21st July.Rasanya pasti kurang tepat jika kita berlibur ke suatu daerah namun tidak mengunjungi salah satu ikon dari wilayah tersebut. Satu ikon yang paling populer di Kota Wina ini adalah sebuah bianglala yang dikenal dengan nama Wiener Riesenrad. Menaiki wahana bianglala ini tentu saja akan meninggalkan kesan romantis bagi pasangan yang menghabiskan waktu di sana. Karena itu, siang ini Justin mengajak Hannah untuk menaikinya bersama.
Hannah mengitarkan pandangannya ke sekitar taman hiburan yang tak hanya menyediakan bianglala yang keren itu. Hannah bisa melihat masih ada wahana lain, seperti roller coaster, bungydome, Frolicking, dan puluhan wahana lainnya. Walaupun hannah tidak mengingat ingatakan masa kecilnya dengan sangat jelas, tapi ia tahu saat terakhir kali ia menghabiskan waktu di taman hiburan adalah saat ayahnya masih hidup di dunia ini. Setelah saat itu, Hannah tidak bisa datang ke taman hiburan lagi.
"Mana yang ingin kau naiki dulu?" tanya Justin kemudian.
"Hm, tunggu. Bisakah kita beli es krim di sana dulu?"
Justin menoleh pada sebuah toko eskrim kecil yang ditunjuk oleh Hannah. Kemudian ia menganggukkan kepalanya dengan sama senangnya seperti Hannah. Setelah mengantre, akhirnya justin membeli dua eskrim cone rasa anggur untuk Hanah, dan coklat untuk dirinya sendiri. Jika sebelumnya justin selalu mengatakan ia gemas pada sikap hannah ini, kali ini Hannah benar-benar terlihat lebih menggemaskan dari sebelumnya. Seperti saat gadis itu menerima eskrim dengan rasa kesukaannya, sampai saat ia memakannya dengan jejak eskrim yang belepotan di sudut bibirnya.
"Makanlah pelan-pelan, Hannah. Kau bisa mengotori bajumu nanti." kekeh Justin seraya mengusap sudut bibir Hannah.
Hannah tersenyum menggemaskan dengan menyipitkan kedua matanya. "Cobalah eskrimku. Kau akan tahu kenapa aku memakannya seperti ini." kemudian, Hannah menyodorkan eskrimnya pada Justin.
Justin mengangkat kedua alisnya, namun sesaat itu juga ia memiliki ide 'gila' yang terlintas di pikirannya. Justin kemudian menggelengkan kepalanya pelan seraya menyodorkan kembali eskrim milik Hannah itu pada bibir gadis itu.
Hal tak terduga yang tidak pernah Hannah pikirkan saat itu juga adalah ketika Justin menolak mencoba eskrim miliknya, namun ia justru menyodorkannya kembali padanya. Namun, hal yang mengejutkan adalah ketika pria itu justru 'mencicipi' rasa eskrim milik Hannah lewat ciuman bibir yang tiba-tiba. Ah, lebih tepatnya bukan sekedar ciuman. Lumatan kecil yang Justin berikan demi 'mencicipi' rasa eskrim Hannah membuat gelenyar aneh di tubuh Hannah muncul.
Menjauhkan kepalanya perlahan, Justin menunjukkan senyum tak berdosanya. Seolah itu adalah hal umum yang bisa dilakukan di depan publik. Kalau dipikirkan kembali, memang itu adalah hal biasa, namun Hannah yang tidak memikirkan hal itu akan terjadi, tentu saja akan berpikir ini adalah khas 'romantisme yang liar' sejauh ini.
Kedua pipi Hannah benar-benar memerah saat ini. Bahkan, Justin bisa melihatnya dengan jelas. Hannah sendiri hanya terdiam masih memikirkan bagaimana lumatan itu masih meninggalkan jejak di setiap inci bibirnya. Membuatnya tak sadar jika eskrimnya sudah meleleh dengan cepat dan mengenai jemarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty for the BEAST (ON GOING)
Romance#The Heirs Series (3rd) Pria yang diinginkan setiap wanita, namun tak tersentuh. Penghianatan mendalam yang mengubahnya menjadi seorang pria tanpa perasaan. Dingin bagai es yang tak mampu dilelehkan lagi. Dunianya berbeda dengan orang lain, ia hidup...