CHAPTER 24 | FRIENDLY DINNER

387 36 0
                                    

Melepaskan satu kancing jas kerjanya, justin melangkahkan kedua kakinya menghampiri Hannah yang masih memejamkan kedua matanya, menikmati semilir angin yang sejuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Melepaskan satu kancing jas kerjanya, justin melangkahkan kedua kakinya menghampiri Hannah yang masih memejamkan kedua matanya, menikmati semilir angin yang sejuk. Tentu saja Hannah belum menyadari atau bahkan tidak mendengar langkah kaki Justin yang semakin mendekat.

Setelah berada di samping hannah dengan jarak beberapa inci, Hannah bisa merasakan bayangan seseorang di balik kelopak matanya hingga ia membuka matanya dan sedikit menoleh pada arah bayangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berada di samping hannah dengan jarak beberapa inci, Hannah bisa merasakan bayangan seseorang di balik kelopak matanya hingga ia membuka matanya dan sedikit menoleh pada arah bayangan itu. Hannah sedikit terkejut ketika ia melihat Justin sudah berdiri di sampingnya.

Para pelayan yang tadinya sedang menemani Hannah di taman kini membungkukkan kepala mereka sebelum pergi meninggalkan Justin dan Hannah berdua.

"Ini masih siang. Kenapa kau sudah pulang?" tanya Hannah. Belum sempat justin menjawab pertanyaan Hannah, hannah kembali bersuara.

"Ah, iya. Aku hampir lupa, kau seorang CEO dan kau bebas. Kau akan menjawab itu lagi, bukan?" ucap Hannah dengan bangga karena merasa ia menebak jawaban Justin dengan benar.

Justin terkekeh seraya mengedikkan bahunya. "Boleh aku duduk?" tanya Justin kemudian.

"Kau pemilik rumah dan kau meminta ijin padaku?" Hannah tertawa kecil mendengar pertanyaan Justin yang sopan itu.

Begitu Justin duduk di samping Hannah, tidak ada yang kembali bersuara. Keduanya saling terdiam dengan hannah yang kembali menikmati kesejukan berada di taman ini, sementara Justin kembali dengan pikiran-pikirannya yang kembali menghantuinya. Tapi, bedanya kali ini, entah kenapa ia merasa pundaknya terasa sedikit lebih ringan. Entah karena semilir angin di taman ini, atau hal lainnya? Hal itu membuat Justin sesekali mencuri pandang pada wajah Hannah.

"Rasanya begitu damai di sini. Anginnya sangat sejuk. Ah, aku penasaran apa yang sedang ibu lakukan saat ini." gumam Hannah kemudian, tanpa menoleh pada Justin yang duduk di sampingnya.

"Dee pasti membawa Irene bersenang-senang. Adikku tahu bagaimana cara bersenang-senang dengan bebas." sahut Justin, tersenyum singkat.

Terdengar tawa kecil dari Hannah. "Aku jadi bisa membayangkannya."

Beauty for the BEAST (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang