CHAPTER 21 | THERE WAS SOMETHING IN HIS HEART

429 37 0
                                    

"Aku baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku baik-baik saja. Sungguh. Ini hanya-aw!" Hannah terus mengatakan lukanya baik-baik saja, namun kemudian merintih kesakitan ketika Justin dengan sengaja menekan luka itu. Justin mendongak menatap Hannah datar.

"See? Bagian mana yang baik-baik saja?" sindir Justin. "Kau tidak akan bekerja hari ini. Itu keputusan finalku." lanjut Justin, masih melarang Hannah bekerja.

Hannah tidak lagi memberontak, melihat tatapan Justin yang datar dan juga ucapan final justin yang memang terdengar tidak bisa dibantah lagi. Sementara itu, Irene dan Dracella ikut khawatir melihat luka Hannah yang tampak dalam, memerlukan beberapa jahitan.

"Kenapa dokternya belum sampai juga?" Justin terdengar hampir mengomeli Bernard.

"Dia sudah di jalan, Justin. Sabarlah." Kemudian, Bernard menatap Justin hampir dengan kekehannya. "Lagipula, kau bisa pakai pakaianmu dulu sebelum dokter tiba." lanjutnya, menepuk bahu telanjang Justin.

Ucapan Bernard nyatanya membuat semua orang di sana tersadar dengan Justin yang masih memakai handuknya. Karena hal itu juga, buru-buru Hannah mengalihkan pandangannya ke arah lain, dimana ia tidak bisa melihat bagian tubuh Justin lagi.

Berdeham dengan tenang, Justin pun akhirnya hanya berdiri dari tempatnya dan segera kembali ke kamarnya. Justin benar-benar tidak menyadari dirinya sendiri yang masih mengenakan handuk yang hanya menutupi tubuh bagian bawahnya. Di lain sisi, hal tidak sesuai rencana terjadi lagi. Justin memutuskan untuk tidak berangkat bekerja hari ini.

Begitu Justin kembali ke ruang tengah, sudah ada 1 dokter keluarganya yang sedang menjahit luka Hannah, ditemani dengan Rachelle, Dee, Bernard, dan juga Irene. Justin berdiri di samping sang dokter. Sementara itu, Dee menoleh pada kakaknya yang berpakaian casual.

"Kakak tidak bekerja?" tanya Dee, mengernyitkan kening.

Justin berdeham. "Aku bosnya. Kau sendiri tidak bersiap-siap?" Justin balik bertanya pada Dee.

Mendengar pertanyaan kakaknya, Dee berdecih. Namun, Dee juga segera beranjak menuju kamarnya bersama Rachelle. Sebelum kembali ke kamar, Irene kembali berbicara pada Hannah.

"Dee mengajak ibu pergi untuk seminggu. Bagaimana ini, Ibu jadi tidak bisa meninggalkanmu kalau begini." ucap Irene yang khawatir melihat Hannah saat ini.

Hannah tersenyum lembut. "Tidak apa, Bu. Aku baik-baik saja. Dee sudah mengajak ibu pergi bersama, bukan? Ini hal tak terduga, jadi tidak masalah. Bersenang-senanglah." Hannah berusaha menenangkan ibunya.

"Irene, tenang saja. Bersenang-senanglah dengan Dee. Aku yang akan menjaganya di rumah." sambung Justin kemudian.

Menuruti ucapan Hannah dan Justin, akhirnya Irene kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap. Meninggalkan hannah dan justin bersama dokter.

"Kau yakin lukanya sudah bersih?" tanya Justin, memastikan luka jahitan Hannah sebelum dokter itu membalut kaki Hannah dengan kain perban.

Sang dokter menoleh, tersenyum pada Justin sekilas. "Lukanya memang sedikit dalam, tapi aku sudah membersihkan semuanya." jawab dokter itu dengan lugas.

Beauty for the BEAST (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang