19th June.Selesai melakukan aktivitas di kampus, Rachelle dan Dee memutuskan untuk mengunjungi Irene di rumah sakit. Tak lupa, mereka juga membawakan buah tangan berupa sebuket bunga cantik untuk Irene. Karena mereka belum mengetahui makanan yang diperbolehkan untuk Irene, mereka memutuskan untuk tidak membawakan makanan, terlebih mereka juga belum mengetahui kapan Irene akan sadar.
Kini, keduanya sedang memainkan ponsel pintar mereka sembari duduk bersama di sebuah sofa. Teringat sesuatu, Dee menghentikan aktivitasnya, kemudian melirik pada rachelle sekilas.
Walaupun sedikit ragu, Dee tetap berusaha untuk mengatakan hal yang diam-diam terus mengganggunya ini.
"Hm, Rachelle?"
Rachelle menoleh pada Dee. "Ada apa?"
"Sebenarnya, aku tidak ingin mengatakan hal ini padamu sekarang, tapi kurasa aku tidak ingin nantinya terjadi kesalahpahaman di antara kita. Dan, kau temanku. Sahabatku. Aku tidak ingin kau sedih karena hal ini." jelas Dee, sedikit gelisah.
Rachelle mengernyitkan keningnya, kebingungan. "Apa yang ingin kau bicarakan, Dee?"
Memainkan jemarinya, Dee memantapkan dirinya kembali. "Kurasa... kakak menyukai Kak Hannah."
Dee mendongakkan kepalanya, berusaha melihat reaksi Rachelle sesaat setelah ia menyelesaikan ucapannya. Namun, ini benar-benar di luar dugaannya.
"Ah, ternyata hal ini. Yah, aku tahu."
Rachelle benar-benar tampak tidak kecewa, atau terkejut, justru rachelle malah tersenyum pada Dee. Membuat Dee merasa bersalah pada Rachelle.
"Kau... kau baik-baik saja?" tanya Dee kemudian.
Rachelle menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Tentu saja. Apa kau kira aku akan marah pada kalian semua dan mendramatisir masalah ini?"
"Tidak, aku hanya...." Dee menggaruk pelipisnya yang tidak gatal sama sekali, tidak tahu jawaban apa yang harus ia katakan ketika Dee sendiri hampir berpikir jika Rachelle akan sedih dan kecewa padanya.
Mengetahui gelagat Dee, Rachelle berusaha meluruskan masalah ini.
"Dee, tanpa kau memberitahuku, aku tahu sejak mereka berdua bertemu di cafe saat itu, ada suatu hubungan baru di antara mereka. Kau pasti juga menyadari hal ini, kak justin benar-benar terlihat berbeda sekarang. Entahlah, melihat dia yang selalu perhatian dengan Irene dan Kak Hannah sampai sejauh ini, aku semakin yakin Kak Justin ingin membuat Kak Hannah bahagia. Bukankah menurutmu begitu?"
Dee tersenyum lebar, merasa semangat tiba-tiba. "Ya, kau benar! Aku sempat beberapa kali memergoki mereka saat mereka berdua-"
"ah, ternyata bukan kau juga." rachelle menyela ucapan Dee, seolah ia tahu isi pikiran Dee saat ini. Melihat reaksi Rachelle ini pun membuat Dee semakin terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty for the BEAST (ON GOING)
Romance#The Heirs Series (3rd) Pria yang diinginkan setiap wanita, namun tak tersentuh. Penghianatan mendalam yang mengubahnya menjadi seorang pria tanpa perasaan. Dingin bagai es yang tak mampu dilelehkan lagi. Dunianya berbeda dengan orang lain, ia hidup...