[S2] 77;; Aku akan selalu disisimu

1.2K 230 45
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joohyun mendongak, memandangi bulan yang seakan sedang melihatnya dari taman di atap rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joohyun mendongak, memandangi bulan yang seakan sedang melihatnya dari taman di atap rumah sakit. Sesekali dirinya juga menghela nafas kala merasakan hembusan angin musim semi yang tidak terlalu dingin membuatnya ingin sekali meneguk soju di saat suasana seperti itu apalagi sambil duduk penuh ketenangan di pinggiran sungai Han. Yah, meskipun saat ini sangat tidak memungkinkan untuk melakukan itu. Ditambah, disebelah Joohyun ada sang Bibi yang ikut duduk di bangku bahkan Bibi juga memberikan cup berisi susu hangat padanya.

"Kamsahamnida." ujar Joohyun pelan saat menerima susu pemberian Bibi.

"Aku hanya ingin bersikap baik saat kau sedang sakit, meski aku belum menerima kejadian yang menimpa keponakanku." balas sang Bibi.

Setelah kejadian di koridor tadi, Joohyun menenangkan Bibi yang menangis dan membawanya ke atap rumah sakit sekaligus mencari udara segar. Berakhir, kini keduanya duduk bersama di bangku. Sama-sama saling diam karena sibuk dengan pikiran masing-masing.

Bibi menghela nafas sembari menghirup udara malam yang memenuhi paru-parunya, meski sepasang matanya sedikit memperhatikan Joohyun yang memiliki luka, lebam, dan kulit terkelupas di beberapa bagian tangan, wajah, serta leher yang terlihat jelas. Bibi akui bahwa gadis yang ada disebelahnya juga mengalami hal mengerikan atas peristiwa itu. Disekap selama dua hari, dipukuli, diikat, dipaksa makan, dan ditempatkan di tempat yang gelap serta jauh dari keramaian. Meskipun begitu, Bibi tetap merasa bahwa keponakannya--Kim Taehyung yang jauh lebih mengalami hal mengerikan karena terkena tembakan yang tidak pernah dirasakan seumur hidup.

Joohyun juga belum berani untuk memulai pembicaraan. Dirinya hanya memegang erat cup plastik berisi susu hangat dengan kedua tangan dan memandangi isinya sampai suara Bibi terdengar.

"Aku berharap Taehyung cepat sadar dan kembali sehat." ujar Bibi disertai helaan nafas, "Sedih melihatnya tidak berdaya di ranjang seperti itu."

Joohyun yang mendengar itu hampir meneteskan air mata lagi, tapi ditahannya dan semakin menunduk.

"Aku sudah mendengarnya." Bibi melanjutkan, "Ada kesalahan dari pemeriksaan laboratorium." Bibi pun menoleh pada Joohyun, "Dan aku bersyukur karena kenyataannya kau tidak hamil."

Sweet NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang