CHAPTER 72 | A True Happiness

232 21 0
                                    

Pagi ini, terasa begitu hangat dan menangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini, terasa begitu hangat dan menangkan. Dee dan Rachelle yang sudah memasuki masa libur musim panas, juga Justin yang mengambil hari libur, akhirnya mereka bisa sarapan bersama tanpa ada yang tebruru-buru melakukan pekerjaan. Justin, Hannah, Dee, Rachelle, Irene, dan Bernard sarapan bersama dengan tenang. Walaupun sesekali, mereka akan berbincang bersama dan menanggapi lelucon yang Dee berikan. Nampaknya, mood Dee sangat ceria hari ini.

Di tengah sarapan mereka, bel mansion berbunyi beberapa kali. Seorang maid yang berdiri tak jauh dari pintu pun membuka pintu mansion lebar-lebar. Begitu sang tamu membalikkan badannya, maid tersebut nampak sedikit terkejut, kemudian meundukkan tubuhnya memberi hormat.

"Selamat Pagi, Nyonya."

"Selamat pagi." jawab tamu itu seraya tersenyum.

Melihat maid menggiring tamu itu masuk, seorang maid lainnya pun menangkap sinyal jika ia harus memberi tahu Justin lebih dahulu, tanpa menimbulkan suasana brisik karena mereka sedang sarapan bersama.

Justin menoleh pada maid yang menghampirinya, kemudian mengangkat kedua alisnya.

"Nyonya Gemma di sini, Tuan."

"Ah, biarkan dia masuk ke sini. Siapkan satu porsi juga kalau bisa." tanggap Justin lembut.

Sementara beberapa orang menyiapkan satu porsi sarapan lagi, Justin tampak menghentikan sarapannya sejenak. Sementara itu, Dee, Rachelle, Bernard, Irene, dan Hannah mulai bertanya-tanya mengenai tamu yang akan datang, karena tiba-tiba para maid menyiapkan satu porsi sarapan.

Belum sempat Dee bertanya, ia sudah menangkap sosok wanita yang memasuki ruang makan dengan anggunnya. Ibunya, Gemma, datang lagi hari ini. Samar-samar, Dee tersenyum tanpa diminta.

"Ah, aku tidak tahu kalian sedang makan bersama di sini. Aku akan menunggu kalian di sana saja."

Gemma sudah hendak membalikkan badannya, ketika tiba-tiba, Justin memanggilnya dengan suaranya yang lantang namun lembut.

"Apa..... apa ibu sudah makan?" tanya Justin, walaupun terbesit rasa ragu dan canggung saat Justin memanggil Gemma dengan panggilan ibu.

Tersenyum malu-malu, Gemma menundukkan kepalanya sebentar, sebelumnya akhirnya menjawab, "belum, ibu.... baru saja pulang dari luar kota dan langsung pergi kemari."

"Ah, begitu. Duduklah dan makan bersama kami." ajak Justin dengan lembut.

Masih dengan senyumnya yang mengagumi sosok Justin, anaknya, yang memanggilnya dengan sebutan ibu, kini anak lelakina itu mengajaknya sarapan bersama. Apa itu berarti, Justin sudah menerimanya seutuhnya sekarang? Memikirkan hal itu, sudah membuat semakin tersenyum lebar, sembari duduk pada satu kursi makan yang sudah ditarik.

Sementara itu, kini pandangan Gemma berhenti pada Dee yang juga tengah menatapnya dengan senyum cerahnya. Walaupun Gemma bisa menangkap gelagat canggung yang masih terlihat sedikit dari Dee, tapi ia senang bisa melihat Dee yang tersenyum lebar padanya. Tak hanya itu, Dee bahkan memberikan beberapa lauk yang ada di meja makan untuknya.

Beauty for the BEAST (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang