega, Joohyun segera ke bawah dan melihat sang Ayah sudah menyiapkan sarapan serta sup pereda mabuk yang biasa dibuatkan untuknya. Joohyun duduk di kursi makan, namun entah mengapa saat melihat makanan di atas meja itu, Joohyun merasa tidak nafsu malah rasanya semakin mual.

Menahan diri untuk tidak muntah lagi, Joohyun meneguk air begitu banyak. Dua botol habis lalu memaksakan diri untuk memakan supnya hingga habis. Tapi bukannya sembuh, Joohyun malah muntah untuk ketiga kalinya. Semua makanan sarapan itu keluar hingga Joohyun merasa lemas dan pusing luar biasa.

Ah, ada apa dengan aku ini?

Joohyun menjadi heran. Tidak biasanya sehabis mabuk akan muntah-muntah begitu banyak. Apa aku minum terlalu banyak? Tapi, banyak pun aku tidak akan seperti ini. Gadis itu mulai bertanya-tanya sendiri. Meskipun begitu, Joohyun tetap berencana untuk pergi bekerja. Urusan butik sangat penting apalagi banyak sekali pesanan pakaian di butiknya. Joohyun bersiap-siap dengan kondisi yang pucat, pusing, lemah, dan sedikit sempoyongan.

"Astaga, lebih baik kau periksa ke rumah sakit, Joohyun-a! Libur saja dulu dengan pekerjaanmu! Sehari saja tidak membuat butikmu bangkrut!" ujar sang Ayah yang greget melihat Joohyun terus memaksakan diri.

"Aniya, Appa. Aku baik-baik saja. Ini mungkin karena efek alkohol semalam. Nanti siang juga aku akan baik-baik saja." ujar Joohyun yang sedang memakai sepatunya. Hendak keluar sambil membawa kunci mobil, tiba-tiba sang Ayah merampasnya, "Bagaimana bisa dalam kondisi seperti itu kau menyetir hah? Kajja, Appa akan mengantarmu."

Perjalanan dari rumah menuju butik hanya membutuhkan waktu dua puluh menit kalau jalanan tidak macet, Ayah bagian menyetir dan Joohyun hanya duduk sambil menyandar diri pada kursi kemudi. Lagi, gadis itu merasa mual membuat Ayah khawatir.

"Wae? Wae? Kau ingin muntah lagi?" tanya sang Ayah panik karena Joohyun dari tadi terus mengernyit dan menelan ludah.

Joohyun menjawab dengan gelengan saja. Rasanya kalau membuka mulut saja, muntahan itu akan keluar.

Sweet NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang