(S1) 9;; Butik ku...

1.8K 299 18
                                    

Pagi harinya, Joohyun bersenandung ria memandangi dirinya sendiri di depan cermin sambil mencoba pakaian untuk dipakai bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya, Joohyun bersenandung ria memandangi dirinya sendiri di depan cermin sambil mencoba pakaian untuk dipakai bekerja. Setelah semalaman menangis karena mengingat masa lalu, hari itu Joohyun tampak segar dan menata lagi perasaannya yang memburuk. Apalagi mengingat bagaimana wajah Sooyoung yang iri padanya setelah berbohong bahwa sudah menikahi seorang pebisnis terkenal. Hal itu membuat Joohyun seketika tertawa sambil mematut dirinya di cermin.

"Pebisnis terkenal?" ujar Joohyun bicara sendiri di depan wajahnya yang ada di cermin, "Yaaa memang siapa kau bisa menikahi seorang pebisnis terkenal? Cih, kau saja tidak pernah dekat lelaki manapun. Hahahaha..."

Suaranya yang tertawa terbahak itu sampai menggema di rumahnya dan membuat sang Ayah yang sedang membuatkan sarapan melongokkan kepala di bawah tangga, "Apa dia sudah gila?" Lantas sang Ayah geleng-geleng kepala, "Semalam menangis seperti orang kesurupan, sekarang tertawa seperti orang gila." sambil berjalan kembali ke dapur untuk menyiapkan roti bakar untuk Joohyun.

Setelah berganti pakaian, Joohyun pun turun ke lantai satu menuju meja makan. Melihat sang Ayah memakai apron pink sambil mengoleskan roti dengan selai cokelat dan di taruh di atas piring Joohyun.

"Gomawo, Appa." ujar Joohyun duduk di kursi sambil tersenyum bersiap untuk memakan roti tersebut.

Sang Ayah hanya mengangguk dan kembali ke dapur untuk mengambil gelas serta sekotak susu diberikan pada anak semata wayangnya. Joohyun juga tidak lupa berterima kasih lagi pada sang Ayah yang memang selalu menyiapkan sarapan untuknya. Mungkin sudah seperti kebiasaan, karena sejak kecil sang Ayahlah yang mengurusnya. Menyuapi makan, memandikannya dan membacakan dongeng sebelum tidur walaupun dulu sang Ayah masih sibuknya bekerja di kepolisian hingga pulang larut malam.

Terlebih sekarang sang Ayah sudah pensiun dan hal itu juga membuat pria berusia setengah abad tersebut lebih memilih membereskan rumah. Gantian dengan Joohyunlah yang bekerja untuk menghidupi mereka berdua.

"Appa dengar fashion showmu terkena masalah." Sang Ayah membuka pembicaraan dan ikut duduk di kursi sambil memperhatikan Joohyun yang mengunyah roti mendadak berhenti. Gadis itu malah menaruh setengah rotinya di atas piring lagi. Duh, sang Ayah memang selalu bisa membuat Joohyun yang punya kebiasaan pelupa jadi selalu teringat lagi.

"Oh, Appa aku terlambat bekerja!" Joohyun melirik arlojinya, menghindari percakapan tentang fashion show dengan sang Ayah lalu buru-buru keluar rumah setelah mencium pipi Ayahnya, "Aku harus berangkat sekarang!"

Sang Ayah hanya geleng-geleng kepala lagi memandangi kepergian Joohyun dari rumah. Mencomot sisa roti di piring Joohyun dan mengunyahnya.

Ah, sepertinya anak itu tidak ingin membahas fashion show. Pikir sang Ayah yang sudah paham sekali dengan anaknya. Sebagai orang tua apalagi yang mengurus Joohyun hingga hampir 30 puluh tahun, sang Ayah hanya bisa menjaga perasaan Joohyun dan berusaha memaklumi apa yang dilakukan anaknya. Meski terkadang seringkali merasa aneh seperti kemarin malam yang tiba-tiba saja Joohyun menjawab teleponnya seperti seorang istri. Tapi, sang Ayah tetap tidak ingin memusingkan hal itu karena yakin apa yang dilakukan anaknya mungkin ada alasan dibalik itu semua dan sang Ayah juga tidak ingin memaksa Joohyun untuk bercerita tentang semua yang terjadi padanya.

Sweet NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang