CHAPTER 62 | THE BEAUTY IS A DIFFERENT BEAUTY

410 21 3
                                    

Sembari menikmati angin musim semi di tepi kolam renang mansion, Hannah mengobati luka di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sembari menikmati angin musim semi di tepi kolam renang mansion, Hannah mengobati luka di tangannya. Hannah sempat meringis kesakitan saat mengoleskan beberapa obat antiseptik di atas lukanya. Walaupun tidak terlalu dalam, lagi-lagi Hannah mendapatkan jahitan akibat luka ini. Tanpa disadari, Justin menghampiri Hannah dari belakang.

"Perlu bantuan?" Justin bersuara, mendekati Hannah, kemudian duduk di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perlu bantuan?" Justin bersuara, mendekati Hannah, kemudian duduk di sampingnya.

Hannah tersenyum menoleh. "Oh? Kau sudah selesai makan? Tidak, tidak masalah. Aku bisa sendiri."

Justin mengabaikan jawaban Hannah dan mengambil alih perban yang dibawa Hannah, kemudian segera membalut luka Hannah dengan perban itu. Hannah sendiri hanya membiarkan Justin dan tersenyum kecil.

Hannah tersenyum seketika. "Bukankah rasanya seperti deja vu?"

Mendengar ucapan Hannah, justin menoleh padanya, kemudian tersenyum tipis.

"Maksudmu tentang kita yang saling menyakiti? Kalau begitu, sekarang kita impas?"

Ucapan Justin seolah diucapkan dengan gampang, tanpa pikiran lainnya.

"Bukan, bukan saling menyakiti begitu. Dan tidak, kita belum impas."

Bersamaan dengan itu, Justin sudah selesai memakaikan perban pada tangan Hannah, kemudian mendongak menatap gadis itu yang kini tengah tersenyum kecut padanya.

Walaupun terselip rasa malu yang bercampur dengan keraguannya, Hannah berusaha meluruskan maksud ucapannya.

"Kau mengurusku dan menemaniku setiap malam saat aku sendiri, bahkan saat aku tidak pernah berpikir untuk membutuhkanmu, tanpa kuminta kau melakukan semuanya untukku."

Mendengar ucapan Hannah yang tampak berani itu, Justin tidak berani menebak apa tujuan ucapan itu. Yang bisa dilakukan keduanya saat ini hanyalah saling menatap dan terdiam untuk beberapa saat.

Hingga kemudian, dengan sekali tarikan, Justin mengangkat tubuh Hannah dan mendudukkannya di tepi kolam. Posisi keduanya sejajar sehingga membuat Justin bisa menatap kedua mata Hannah dengan lurus. Bahkan, Justin mengurung tubuh Hannah dengan kedua lengan kekarnya dan memutus jarak jauh diantara keduanya. Pria itu seperti bermaksud mencari sebuah kebenaran dari tingkah Hannah sejak semalam.

Beauty for the BEAST (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang