CHAPTER 45 | FEELING THE PAIN

296 31 0
                                    

18TH June

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


18TH June.

Hannah terbangun dari tidur panjangnya, kemudian merasakan sebuah tangan yang melingkar di lengan tangannya. Begitu membuka matanya lebar-lebar, ia juga bisa melihat kulit dada yang bahkan hampir menyentuh ujung hidungnya. Hanah terkejut hingga ia berusaha menggerakkan tubuhnya menjauh dengan spontan.

Merasakan pergerakan seseorang, Justin pun membuka kedua matanya dan terbangun dengan tenang. Begitu kedua matanya terbuka lebar, ia terdiam dengan sama-sama beradu pandang dengan kedua mata Hannah yang turut terdiam dengan kedua alisnya yang mengerut.

Namun, tiba-tiba saja Hannah menampakkan raut wajah ketakutannya, bersamaan dengan tubuhnya yang semakin menjauhi Justin. Membuat justin kembali berpikir apa yang sudah terjadi pada Hannah.

Justin mencekal pergelangan hannah dengan tiba-tiba sebelum Hannah menjauh. "Jujurlah padaku. Apa yang sudah pria itu lakukan sampai kau seperti ini?"

Mendengar pertanyaan justin yang terdengar datar dan lugas membuat hannah kembali meringsut. Tak hanya itu, tubuh hannah kembali menggigil ketakutan, membuat justin harus menindih tubuh hannah dengan terpaksa untuk mengunci pergerakan tubuh Hannah, kemudian mencengkeram kedua tangan hannah dengan kuat.

"Look at me! Hannah, look at me!" bentak Justin tanpa sadar karena hannah yang masih tidak kunjung diam.

Karena bentakan justin yang membuatnya terkesiap, hannah langsung kembali terdiam. Napas keduanya tampak terengah-engah. Namun, justin bisa melihat hannah yang terlihat ingin menangis. Karena itu, justin kembali menenangkan dirinya sendiri supaya tidak membuat Hannah bingung dan ketakutan.

"Katakan padaku, Hannah." justin kembali bersuara. Kali ini, suaranya lebih tenang dan lembut. "Apa yang sudah pria itu lakukan padamu sampai kau seperti ini, hm?"

Hannah tampak masih ragu untuk menjawab pertanyaan justin yang terdengar sangat frustrasi itu. Bukannya menenangkan dirinya, hannah benar-benar menangis saat itu juga.

Melihat hannah yang menangis tanpa ia ketahui alasannya, justin kemudian melepas cekalan tangannya pada kedua tangan hannah kemudian beralih duduk di tepi ranjang.

Sementara itu, hannah masih terisak. Menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Justin sendiri, entah kenapa, ia merasa perlu duduk untuk beberapa lama disini dan menemani hannah.

"Dia.... dia sudah..... menyentuhku...."

Walaupun hannah bersuara di tengah isak tangisnya, suara hannah tentu saja masih terdengar jelas dengan justin yang masih duduk di samping hannah. Bahkan, sebenarnya, hannah sendiri juga berusaha untuk mengatakannya sejelas mungkin. Dan benar saja, hal yang tidak ingin didengar Justin, justru hannah mengatakannya tepat di depannya saat ini. Dengan kondisinya yang masih bisa dibilang kacau dan memprihatinkan.

Justin terlihat cukup terkejut. Rasa bersalah karena sudah menyentuh hannah dan memaksa hannah untuk menjawab pertanyaannya dengan cara paksaan yang tidak seharusnya ia lakukan. Amarahnya juga tak luput meninggi seiringan dengan suara tangisan hannah yang terdengar pilu.

Beauty for the BEAST (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang