28th May.Seorang pelayan mengulurkan sebuah gaun maxi berlengan pendek yang manis pada Hannah, membiarkan Hannah memakainya sendiri dengan duduk di tepi ranjang sementara dua pelayan lainnya menemani sekaligus menunggu Hannah untuk bersiap-siap.
"Tuan Justin akan menunggu Anda di bawah, Nona." ucap salah satu pelayan.
"Dia tidak bekerja?" tanya Hannah, mengingat jam sudah melebihi jam Justin biasanya berangkat bekerja.
Salah satu pelayan itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum lembut. "Beliau mengatakan salah satu teman bersama istrinya istrinya akan berkunjung hari ini."
Hannah menganggukkan kepalanya mengerti. Namun, sejenak kemudian, ia teringat dengan sesuatu.
"Ah, kalau begitu, katakan saja pada Justin, aku akan berada di kamar saja sampai mereka pulang. Rasanya, tidak akan enak mengetahui ada orang asing sepertiku menginap di sini. Itu pasti akan merepotkan. Tolong katakan ini pada Justin, ya?" pinta Hannah kemudian. Karena permintaan Hannah itu, kedua pelayan itu pun segera keluar dari kamar tidur Hannah tanpa menunggu Hannah untuk merias wajahnya.
Tak lama selang beberapa saat setelah kedua pelayan itu memberi tahu justin jika Hannah tidak akan turun, tamu yang sebenarnya tidak ia tunggu datang dan Justin menyambutnya. Felix dan roxanne tampak tersenyum senang bertemu Justin. Kemudian, Justin menggiring keduanya menuju ruang tengah.
"Jadi, dimana gadis itu?" tanya Felix kemudian.
"Di kamarnya." jawab Justin, singkat dan jelas.
Felix memicingkan kedua matanya pada Justin. "tidak perlu bersikap acuh hanya karena ada kami di sini, Justin."
Justin berdeham. "Apa maksudmu?"
"Kenapa kau tidak mengajaknya bertemu dengan kami?" tanya Felix membalas pertanyaan Justin.
"Ayolah, Justin. Ini kesempatan bagus untukmu, bukan?" sambung roxanne kemudian.
"Jadi, apa maksud kalian dengan tiba-tiba memberi kabar ingin mendatangi mansionku karena masalah ini?" Justin mengabaikan perkataan Justin maupun Roxanne.
Namun, bukan Felix namanya jika ia tidak mengikuti permainan ini. Felix memanggil salah satu pelayan yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Istriku ingin bertemu dengan Hannah. Tolong ajak dia bertemu dengannya. Bisa, kan?" ucap Felix pada pelayan itu.
Awalnya, sang pelayan itu tampak ragu. Melihat hal itu, Roxanne pun berdiri menghampirinya. "Tenang saja. Justin sudah memintaku tadi. Ayo, tunjukkan dimana kamarnya?" pinta Roxanne lembut.
Sepeninggal Roxanne bersama pelayan itu pergi menuju kamar Hannah, Felix kembali menoleh pada Justin dan tersenyum penuh arti.
"Kau tidak ingin memberiku minuman seperti biasanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty for the BEAST (ON GOING)
Romance#The Heirs Series (3rd) Pria yang diinginkan setiap wanita, namun tak tersentuh. Penghianatan mendalam yang mengubahnya menjadi seorang pria tanpa perasaan. Dingin bagai es yang tak mampu dilelehkan lagi. Dunianya berbeda dengan orang lain, ia hidup...